💀-61) Petty Argument

56 18 0
                                    

Riddle dan Azul kini memasuki ruangan dengan banyak kandang berbentuk kubus yang biasa mereka sebut sebagai Phantom Asylum.

Baru saja selangkah masuk, kulit mereka berdua langsung dibuat merinding oleh hawa dingin yang melekat.

"Kandang ini pasti menahan Phantom..." Azul bergumam sambil melihat kandang-kandang berbentuk kubur itu "Satu atau dua sudah sedikit, tapi sebanyak ini konyol."

"Aku tidak bisa membayangkan hidup berdampingan dengan makhluk-makhluk ini. Kita harus menghentikan rencana mereka segera." Riddle membalas Azul.

"Dan dengan demikian, para petualang terpercaya kami membuka tujuan baru!" Azul dan Riddle dikejutkan dengan suara anak kecil yang tiba-tiba saja terdengar dari belakang mereka.

Ketika mereka berdua berbalik, mendapati bahwa Ortho yang ada dibelakang mereka sambil melambaikan tangannya "Halo, Riddle Rosehearts dan Azul Ashengrotto! Bagaimana Kalian menikmati ruang bawah tanah sejauh ini?"

"Hmph, menyedihkan sekali aku mulai bosan." Jawab Riddle angkuh.

Ortho hanya tertawa mendengar itu "Ahaha! Kau punya nyali! Tapi ya, aku mengerti. Game harus sedikit menantang atau akan membosankan. Baiklah... Sebagai permulaan, saya menonaktifkan ID di inventaris Kalian sekarang."

"Apa? Apakah itu berarti ID ini tidak berguna sekarang?" Azul bertanya.

"Mencari kunci hanyalah bagian dari kesenangan! Berjalan-jalan dengan kunci master tidak benar-benar memiliki faktor keuletan. Salah satu Phantom menyimpan kuncinya. Temukan kuncinya dan selangkah lebih dekat menuju kemenangan!" Ortho menjelaskan.

Riddle menautkan alisnya marah "Sungguh tidak masuk akal! Kami bukan karakter dalam game kecilmu!"

"Ahaha! Semoga dewi fortuna berada dipihak Kalian!" Dengan begitu, Ortho menghilang. Tidak benar-benar menghilang, karena sebenarnya Ortho dan Idia memperhatikan gerak-gerik ketiga tim dari cctv.

Riddle menggeram penuh kekesalan "YEARH! BAGAIMANA DIA BERANI! Sebaiknya dia bersyukur dia hanya proyeksi atau kepalanya akan lepas!"

Sementara Riddle yang sedang menggerutu kesal, Azul mendengar suara erangan dari phantom, semakin mendekat.

Azul menepuk bahu Riddle "Riddle, sepertinya waktu tidak berpihak pada kita..."

"Urk... Ya, kamu benar. Semakin banyak waktu yang kita buang, semakin banyak dari mereka yang akan bangun." Balas Riddle.

Kemudian mereka berdua melanjutnya mengecek kandang-kandang untuk mencari kunci keluar dari Asylum "Kandang ini pasti digunakan karena suatu alasan... Serangan normal mungkin tidak cukup untuk merusaknya."

"Aku merasakan Phantom di dalam!" Riddle tiba-tiba berseru "Akan kuledakkan sangkar ini terbuka. Mundur, Azul."

Azul menghela nafasnya "Itu lagi... Kukira aku akan melakukannya."

Tak menggubris perkataan Azul, Riddle dengan sihirnya langsung meledakkan kandang itu dan phantom yang berada didalamnya langsung melompat keluar dadi kandang.

"Ambil ini!" Riddle merapalkan sihirnya, membuat phantom kecil itu langsung dikalahkan olehnya.

Suata gemercing terdengar ketika phantom itu melebur "Phantom menjatuhkan sesuatu. Ini ID-nya!" Seru Azul sambil mengambil ID yang berada dilantai.

"Kerja bagus. Kita menemukannya lebih cepat dari yang kukira." Riddle tersenyum.

Azul langsung menggunakan ID itu untuk keluar dari Asylum yang diikuti oleh Riddle.

✦ ·  ·  · ──── · ·  · ✦

Riddle menghela nafasnya lega ketika sudah keluar dari ruangan penuh kandang phantom itu "Fiuh... Kita berhasil keluar dari sana dengan selamat. Tetap saja, ada kemungkinan Ortho akan mengirim Phantom mengikuti jejak kita."

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now