Sebuah Tatapan

1K 206 4
                                    

"Uncle Xeon!!"

Arsen hanya bisa menggelengkan kepala kala kedua putranya berlari cepat ke arah Axeon yang tengah berdiri di depan pintu utama mansion Kenneth. Kedua anak itu seperti sedang berlomba lari. Arsen menoleh ke arah Naira saat matanya melihat Zachary berada dalam gendongan Axeon.

"Aira... Santai sedikit. Kalau kamu seperti itu, nanti yang ada mereka akan semakin curiga," Ucap Arsen menenangkan.

Ibu jari tangan kanan Arsen mengusap pelan punggung tangan kiri Naira yang ada dalam genggamannya. Naira mengangguk kecil. Arsen dan Naira berjalan mendekati Axeon dan kedua anak mereka.

"Mana Vincent?" Tanya Axeon.

"Berangkat bersama kak Arman," Jawab Arsen sekenanya.

Arsen mengulurkan tangannya saat Zachary melepaskan pegangannya dari bahu Axeon dan mencondongkan badan ke arahnya. Arsen menggendong Zachary ke dalam pelukannya. Zachary bahkan langsung memeluk erat leher Arsen dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Arsen.

"Aku pikir kalian akan datang bersama-sama. Ternyata kalian datang terpisah. Baiklah, ayo, masuk dulu!"

Arsen melangkah masuk ke dalam. Xaferius sudah berada dalam gendongan Naira saat mereka mulai memasuki mansion besar milik keluarga Kenneth itu. Sebenarnya dari pada disebut mansion, tempat yang sedang Arsen dan Naira pijaki ini lebih cocok disebut kastil. Saat Arsen masuk beberapa pelayan menyambut mereka. Barang-barang bawaan Arsen dan Naira pun sudah dibawa ke kamar yang nantinya akan mereka tempati.

"Baiklah, dimana kamar anak-anakku?" Tanya Arsen.

Axeon meminta para pelayan menunjukan kamar milik Zachary dan Xaferius. Saat Arsen mengantar kedua anaknya Arsen cukup dibuat terkejut dengan luas kamar di mansion itu.

"Xafe... Kamu mau tidur dengan Vincent atau sendiri?"

Xaferius berpikir sejenak. Melepaskan pelukannya dan menatap ke sekeliling kamar.

"Dengan Vincent," Ujar Xaferius.

Arsen mengangguk. Dia memberitahu para pelayan untuk membiarkan Vincent tidur dengan Xaferius selama mereka menetap di mansion Kenneth. Setelah memastikan Xaferius terlelap dan dijaga dengan baik oleh Nanda, salah satu bodyguard sang putra. Arsen beranjak menuju ke kamar yang nantinya akan dipakai oleh Zachary. Arsen mendudukan Zachary di atas ranjang saat mereka sampai.

"Zack, tidak apa, kan kalau kamu tidur sendiri?" Tanya Arsen.

Zachary menelisik sebelum mengangguk.

"Ada om Rangga di depan, kan?" Tanya Zachary dan kali ini Arsen yang mengangguk.

"Ada dua pelayan dan satu bodyguard tambahan di depan. Kalau kamu butuh sesuatu panggil saja mereka," Ujar Arsen.

Zachary mengangguk. Arsen mencium kening Zachary dan beranjak keluar bersama Naira. Arsen dan Naira di bawa ke kamar lain yang memang sudah disiapkan untuk mereka.

"Selamat beristirahat tuan, nyonya," Ucap sang pelayan.

Arsen dan Naira duduk di sofa yang ada di kamar itu. Dalam hati mereka berdua masih cukup terkejut kala melihat perbedaan yang nampak pada kamar kedua putranya barusan. Kamar Xaferius memang besar namun, kamar itu jika dibandingkan dengan kamar Zachary jelas lebih besar milik Zachary. Belum lagi, tadi Arsen sempat melihat tangan Axeon yang sedikit terkepal saat Zachary berpindah dari gendongan Axeon ke gendongannya.

"Kak... Kak Axeon tidak akan menyadari kalau Zachary putranya, kan?" Tanya Naira.

"Semoga saja tidak,"

[DS #3] Save Me Hurt MeWhere stories live. Discover now