Selamat Datang Kembali

5.6K 497 51
                                    

"Tolong suruh Xeon kesini," pinta Arman pada Naira.

Naira mengangguk. Dia melangkah ke arah Arsen. Xeon menyadari kedatangan Naira dan dia tersenyum.

"Kalian bertengkar?" Tanya Xeon.

Naira tidak menjawab. Xeon tersenyum padanya.

"Ah, sudahlah! Biar aku ke tempat sepupuku yang lain saja," ujarnya.

Naira kini dihadapkan pada Arsen yang sedang terduduk di salah satu kursi. Kursi tak jauh dari tempat Arsen duduk ada teman sekolahnya yang sudah babak belur. Naira jadi khawatir. Dia takut Arsen akan sama parahnya dengan temannya. Naira menyentuh bahu Arsen dan Arsen menepisnya.

"Menyingkir dariku jalang! Aku sudah punya istri!" Ujar Arsen.

Kedua sudut bibir Naira tertarik. Dia tidak menyangka Arsen akan menjawab demikian. Jadi, selama seminggu ini, kalau pun Arsen pergi ke club dan berujung mabuk seperti sekarang, dia tetap tidak akan membiarkan perempuan mana pun menyentuhnya.

Naira memilih berdiri di depan Arsen. Memang setelah menepisnya Arsen memutar sedikit kursi yang dia duduki agar dia bisa menghindari bertatap muka dengan Naira yang dia kira perempuan jalang. Tangan Naira terulur untuk memeluk leher Arsen.

Sempat memberontak karena kaget, kini Arsen malah terdiam kaku. Dia mengenali dengan sangat jelas sentuhan tangan juga wangi istrinya. Arsen membiarkan Naira mengusap punggung dan kepalanya dengan lembut.

"Kak... pulang yuk," ajak Naira.

Arsen masih diam. Dia bahkan menggeleng kecil sebagai jawaban.

"Kenapa tidak mau pulang?"

Arsen tidak menjawab. Dia hanya membiarkan Naira mengelus rambutnya.

"Yakin tidak mau pulang?"

Arsen mengangguk kecil.

"Ya sudah kalau kakak belum mau pulang. Naira tunggu kakak di rumah saja," ujar Naira.

Naira melepaskan pelukannya dan berbalik. Dia menunduk sedikit dan mengelus pelan perutnya.

"Baby ketemu papa-nya nanti saja, ya. Papa masih belum mau pulang, sayang," ujar Naira.

Naira bersiap pulang setelah menggumamkan hal itu. Baru juga mau melangkah, tangan Arsen sudah bertengger di perutnya. Tangan itu membuat Naira mundur selangkah. Jari jemari Arsen saling bertaut di depan perut Naira.

"Tadi..." tanya Arsen dengan suara serak.

"Tadi kamu bilang apa?" Tanya Arsen lagi.

Naira tersenyum kecil. Dia melepaskan tautan tangan Arsen dan membawa telapak tangan besar milik Arsen untuk mengusap-usap perutnya.

"Aku sih belum yakin sekali, tapi.... sepertinya ada baby disini," ujar Naira.

Arsen langsung membalik badan Naira untuk kembali menghadap ke arahnya.

"Ada baby? Disini?" Tanya Arsen sambil mengusap lagi perut Naira.

"Sepertinya sih... soalnya satu bulan ini aku belum kedatangan tamu bulanan," ujar Naira.

"Tadinya aku mau ajak kakak ke dokter kandungan. Tapi, kakak masih belum mau pulang..." sambungnya.

Naira tahu Arsen pasti akan pulang bersamanya hari ini.

"Aku pergi dengan kak Maura atau kak Natasha saja besok. Kakak kalau masih mau me-"

Ucapan Naira terhenti saat Arsen tiba-tiba berdiri. Tidak sampai disitu Arsen bahkan menggendongnya dan segera berjalan keluar.

[DS #3] Save Me Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang