💀-70) Down The Abyss

79 19 0
                                    

"HAAAAAAAAAAHHHHH!!!!" Jamil dan Leona berteriak bersamaan dengan mereka yang mengeluarkan sihir yang kuat dari tombak petir itu dan membidik tepat kearah Ortho.

Ortho yang terkena tembakan itu terjatuh kembali dan sontak berteriak "WAAAAHHH!!!"

"ORTHO!" Pekik Idia panik kemudian menatap marah kearah Leona dan Jamil "Kaliam sampah! Itu sudah dua serangan! Tak termaafkan!" Teriaknya marah sampai api biru yang terkobar menjadi berwarna merah.

"Cih! Itu masih dangkal." Leone mendecih tak puas.

Sementara Jamil dibelakangnya mengusap keringatnya "Hah... Hah... Harusnya pukulan itu mereka mundur sedikit..."

Leona kemudian melihat magical pen-nya dan Jamil, itu sudah mengumpulkan cukup banyak blot "Kita sudah mengumpulkan banyak blot. Aku tidak tahu apakah itu karena racun Dunia Bawah atau karena blot yang menyebar di sekitar kita..."

Pria singa itu kembali menelpon Vil "Hei, kami mengundurkan diri di sini... Vil! Apakah kau mendengarku?"

"Oh, memang. Sepertinya gonggonganmu lebih buruk daripada gigitanmu kali ini." Sahur Vil.

"Hah, terus bicara. Jika aku mengambil semua waktu dalam sorotan, pamer tertentu yang saya tahu tidak akan terjadi biarkan aku mendengar akhir itu." Pria itu menyeringai.

Vil hanya tersenyum "Astaga, astaga. Terima kasih atas perhatianmu." Ucapnya sarkas.

"Selesai retouching belum?" Tanya Leona yang tahu bahwa Vil sedang membenarkan make-up nya.

"Memperbaiki lipstikku sudah cukup bagus, tetapi berkatmu, rambut saya terlihat sempurna demikian juga. Kami siap untuk memberikan final. Pergilah ke belakang panggung dan tunggu panggilan dari penyelamat sekarang, mengerti?" Tanya Vil.

Leona mengangguk "Mengerti."

✦ ·  ·  · ──── ·  ·  · ✦

Disisi lain, bisa terlihat Idia yang masih dalam keadaan Overblot menatap Ortho dengan khawatir "Ortho

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Disisi lain, bisa terlihat Idia yang masih dalam keadaan Overblot menatap Ortho dengan khawatir "Ortho... Ortho! Apa kamu baik baik saja?"

"Kakak... Y-ya, aku baik-baik saja. aku masih merasa sedikit pusing, jadi aku tidak bisa bergerak dengan baik..." Ortho berkata dengan lirih.

Idia menghela nafasnya "Tombak Petir... Selama ini, kupikir itu hanya hiasan, jadi itu benar-benar mengejutkanku."

"S.T.Y.X. lengan yang bisa aku kendalikan dengan baik, tapi sesuatu yang kuno berada di luar kemampuanku, maafkan aku. Tombak itu melampaui perhitunganku. Mereka bahkan berhasil memperkuatnya dengan menyalurkan energi magis mereka sendiri." Ucap Ortho.

"Cih... Inilah kenapa aku benci pemain!" Ujar Idia kesal.

"Yang harus kita lakukan adalah melawan mereka. Tidak apa-apa. Tubuhku super tanky. Plus, aku merasa tak terkalahkan dengan Kau di sisiku, Kakak." Ortho tersenyum.

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now