Dekorasi Kelas

423 62 9
                                    

Keesokan paginya, Levi merasakan ada sebuah benda yang melingkari pinggangnya, ia mencoba menyingkirkan benda itu namun benda tersebut malah semakin erat melingkar di pinggangnya.

Levi menoleh ke sisi lain dan ia terkejut mendapati wajah tenang Erwin yang masih tertidur pulas, pria itu mengeluarkan dengkuran kecil dan wajahnya tampak cerah disinari mentari pagi yang masuk melewati celah-celah jendela.

Levi memperhatikan wajah Erwin yang sangat tampan, meskipun ia berani bertaruh bahwa wajahnya lebih tampan dari pada Erwin.

Ia tidak pernah setertarik ini kepada perempuan manapun, atau lelaki manapun, Erwin benar-benar telah membuatnya jatuh kedalam cinta yang sangat indah, setiap bersamanya, Levi merasa kalau dirinya memiliki segalanya, Erwin adalah seseorang yang paling sempurna yang ia miliki dihidupnya.

Jika saja Erwin terlahir sebagai perempuan, Levi pasti akan menjadi seorang pria yang mampu memimpinnya, namun sebenarnya itu tak masalah, ia juga masih bisa menjadi pemimpin walau Erwin seorang pria.

"Saat menikah nanti, aku yang akan menjadi suamimu, dan kau yang akan menjadi istriku" gumam Levi, dengan seringai lebar di bibirnya.

Erwin yang sudah terbangun sedari tadi langsung membuka matanya dan mengernyit.

"Mana bisa begitu, saat menikah nanti, kamu yang akan menjadi istri saya"

Levi yang mendengar suara Erwin langsung ikut mengerutkan dahi. "Tidak, aku yang akan menjadi suamimu"

"Saya yang akan menjadi suami kamu" balas Erwin tak mau kalah.

Levi juga tak mau kalah. "Erwin Ackerman, itu lebih baik bukan?" Tanyanya dengan seringai aneh yang menyebalkan.

Erwin ikut menyeringai dan mendekatkan wajahnya pada wajah Levi. "Levi Smith, itu yang lebih baik"

Levi kembali menampar pipi Erwin. "Tidak, Erwin Ackerman!"

"Levi Smith!"

"Erwin Ackermaaan!"

"Levi Smiiithh!"

Levi mencengkram erat kerah baju Erwin. "Aku tidak akan membiarkan mu memimpin, pokoknya kau harus menyandang nama belakangku"

Erwin mendengus. "Coba saja kalau bisa, yang ada kamu yang akan menyandang nama belakang saya.."

Keduanya saling bertatapan tajam seolah mengibarkan bendera perang, namun setelah beberapa menit saling bertatapan dengan wajah sangar, keduanya langsung tertawa terbahak.

"Aku serius Erwin, kau yang menjadi istriku" ucap Levi sambil melepaskan cengkraman tangannya pada kerah baju Erwin.

Erwin mengedikan bahunya. "Saya juga serius, kamu yang akan menjadi istri saya"

Keduanya kembali menatap dengan tatapan tajam, namun keduanya langsung memalingkan wajah.

"Sebaiknya saya langsung kembali ke kamar, saya harus mandi" ucap Erwin, yang langsung bangkit dan mendudukkan dirinya.

"Mau kembali sekarang?" Tanya Levi yang tampak cemberut.

"Kita kan mau mendekorasi kelas untuk acara Minggu depan, kita harus menjadi kelas terunik dari kelas lain" ucap Erwin. "Kamu juga sebaiknya mandi, bantu teman-teman kamu mendekorasi kelas"

Levi menghela nafasnya, lalu ia mengulurkan tangannya pada Erwin, meminta bantuan untuk dibangunkan, Erwin berdiri dan langsung membantu Levi bangkit dari tidurnya.

"Cepat ke kamar mandi" ucap Erwin, yang langsung mengambilkan baju olahraga Levi didalam lemari.

"Eh? Kenapa memakai pakaian olahraga?" Tanya Levi.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now