💀-66) The Difference

67 19 0
                                    

— Jamil's pov.

Kali ini, Leona yang menghabisi para Phantom itu sendirian tanpa aku yang ikut campur.

Setelah Leona menyelesaikan Phantom terakhir, ia berbalik dengan senyum kearahku "Nah, itu tidak buruk sama sekali, Jamil. Lebih baik kau meringkuk di belakangku, ya?"

Kalimat itu membuatku tertegun. Aku menyusahkan...?

"Apakah aku... menyusahkanmu, Senior Leona?" Aku bertanya dengan suara kecil "Jika benar, dengan senang hati aku mundur. Aku tidak ingin menyebabkan lebih banyak masalah bagimu."

Leona menghela nafasnya "Apa yang memberimu ide itu? Pernahkah Kau hidup di dunia yang begitu kecil sehingga Kau hanya beroperasi antara 0 dan 100? Pikirkan sedikit. Akui kekuatanmu sendiri dan buat rencana dari sana. Contohnya Ruggie. Kalian berdua mahasiswa tahun kedua, tapi sihirnya tidak terlalu besar."

"Tapi, dia tahu kekurangannya. Dia meminta bantuan kepadaku dan tidak ragu untuk menggunakanku. Dia tidak menganggapnya memalukan atau buruk. Dia menemukan kekuatan dalam gaya hidup seperti itu. Hal yang sama berlaku untuk Jack. Dia bisa sok, tapi dia tahu dia tidak memiliki apa itu belum memimpin. Itu sebabnya dia mendatangi saya ketika keadaan menjadi tidak terkendali. Dia benar-benar jujur ​​dan agak menggemaskan dalam arti itu." Jelas pria itu.

"Jadi, bagaimana denganmu? Kamu bilang kamu bisa melakukan semuanya sendiri? Apa sebenarnya yang telah Kau lakukan untuk menjadi begitu percaya diri, ya?" Tanya Leona sementara Aku hanya terbungkam dibuatnya.

Mendengar tak ada jawaban akhirnya Leona menambahkan kalimatnya sendiri "Kau memilih untuk menempuh jalan yang tidak terkalahkan, jadi mengapa terus membuat alasan? Kau memutuskan kapan harus berhenti bertarung hanya setelah Kau kehabisan semua pilihan."

"Aku tidak tahu Kau adalah seorang veteran di departemen ini..." Aku bergumam.

Selama ini, aku tidak bisa memaafkan Kalim yang selalu dijadikan tumpuan. Tidak, bukan hanya Kalim. Yang lain juga tidak tahan. Aku menyalahkan mereka semua karena tidak memperhatikan seberapa banyak upaya yang telah aku lakukan. Upaya apa pun akan sia-sia. Aku tidak pernah menjadi pusat perhatian, lagipula... Setidaknya, itulah yang selalu kupercayai...

Aku...

Senior Leona lagi-lagi menghela nafasnya melihat aku yang melamun sambil menundukkan kepalaku "Hah, tetap cemberut dan kamu akan mendapatkan keriput Nah, itu makanan yang baik untuk dipikirkan, eh?"

"Kau dan aku berbeda." Samar-samar aku bisa mendengar Leona bergumam.

Kemudian pria itu kembali menunjuk ketika melihat Asylum selanjutnya "Ada Asylum berikutnya. Peta mengatakan ini harus menjadi yang terakhir. Phantom yang kuat sedang menunggu kita di dalam. Bersiaplah untuk bertarung."

"Ya." Jawabku singkat.

— Jamil's pov end.

✦ ·  ·  · ──── ·  ·  · ✦

Leona dan Jamil dibuat sedikit tertegun sekaligus bingung karena ruangan asylum yang gelap gulita, sangat berbeda dari yang sebelumnya "Apa yang terjadi? Tunggu, aku akan memberi kita beberapa cahaya."

Dengan magical pennya Jamil mengeluarkan sihid api untung membantu pengelihatan mereka berdua.

Lagi-lagi mereka berdua dibuat terkejut oleh pemandangan didepan mereka.

Dimana banyak dari kandang Phantom yang hancur berkeping-keping.

"Apakah Ortho melakukan semua ini? Tapi kenapa dia? Tunggu sebentar..." Jamil tak melanjutnya ucapannya ketika ia melihat kelantai, dimana banyak bongkahan es yang berserakan disekitar asylum.

Twisted Wonderland: EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang