OTW to Germany

1.2K 197 12
                                    

"Permisi..."

Suara tegas itu terdengar diiringi dengan suara ketukan pada pintu berawarna putih dari sebuah ruangan. Orang-orang di dalam ruangan itu menoleh ke asal suara. Seseorang di dalam ruangan itu tersenyum cerah.

"Ada perlu apa ya pak?"

"Maaf, bu. Saya mau minta izin. Saya ingin membawa pulang Zachary lebih cepat. Ada urusan keluarga. Kemungkinan juga Zachary akan izin untuk hari senin dan selasa,"

Perempuan berusia empat puluhan itu tersenyum ramah. Dia segera berbalik dan memanggil Zachary.

"Zachary, sini nak. Ini dijemput sama papa-nya,"

Zachary segera merapikan alat tulisnya. Dia kemudian pamit pada beberapa temannya sebelum berjalan menghampiri Arsen yang menjemputnya. Ibu wali kelasnya masih tersenyum pada Zachary.

"Zachary, jangan lupa tanya tugas dari sekolah ke teman nanti, ya. Atau Zachary bira bilang ke mama untuk mengirim pesan ke ibu. Nanti ibu akan beritahu kalau ada ulangan dan tugas rumah," Ujar sang wali kelas.

"Siap, bu. Nanti Zack beritahu mama. Zack pulang dulu ibu guru. Sampai ketemu hari rabu," Ujar Zachary.

"Terima kasih, bu. Saya permisi," Ujar Arsen.

Arsen menggandeng tangan Zachary. Mereka berjalan menuruni tangga di koridor sekolah dan saat itu mereka melihat Naira juga si kembar sudah berdiri di koridor bawah. Menyusul pula sepupu-sepupu Zachary yang juga dijemput oleh orang tua mereka.

"Pa... Kita mau kemana?" Tanya Zachary.

"Mau ke Jerman. Aunty Lotta mau menikah. Kita diundang, jadi, kita semua akan berangkat sekitar satu jam lagi. Karena itu, papa menjemput kamu dan adik-adik,"

Zachary mengangguk. Dia memang pernah bertemu dengan pamannya yang berasal dari Jerman. Tapi, untuk bibinya, dia belum pernah bertemu langsung dengan sang bibi. Zachary berlari ke arah kedua adiknya dan mereka berjalan bersama sambil sesekali bercanda dengan para sepupunya. Sampai mereka harus dipisah karena memasuki mobil milik orang tua mereka masing-masing.

Mobil milik keluarga Dimitra itu melaju meninggalkan area sekolah. Perjalanan siang itu tidak terlalu ramai. Hanya ada beberapa mobil yang lalu lalang. Arsen dan kedua kakaknya baru saja menghadiri rapat orang tua. Mereka mengikuti rapat dan setelahnya menjemput anak mereka masing-masing untuk dibawa pulang.

"Pa... Jadi, apa Zack akan sekolah full day?" Tanya Zachary.

"Belum dipastikan. Menurut kepala sekolahmu tadi, akan ada masa uji coba selama satu minggu. Yang artinya, saat kamu masuk di hari rabu nanti, kamu sudah menjalani sekolah full day,"

"Yah..."

Arsen hanya diam dan tersenyum memaklumi. Memang saat rapat tadi banyak orang tua murid yang menentang gagasan sekolah full day itu. Arsen sempat mengira para orang tua akan menyetujui gagasan itu ternyata malah kebalikannya. Jujur saja, Arsen terkejut tadi. Sisa perjalanan mereka diisi oleh candaan kecil lantaran anak-anaknya saling menggoda satu sama lain.

"Loh? Kita langsung ke bandara, pa?" Tanya Vincent.

Anak yang sangat ceria itu nampak antusias saat melihat mobil mereka memasuki area bandara. Bahkan saat mobil mereka berhenti Vincent langsung bersemangat untuk turun. Vincent yang tidak bisa diam itu sudah berlari ke arah Albern sang kakak sepupu. Dia bahkan meminta untuk ikut di pesawat pribadi sang paman.

Melihat Vincent yang merengeki pamannya, Arsen langsung menghampiri Vincent.

"Vincent... Jangan begitu! Om Arman kerepotan nanti," Ujar Arsen.

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang