Alvaro-Arsen (Part 2 of 2)

1.1K 174 7
                                    

"Dek... Kamu benar-benar... Papi tidak habis pikir denganmu. Pantas saja kamu memiliki toleransi yang lumayan tinggi pada beberapa Alkohol,"

Arsen hanya bisa terkekeh kecil.

"Apalagi yang kamu minum tanpa papi tahu?"

"Whiskey,"

"Yang mana pula yang kamu minum?"

"The Macallan,"

Alvaro mengingat-ingat saat dimana dia pernah meminum minuman itu. Dan Alvaro mengingat dia saat itu membuka The Macallan Valerio Adami 1926. Minuman itu Alvaro beli dari lelang seperti wine yang Arsen habiskan itu.

"Papi tidak akan terkejut lagi kalau kamu bilang kami pernah meminum gin di rak itu juga,"

Arsen hanya tersenyum dan Alvaro benar-benar dibuat terperangah dengan pengakuan putranya ini.

"Ada lagi pi..."

Alvaro mulai merasa tidak siap mendengar pengakuan dosa dari Arsen.

"Arsen mau minta maaf pada papi karena, Arsen pernah ikut tawuran satu kali,"

Alvaro langsung menghela berat. Tidak menyangka putra bungsunya pernah ikut dalam tawuran dan dia tidak tahu.

"Apa saat itu papi dan Alesha sedang ke tempat tantemu?"

Arsen mengangguk.

"Dek..."

"Maaf pi..."

"Baik. Katakan apa lagi yang pernah kamu lakukan, hm? Biar papi dengarkan semuanya,"

"Tidak ada pi. Sudah itu saja,"

"Benar?"

"Benar... Sisanya hanya beberapa kenakalan kecil,"

"Seperti?"

"Lupa mengerjakan tugas dan Arsen dihukum jalan jongkok keliling lapangan senanyak sepuluh kali, yang pada akhirnya Arsen hanya menjalani tiga putaran lalu sisanya kak Arman yang melakukannya,"

Untuk yang satu itu Alvaro mengangguk paham. Itu hanya kelalaian kecil Arsen.

"Dan... Arsen pernah jatuh dari tangga rumah,"

Mata Alvaro melebar kaget.

"Papi juga sedang di tempat tante Alexis waktu itu. Arsen terburu-buru untuk turun ke bawah karena sudah kesiangan untuk sekolah. Arsen terpeleset dan jatuh. Kak Arman juga om Atnan serta semua pekerja di rumah panik saat melihat kening juga lutut Arsen berdarah,"

"Atnan tidak mengabari papi,"

"Arsen mengambil ponsel semua supir dan art di rumah sampai Arsen sembuh. Arsen takut mereka menghubungi papi,"

Alvaro mengangguk kecil dan mengulurkan tangannya kembali untuk mengusap rambut putranya.

"Ada satu hal yang harus Arsen beritahu pada papi. Bisa dibilang dari semua pengakuan dosa Arsen tadi, yang ini yang paling besar dan Arsen merasa Arsen sangat butuh maaf dari papi untuk yang satu ini,"

"Apa itu?" Tanya Alvaro dengan tangan yang masih mengusap rambut Arsen.

"Arsen minta maaf pada papi karena Arsen pernah berbohong pada papi,"

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang