💀-60) Red Queen With A Sly Witch

82 17 0
                                    

Pria dengan surai abu kebiruan berjalan masuk kedalam menara ketiga dengan pria pendek dengan surai merah didepannya memimpin.

Azul berhenti berjalab melihat kedalaman tartarus "Phantom Asylum, Tartarus... Aku bertanya-tanya seberapa dalam mereka mengebor parit laut untuk membuat struktur seperti itu."

"Konsentrasi blot di bawah level ini pasti terlalu tinggi jika kita bahkan tidak bisa menggunakan sapu untuk terbang masuk dan keluar. Siapa yang tahu berapa banyak anak tangga yang harus kita lalui sampai kita mencapai Neraka..."

"Aku melihat udara putih saat aku bernafas... Aku khawatir mulai sekarang akan semakin dingin. Aku cukup terbiasa dengan ekstrem seperti itu, tapi harap perhatikan suhu tubuhmu, Riddle..." Azul berhenti berbicara ketika tak melihat Riddle disampingnya.

Dengan panik Azul menengok kesegala arah mencari Riddle "Ah! Dia sudah menuruni tangga!"

Azul berlari mendekati Riddle yang bisa dibilang sudah cukup jauh dari titik awal "Bisakah Kau menunggu sebentar!?" Serunya.

"Aku berani bilang bukan salahku kalau kamu terlalu lama mengejar ketinggalan. Kita di sini bukan untuk jalan-jalan, jadi jangan buang waktu untuk mengobrol." Balas Riddle datar tanpa melihat wajah Azul.

"Aku tidak berbasa-basi. Menilai situasi di depan kita adalah suatu keharusan." Azul berujar dengan raut cemberut.

"Jika Kau datang pertama, Kau dapat memimpin. Jika Kau datang terakhir, Kau membuka diri untuk ditaklukkan. Mengambil inisiatif akan menempatkanmu di depan orang lain. Bukankah itu pengetahuan umum?" Riddle kembali membalas perkataan Azul, tak mau kalah.

Dengan senyum yang dipaksakan Azul berkata "Mempertimbangkan rekam jejakmu menjadi Ketua asrama, aku mungkin seharusnya tidak meragukanmu. Aku percaya lambat dan mantap memenangkan perlombaan, tapi... Yah, sudahlah. Kau adalah pemimpinnya, jadi aku akan mengikutimu." Azul berakhir mengalah dari pria merah itu.

Tak menjawab ucapan Azul, Riddle berhenti melihat elevator yang sudah berada ujung pandangannya "Lift yang akan membawa kita turun seharusnya ada di depan, tapi... Ah, disana."

"Mohon tunggu, Riddle Bagaimana kalau ini jebakan?" Lagi-lagi ucapan Azul tidak digubris sama sekali oleh Riddle.

Pria mungil itu tanpa ragu menekan tombol elevatornya namin tidak ada yang terjadi.

"Ortho mengendalikan semuanya di STYX saat ini. Wajar jika elevator tidak berguna." Setelah sesaat Azul mengatakan itu, elevator tiba-tiba saja terbuka

"Pintu lift terbuka..." Riddle bergumam.

"Hm, tidak ada orang yang cukup bodoh untuk melompat langsung ke dalam perangkap." Azul menyeringai, menganggap lift ini adalah jebakan.

"Betapa beraninya mereka mengundang kita ke benteng mereka. Baik sekali. Aku akan masuk!" Riddle tanpa ragu langsung memasuki lift tersebut, meninggalkan Azul yang terkejut atas teputusannya "Apa?! Apakah Kau bahkan mendengarkanku? Ini jelas jebakan!"

"Aku menyadari kemungkinan itu. Ikut dan aku akan meninggalkanmu." Ujar Riddle yang sudah berada didalam ruangan.

Azul hanya menggaruk kepalanha frustasi mengetahui tak ada jalan lain yang harus ia lakukan "Astaga!" Dengan terpaksa Azul memasuki lift itu.

"Selamat datang di Menara ke-3! Kaloan sekarang akan mulai melintasi Tartarus, yang Terkutuk Asylum!" Ortho langsung muncul ketika Azul memasuki lift, bersamaan dengan pintu yang tertutup otomatis.

"Kan." Azul berujar kepada Riddle yang tak mendengar ucapannya "Meski begitu, ini adalah pilihan terbaik kita." Jawab Riddle.

"Semoga saja itu tidak membawa kita pada kematian kita!"

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now