💀-63) Winter Meeting

66 18 0
                                    

Vil menekan tombol mode hebat energi untuk tombak itu, berjaga-jaga jikalau benda itu akan kehabisan daya ditengah-tengah perjalanan "Nah, itu melegakan. Sepertinya mode hemat energi akan mempermudah kita." Vil tersenyum ketika berbicara dengan dirinya sendiri.

"Senior Vil, tolong biarkan aku menangani ini. Aku banyak membantu mengangkut kargo menggunakan sihir di rumah, jadi izinkanlah aku!" Epel berujar tiba-tiba.

"Astaga, ada apa dengan perubahan hati yang tiba-tiba, hm?" Tanya Vil

"Aku belum benar-benar berguna sejak kita tiba di asylum. Bahkan ketika melawan titan. Aku ingin membantu dengan tugas-tugas sepele, setidaknya..." Jawab Epel.

Vil dan Rook saling melihat satu sama lain sebelum Vil akhirnya membalas "Hm? Apakah ini cara halus untuk mengisyaratkan bahwa aku tidak cukup kuat untuk memikul beban sebanyak ini?" Vil bertanya kembali, kini dengan meledek sedikit.

"T-tidak! Aku tidak bermaksud seperti itu.... Aku ingin Kau menghemat energi untuk saat keadaan darurat yang sebenarnya terjadi, Senior Vil!" Seru Epel panik.

"Lupi dan aku tidak terlalu berguna dalam pertarungan, jadi... Aku ingin membantu kapanpun dan dimanapun aku bisa..." Tambahnya.

Lupi yang sedari tadi hanya memakan cemilan kini merasa namanya disebut kemudian menyahut "Huh? Aku tidak masalah seperti ini—" Lupi menghentikan perkataanya ketika Epel berbalik sambil menatapnya dengan tatapan marah.

Walau dimata Lupi, pria itu hanya menggembungkan pipinya gemas.

"Izinkan kami membantumu, Senior Vil."

Vil terkekeh melihat kelakuan mereka berdua "Sangat kontras dengan anak-anak yang selalu ingin berada di garis depan, aku berani mengatakan."

"Mengakui kelemahan seseorang juga merupakan bukti kekuatan sejati." Tambah Rook sambil tersenyum "Namun, Kalian tidak perlu khawatir tentang hal-hal seperti itu, Monsieur Cherry Apple, Trickster. Kalian membantu lebih dari yang dapat Kalian bayangkan."

Vil mengangguk "Dengarkan Rook. Aku lebih suka Kalian tidak melakukan apa pun selain menjadi lelah saat itu penting."

"Harus kukatakan, aku mengerti perasaan tulus ingin membantu setelah melihat Vil banyak menggendong. Ketika kami pertama kali mendaftar, banyak orang merasa perlu setiap kali mereka melihat Vil berbelanja di toko-toko terdekat. Siswa dari asrama lain juga hadir..." Rook mulai bercerita "Menarik orang banyak hanyalah salah satu bagian dari sifat Vil."

"Mereka hanya menawarkan karena saya seorang selebriti. Mereka akhirnya bosan." Vil berkomentar.

"Aku ngelantur. Sebagian besar siswa tidak tahu bagaimana mengikuti sikap tabahmu."

"Oh, lalu apakah pertemuan pertama Kalian melibatkan membantunya dengan barang bawaannya?" Epel menebak.

Vil menggeleng tegas "Oh, tidak! Rook dan aku pertama kali bertemu jauh setelah kentang-kentang yang melongo itu berhenti memadatiku. Ketika aku pertama kali masuk, aku menolak tawaran akting yang membutuhkan komitmen lama agar aku bisa fokus belajar. Namun, beberapa film dan drama yang saya tanda tangani sebelum sekolah terus diperbarui sekuel."

"Aku sedang membaca naskahku di bangku dekat taman sekolah ketika tiba-tiba—"

Sebelum Vil benar-benar memulai ceritanya, sebuah phantom tiba-tiba saja muncul dari belakang Lupi. Kini phantom yang datang lebih besar dari yang kebanyakan mereka temui.

Epel dengan sigap menarik tangan Lupi, kemudian melindunginya dari phantom. Dimana Rook dan Vil yang menghabisi phantom itu.

Merasa sudah aman, mereka kembali melanjutkan perjalanannya ke tartarus.

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now