Alvaro-Arsen (Part 1 of 2)

1K 204 20
                                    

Malam begitu tenang, rembulan bersembunyi di balik awan. Semua orang terlelap dan beberapa masih terjaga untuk menjalankan tugasnya. Kediaman Alvaro pun tenang dan hanya beberapa orang saja yang masih terjaga. Seisi rumah besar itu tengah berada di alam mimpi, walau satu orang nampak tidur dengan gelisah. Wajah tampannya penuh dengan keringat walau kamar itu sudah dingin oleh pendingin ruangan. Keningnya juga berkerut dan sesekali ia mengerang kecil.

"Kak... Kakak..." Panggilan itu membuatnya terbangun dengan sedikit terlonjak.

"Aira..." Panggilnya.

Dia memeluk sosok yang membangunkannya dengan erat. Sosok itu istrinya. Orang yang menariknya dari mimpi menyeramkan yang dia lihat.

"Kakak kenapa?" Tanya sang istri.

Dia menggelengkan kepalanya. Tidak berniat memberitahu sang istri.

"Maaf membuatmu terbangun, sayang. Kamu tidur lagi saja," Ujarnya.

"Lalu kakak?"

"Aku mau keluar dulu saja,"

Sang istri hanya bisa mengangguk. Dia pun keluar dari kamarnya dengan perlahan. Takut membangunkan bayi kecil yang sedang bermimpi indah di dalam box bayi.

"Hhh..." Dia menghela kecil.

Kakinya berjalan menyusuri lorong dan akhirnya berhenti di depan pintu kamar sang ayah. Tangannya terulur hendak mengetuk pintu di depannya namun, keraguan melanda dirinya.

"Papi pasti sudah tidur. Besok saja aku kesini lagi," Gumamnya.

Kakinya hendak beranjak ketika pintu kayu itu terbuka. Dia terkejut, kedua matanya terbuka lebar. Kekehan kecil itu dia dengar sebelum bahunya ditepuk pelan.

"Kenapa malah pergi? Masuklah,"

"Arsen pikir papi sudah tidur,"

Alvaro tersenyum pada putra bungsunya itu. Alvaro tidak benar-benar terlelap sebenarnya. Dia masih melihat beberapa album foto keluarganya saat telinganya mendengar gumaman Arsen sang putra dari balik pintu.

"Tidak. Belum, papi belum tidur. Papi belum mengantuk. Kamu mau menemani papi?"

Arsen mengangguk kecil dan masuk ke dalam kamar sang ayah. Arsen melihat lampu kamar ayahnya memang sudah dipadamkan. Hanya lampu tidur yang masih menyala. Alvaro duduk di atas ranjang dan Arsen tanpa ragu ikut naik ke atas ranjang sang ayah.

"Apa yang membuatmu masih terjaga sampai jam segini, dek?" Tanya Alvaro.

"Arsen tadi sudah tidur, pi. Hanya saja mimpi Arsen membangunkan Arsen,"

Alvaro mengangguk kecil.

"Mau papi menepuk punggungmu seperti saat kamu masih kecil?"

"Pi..."

Alvaro terkekeh kecil dia mengusap rambut Arsen dengan perlahan. Alvaro akhirnya mematikan lampu tidur di nakas dan dia merebahkan badannya.

"Mau bercerita pada papi?"

"Arsen tidak tahu harus bercerita apa,"

"Apa saja, dek. Ceritakan saja apa yang ingin kamu ceritakan. Siapa tahu dengan begitu kamu bisa tertidur,"

Arsen diam. Dia menatap langit-langit kamar ayahnya. Memikirkan apa yang harus dia katakan pada sang ayah.

"Dek,"

"Iya?"

"Papi mau tanya,"

"Tanya apa, pi?"

"Alasan kamu mengambil Zack,"

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang