· · ─────·•.˚🌊 ꒰,,◜𖤐 ⁾· ────── · ·
Disore hari, terlihat Ariel dan sang pangeran Erik sedang berkencan diatas perahu disebuah danau yang indah, mereka sangat menikmati momen itu sampai 2 belut dengan warna mata yang berbeda menenggelamkan perahu itu dan membawa Ariel kepada Ursula
Ursula terus memojokkan Raja Trinton yang ingin mengambil Ariel kembali dan merayu raja untuk membuat kontrak dengannya.
"Jadi.. apakah kita sepakat?"
✦ · · · · ──── · · · · ✦
"hanya perasaanku atau... mimpi ini terlalu mirip dengan kenyataan?" Lupi bergumam kemudian membuka kelopak matanya perlahan. Sesaat setelah irisnya terbuka Lupi langsung melihat pria dengan telinga singa itu didepan wajahnya persis. Karena sudah melihat pemandangan ini berulang kali ia menjadi terbiasa.
"hoamm rgg.. mrgnn..." Leona menguap dan membuka matanya perlahan "?!" tak seperti Lupi, sepertinya ia masih tak terbiasa dengan pemandangan ini.
"Selamat pagi" Lupi menyapa
"Sudah kubilang kau tidur dilantai!" Ia menggeram "Sudah kulakukan, dan saat aku bangun aku sudah ada dikasur. entah siapa yang membawaku" Lupi memutar matanya kesal "..."
'... aku yang melakukan itu.' - Leona
"Omong omong ini hari ketiga setelah perjanjian, jika kau gagal aku tak peduli, aku akan mengusirmu dari sini apapun alasannya." Ucapnya Ketus
"iya iya"
✦ · · · · ──── · · · · ✦
"MUSEUMNYA TUTUP?!?!" Ace dan yang lainnya berteriak melihat pintu Atlantica Memorial Museum itu tertutup rapat "Timing yang sangat buruk." Lupi menatap bangunan itu jemu
"Jujur saja ini timing yang terburuk." tambah Jack "aku setuju"
Sementara para murid kelas 1 itu frustasi dengan keadaan sekarang, Ace mempunyai ide "oh, bagaimana kalau aku memalingkan pandangan para penjaga itu semetara kalian menyelinap masuk dan mencuri fotonya?" tanyanya "ide bagus, tapi apa kau bisa?" Lupi tanya balik
YOU ARE READING
Twisted Wonderland: Ephemeral
FanfictionLupian Althena, Siswa SMA yang putus sekolah yang menjalani harinya dengan bekerja disebuah kedai kafe dekat apartemennya demi menghidupi dirinya sendiri yang notabene sebatang kara. ia selalu mengira bahwa hidupnya akan terus seperti itu sampai ia...