Interogasi

645 98 9
                                    

Semuanya sudah berkumpul di ruangan kepala sekolah seperti yang diharapkan oleh Erwin.

Mike membawa Levi, Petra dan Eld, seperti yang diminta Erwin, sedangkan Armin berada di ruangannya bersama Nanaba yang diminta Erwin untuk menenangkan anak tersebut, kebetulan Nanaba adalah wali kelasnya Armin.

"Duduk" tegas Erwin, membuat ketiga anak tersebut langsung menurut.

Petra dan Eld awalnya bersikap biasa saja saat Mike memanggil keduanya kemari, namun saat melihat banyak guru yang ada disana, serta Levi yang ikut serta, keduanya tiba-tiba menjadi panik dan berkeringat, seolah takut kalau sesuatu yang buruk akan menimpa mereka.

"Apakah di sekolah ini kalian pernah di ajari kejujuran?" Tanya Erwin, sedangkan guru yang lain menyimak nya karena ketiga murid yang kini di interogasi Erwin adalah anak muridnya, atau bisa dibilang Erwin adalah wali kelas dari mereka bertiga.

Ketiganya langsung mengangguk tanpa menjawab sepatah katapun, lalu Erwin melanjutkan. "Apakah kalian pernah menerapkan kejujuran didalam diri kalian?" Tanya Erwin lagi.

Lalu ketiganya mengangguk lagi.

Erwin menaikan sebelah alisnya. "Saya tidak percaya bagaimana bisa kalian mengaku bahwa kalian menerapkan kejujuran di diri kalian, sementara dengan hanya menjawab pertanyaan saya, kalian masih berbohong"

Levi kebingungan, apa salahnya kali ini? Sedangkan Petra dan Eld sudah merasa mual dan ingin lari dari tempat itu.

"Sekali lagi saya tanya, apa kalian benar-benar menerapkan kejujuran didalam diri kalian?" Tanya Erwin, nadanya sedikit lebih tinggi dari sebelumnya.

Kali ini tidak ada yang mengangguk ataupun menggeleng, semuanya terdiam tanpa bersuara.

"Kenapa diam? Bukankah tadi kalian mengangguk karena sudah menerapkan kejujuran didalam diri kalian? Saya hanya bertanya untuk memastikannya sekali lagi" ucap Erwin.

"Langsung ke intinya saja" ucap Mike kesal, namun ia langsung ikut tersentak saat Erwin menatapnya dengan tatapan dingin yang menusuk, sehingga membuat Mike langsung menutup mulutnya rapat-rapat.

"Sekali lagi saya tanya, apa kalian sudah menerapkan kejujuran didalam diri kalian?!" Tanyanya.

"Ya!"
"Tidak!"
"Ya!"

Ada satu anak yang menjawab dengan jawaban berbeda, Erwin kembali menaikkan sebelah alisnya.

"Siapa tadi yang menjawab tidak?" Tanyanya, namun tak ada satu orangpun yang menjawab, ia jadi sedikit emosi lalu dengan kesal kembali bertanya.

"Siapa tadi yang menjawab tidak?!" Bentak Erwin.

Seketika ketiga anak itu kembali terdiam tegang.

"Siapa?" Erwin langsung menurunkan nada bicaranya ketika mengetahui bahwa ia terlalu keras. "Saya tidak akan marah, karena orang yang mengatakan tidak barusan, ia sudah mulai bisa menerapkan kejujurannya" ujarnya.

Butuh waktu lima menit untuk ia menunggu, hingga akhirnya Eld mengangkat tangannya dengan gemetar, sementara Petra terbelalak dibuatnya.

"Apa yang kau lakukan?" Bisik Petra, namun tampaknya Eld tidak mau mendengarkan sepatah katapun dari mulut Petra.

Erwin langsung menatap Eld ganas. "Eld, kamu yang menjawab tidak?"

Eld menelan ludahnya sendiri sebelum akhirnya mengangguk pelan.

Erwin menaikan satu alisnya. "Mengapa kamu menjawab seperti itu? Apa kamu sedang menyembunyikan sesuatu dan berbohong pada kami?" Tanya Erwin, meskipun nadanya terdengar sangat dingin, namun ia tidak meninggikan suaranya, ia masih ingin terdengar lembut meski hatinya tengah marah.

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now