💀-56) Earth Phantom Titans

77 19 1
                                    

"Bantu aku... aku kedinginan..." Peneliti itu kembali merintih.

Rook yang mendengar suara itu dekat dengan salah satu kandang langsung menghampiri "Apakah Kau di dalam, Nona Peneliti?" Tanya Rook sambil mengetuk pintu dari kandang itu.

"Ya... Aku di sini... Tolong cepat... Tolong buka pintunya... Tolong!" Teriak wanita itu.

Vil mengeluarkan magical pennya "Tolong menjauh dari pintu dan berlindung sekarang!" Dengan cepat Vil langsung melelehkan pintu dari kandang itu dengan sihirnya.

Wanita berkacamata itu langsung dengan panik keluar dari kandang bahkan sampai tak sengaja menubruk Epel saking paniknya "Ah, akhirnya aku bebas!"

Iris biru Epel sontak melebar ketika melihat kandang yang Vil buka "Kandang ini penuh racun!"

"A-Aku bebas! AHAHAHA! HAHAHAHAHAHAHAHA!!!"

Vil menatap wanita itu serius "Mundur, Epel! Itu Phantom lain!"

"GIIIHHHH! Tepat ketika aku akhirnya merasakan kebebasan!" Rook dan Vil langsung membunuh phantom itu dengan sekejap, dan mayatnya meleleh menjadi tinta hitam, atau blot.

Epel terengah-engah menjauhi phantom itu kemudian menyadari sesuatu yang jatuh saat bersamaan ketika phantom itu dibunuh oleh Rook dan Vil "Itu menjatuhkan ID!"

"Phantom itu bisa memahami kita... Apakah hanya berpura-pura menjadi manusia untuk memikat kita?" Tebak Epel.

"Aku juga tidak tahu bahwa Phantom bisa berbicara." Lupi berkomentar.

"Kita memiliki ID, jadi ayo pergi dari sini." Ucap Vil mengingatkan, kemudian mereka kembali keluar dari Asylum dan melanjutkan menuruni tangga menuju Tartarus. Dimana udara dingin semakin menyergap mereka.

"Aku mungkin akan menjadi es jika kamu tidak membiarkanku meminjam seragam Kalian." Ujar Lupi.

Vil tersenyum simpul "Seragamnya terbuat dari bahan yang tebal, jadi kita harus baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir."

Kemudian Vil menghentikan langkahnya dan berbalik kearah Lupi menatapnya serius "Hilangkan wajah muram itu, dan Grim mungkin tidak ingin melihatmu. Perbaiki postur tubuhmu untuk membantu sirkulasi darahmu akan lebih baik." Ujarnya sambil menjitak Lupi

"Ow—!" Lupi reflek memegang kepalanya sambil menatal Vil kesal.

Vil hanya mengabaikan tatapan kesal dari Lupi sambil tersenyum "Kau Prefect Asrama Ramshackle kan? Jadi pertahankan."

Lupi ingin membalas perkataan Vil, tetapi alam berkata lain. Sebuah getaran yang kuat terasa oleh mereka semua yang membuat mereka panik "Gempa bumi?!"

"WHOA! Aku akan jatuh—"

Sebelum Epel benar-benar terjatuh Lupi memengang tangan dari Pria itu dan menariknya kearahnya "Perhatikan langkahmu, Epel." Lupi menatap pria itu dalam, tak sengaja sampai wajah Epel memerah akibat tubuh mereka yang terlalu dekat "M-maaf!"

"Tapi, ini bukan gempa, lihat." Lupi menunjuk sebuah monster dengan tubuh berbatu dan wajah blot yang baru saja muncul dari permukaan.

"Monster berbatu apa itu!?" Pekik Epel melihat monster itu ngeri "Mungkinkah itu Phantom of Antiquity!?" Vil berasumsi.

"Sesuai dengan deskripsi yang mereka ceritakan. Kemungkinan besar itu adalah Phantom dari batu padat, Phantom Titans - Bumi!" Rook berteriak.

Vil menatap monster itu dengan serius sambil mengeluarkan sihirnya "Gunakan es dan arahkan ke kakinya! Membuatnya kehilangan pijakan! HAH!"

Mantra es dari Vil seketika hancur ketika menyentuh bagian dari Titan itu.

Titan itu kembali mengaum "DIMANA KAMU—!?!? JUPITER!!!"

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now