Guru Dan Murid Yang Berhasil

261 40 0
                                    

Setelah beberapa hari berlalu, festival di mulai, namun Erwin tidak menemukan kekompakan yang dapat ia lihat dari anak-anak klub, ia pikir bisa mempersatukan mereka seperti anak-anak grafika dan menjadikan mereka teman, namun sayangnya anak-anak itu tidak bisa di ajak kerja sama.

Para gadis terus menggoda Erwin, laki-laki terus bertengkar satu sama lain, Dieter yang terus-menerus memohon untuk menjadikan dirinya yang kedua dan Levi yang semakin tak betah berada di klub, setelah Erwin pulang nanti, ia bersumpah akan meninggalkan klub terkutuk itu.

Satu minggu berlalu setelah festival klub di mulai, mereka memiliki peminat seperti biasanya, Mr Hugo juga sudah kembali dari cuti nya, Erwin bisa berhenti dan beberapa hari lagi ia juga akan pulang ke Jepang, dan malam ini, Levi terus memeluk Erwin dan menangis karena tiga hari lagi ia akan segera berpisah dengan kekasihnya untuk yang kedua kalinya, ia tak bisa menjalani harinya tanpa Erwin.

Erwin mengusap surai hitam Levi ketika pria kecil itu terus menangis di atas pangkuannya, lalu ia berucap. "Levi.. sebentar lagi kamu akan lulus kan? Fokuslah pada kuliah mu, setelah itu kamu bisa menyusul saya ke Jepang.." Erwin terus memberi nya kata-kata yang menenangkan, namun tampaknya itu tidak mempan sama sekali.

"Tidak bisa kah kau tinggal lebih lama lagi?" Ini adalah permohonan Levi yang kesekian kalinya, namun Erwin tetap menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak bisa meninggalkan tugas saya sebagai kepala sekolah Levi, saya mohon biarkan saya pergi.."

Levi memeluknya semakin erat, ia tidak ingin kehilangan Erwin lagi, ia tidak ingin melihat pria itu yang berubah, karena ia yakin kalau Erwin akan kembali bersikap cuek padanya, Levi ingat bahwa pria itu tak terlalu suka saat mengobrol di media sosial.

"Tinggal lah.." mohon nya, namun Erwin kembali menggelengkan kepalanya, membuat Levi menjadi sangat kesal lalu ia beranjak dari atas tubuh Erwin.

"Mau kemana?" Tanya Erwin, yang langsung bangkit saat Levi berjalan ke luar pintu kamar, namun sayangnya Levi tidak menjawab dan hanya membuka pintu lalu keluar, Erwin segera beranjak dari tempat tidur nya lalu berlari ke arah pintu kamar untuk mengejar Levi.

"Levi, ini sudah malam, kamu akan di hukum jika ketahuan dosen" tegur Erwin, namun sepertinya itu tidak di hiraukan Levi, pria kecil itu terus berjalan cepat meninggalkan pria pirang tersebut, membuat Erwin harus mempercepat langkahnya ketika Levi mulai berlari dari nya.

"Levi, saya punya banyak urusan di Jepang, saya pergi bukan karena saya ingin, saya juga tidak mau meninggalkan kamu di sini" Erwin berbicara sambil berjalan dan mencoba meraih lengan Levi, namun Levi masih tidak menghiraukan nya dan berjalan cepat menuju sebuah tangga.

"Levi, kamu dengar saya?" Erwin berlari di tangga yang lumayan tinggi, ia sedikit kelelahan karena Levi terus naik kesana.

"Levi, sebentar lagi kamu akan masuk semester terakhir kan? Setelah menyelesaikan kuliahmu, kamu bisa pulang dan menemui saya lagi, jadi jangan marah seperti ini, kita hanya akan berpisah sebentar"

Levi masih terus naik dan naik.

"Saya tidak akan mengabaikan mu di internet, saya akan selalu menjawab pesan-pesan kamu, saya berja—LEVI!"

Erwin terkejut ketika Levi tiba-tiba tersandung anak tangga, pria kecil hendak terjatuh ke bawah namun Erwin dengan sigap langsung menangkap tubuhnya, menahan kedua bahu Levi lalu memeluknya dengan erat.

"Hati-hati.." lirih pria pirang itu, saat Levi hendak bergerak, Erwin mempererat pelukannya seolah tak akan membiarkan Levi pergi dari dekapan nya.

"Saya janji akan selalu membalas pesan-pesan mu, setiap hari, kali ini saya tidak akan berbohong lagi.."

Lukisan Terakhir [ ERURI ] ✔️Where stories live. Discover now