💀-68) One Dreams

82 19 0
                                    

Sebuah Phantom tiba-tiba saja menjatuhkan dirinya dari langit-langit kemudian mulai mencoba menyerang Azul dan Riddle.

Azul yang berada didepan sontak langsung menghabisi phantom tersebut masih dengan ekspresi shocknya "B-baiklah... Penyergapan dari langit-langit adalah hal yang mengerikan untuk dialami." Ucapnya

"Aku berani mengatakan tendanganmu lebih mengejutkan daripada penyergapan Phantom!" Seru Riddle yang kesal "Aku hampir jatuh dari tangga!"

"Maafkan aku, insting gurita-ku mengambil alih, dan tanpa sadar aku menggunakan kakiku untuk memperingatkanmu." Jawab Azul dengan senyuman.

Riddle yang mengetahui itu adalah kebohongan hanya menghela nafas "Aku tahu Kau bohong... Kau meninggalkan jejak kaki yang besar di jubahku."

"Apakah Kau sering mengalami situasi berbahaya di bawah laut?" Tanya Riddle sambil mengganti topik "Siapa bilang... Kami memiliki predator yang lebih besar dan lebih banyak hewan beracun dibandingkan permukaan. Namun, mereka tidak terlalu menakutkan jika Kau tahu cara menghadapinya. Bahkan lebih meyakinkan ketika seseorang bisa menggunakan sihir." Jawab Azul.

Riddle menyilangkan tangannya "Sihir, huh... Umur berapa kamu mulai menggunakan sihir?" Tanyanya kembali.

"Jika kita berbicara tentang dasar-dasarnya, maka menurutku sekitar delapan tahun. Nenek dan ibuku sama-sama penyihir, jadi mereka mengajariku beberapa mantra mudah. Namun aku mulai belajar sihir dengan sungguh-sungguh ketika aku masuk sekolah menengah." Jawab Azul.

"Aku tidak tahu itu."

"Tolong jangan lihat aku seperti itu! Aku sangat sadar akan asuhan saya yang manja!" Serunya panik.

Riddle hanya terkejut dengan reaksi Azul "Apa!? Aku bahkan tidak mengkritikmu"

"Itu membebaniku dengan penyesalan karena mengabaikan studiku selain duduk-duduk dan makan sepanjang hari... Aku menghabiskan waktu bertahun-tahun tanpa melakukan apa-apa selain menjejali wajahku dan lupa belajar!" Azul berujar dengan raut sedih.

Riddle memalingkan padangannya "Kurasa itu layak untuk direnungkan, tapi..."

"Aku melakukan banyak hal dengan mendedikasikan diriku pada keahlianku, tapi... Sayangnya, itu tidak ada artinya dibandingkan dengan orang-orang yang telah mengerahkan upaya luar biasa sejak awal. Aku berharap bisa memulai lebih cepat" Ucap Azul lagi.

"Astaga, sungguh hal yang mengagumkan untuk dikatakan. Namun, jika Kau telah mengabdikan hidupmu hanya untuk belajar. Aku takut kamu tidak akan diberkahi dengan ambisi dan vitalitasku hari ini." Balas Riddle.

Azul hanya memiringkan kepalanya "Bolehkah aku menganggap itu sebagai pujian?"

Riddle menggeleng "Itu bukan penghinaan, tapi itu juga bukan pujian."

"Ambisi..." Azul terkekeh kemudian lanjut bergumam "Mungkin begitu. Kau mungkin berada di depanku untuk saat ini, tapi aku jamin, aku tidak berencana berjalan di belakangmu selamanya. Jika Kau lengah bahkan untuk sesaat, aku mungkin akan berhasil mengucapkan selamat wisuda."

Mendengar itu Riddle menggembungkan pipinya "Hmph, sayangnya untukmu, kata "menyerah" tidak ada dalam kamusku. Aku akan terus berdiri di puncak bahkan setelah lulus. Aku tidak berencana kalah darimu."

Azul terkekeh mendengar jawaban Riddle "Baiklah. Aku menantikan untuk melihat siapa di antara kita yang mendapat tawa terakhir. Kita tidak bisa mengatur ulang dunia pada kita sekarang, bukan?"

"Ah... Aku melihat pintu asylum di depan. Ini harus menjadi yang terakhir menurut peta." Ujar Riddle menunjuk pintu asylum.

✦ ·  ·  · ──── ·  ·  · ✦

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now