🐍-25) Scarabia Conclusion

264 51 8
                                    

"Ngh... dimana aku?" Jamil membuka matanya perlahan "Kukira kau sudah mati." Celetuk Lupi. Kemudian Azul menjitak kecil kepalanya sambil tersenyum "Tidak sopan, Althena."

"J...Jahbeel... WAAAHHH!!" Kalim melompat kearah Jamil yang baru saja bangun. "A-aku sangat senang kau masih hidup... shangat senang..." Ucapnya sambil terisak.

"Kenapa Kau selalu begitu dramatis..." Jamil menghela nafas "A...aku tidak pernah tahu betapa sengsaranya dirimu selama ini. S-selama ini...  Aku tidak pernah tahu seberapa banyak aku membuatmu menderita..."

"Y-ya, kau... agak brengsek. Tapi kau tetap orang yang membantuku sepanjang hidupku. Jadi mari kita berhenti. Kita dapat berhenti menahan karena status sosial kita!" Kalim menghapus air matanya dengan tisu.

Jamil memiringkan kepalanya heran "Uh... Apa?"

"Mulai hari ini, kita bisa menjadi rival yang bersaing dengan sungguh-sungguh untuk memperebutkan posisi nomor satu. Aku ingin kita setara... dan aku ingin kita berteman, Jamil." Kalim tersenyum sumringah.

"TIDAK. AKAN!" Jamil berteriak. Seisi ruangan tersentak mendengar teriakannya. "Uh kenapa aku tidak terkejut?" Lupi cemberut.

"Kau itu ceroboh, idiot, kikuk, menggelikan, sombong, kasar, anak kecil kaya yang dimanjakan! Siapa yang waras akan secara sukarela menjadi temanmu ?! Apa untungnya bagiku sekarang?! Tidak ada! Dan itulah yang aku inginkan—tidak ada hubungannya denganmu!" Jamil membentak "Apaaa?! Bagaimana Kau bisa mengatakan itu?!"

"Ini kepribadian aslinya?" Ucap Lupi "Dan apa yang salah dengan itu? Sebenarnya Aku lebih menyukai Jamil yang otentik." Azul tersenyum sambil membenarkan kacamatanya. "Kuakui, aku penasaran denganmu sejak kita masih siswa baru."

"Kau tau, aku pikir Kau akan lebih akrab dengan orang seperti aku daripada dengan Kalim. Bagaimana? Ingin pindah ke Octavinelle? Kau bisa bergabung dengan kami dan membuat nama untuk diri sendiri." Azul mengulurkan tangannya kepada Jamil sambil tersenyum.

Jamil menatapnya jijik kemudian menepis tangan itu "Tidak akan. Aku akan sangat puas tidak pernah berteman denganmu, Azul." Ucapnya ketus. "... Tidak akan ada lagi menahan diri untukku. Bukan melawan Kalim, atau kalian semua, atau siapa pun. Aku tidak pernah berkompetisi lagi."

"Uh... Yang lebih penting, apa kau ingin menjelaskan sesuatu Althena?" Semua mata kini terarah kearah Lupi.

"Apa?"

"Apa yang Kau maksud 'Heart of nature'?" Azul bertanya. "Apa itu unique magic-mu? Tetapi kenapa aku masih tidak bisa merasakan energi sihir darimu?!" Tambah Floyd yang diberi anggukan oleh yang lain.

"Aku tau kau bisa menggunakan sihir dengan energi yang sangat kecil sampai aku tak bisa merasakannya, tetapi apa mungkin unique magic tidak bisa terasakan olehku?" Jade bertanya.

Lupi pun menggelengkan kepalanya bingung "Aku pun tak tau pasti kenapa bisa begitu, dan sejauh ini hanya ada satu orang yang bisa merasakan sihirku..."

✦ ·  ·  ·  ·  ──── ·  ·  ·  · ✦


Bulan sudah muncul. Dimana seharusnya semua orang sudah tertidur di jam ini, tetapi kita masih bisa melihat Grim berlarian sambil mengendus sesuatu. "Batu hitam... Aku menciumnya diruangan ini... Aha!"

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now