🐍-23) Not Hard But Smart

186 49 0
                                    

Sementara itu disisi Azul dan Jamil, Yang sedang bermain permainan papan khas dari Scalding Sands

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sementara itu disisi Azul dan Jamil, Yang sedang bermain permainan papan khas dari Scalding Sands.

"WHOOO! Aku menang lagi! tiga kemenangan untukku!" Floyd berteriak kegirangan, setelah menang dari Jamil.

"Shrimpy! Lihat aku menang lagi lohh!!!" Saking senangnya, Floyd menggoyang-goyangkan bahu Lupi yang mencoba tertidur.

"...Selamat?" Jawab Lupi seadanya. Dan Anehnya Pria dengan surai tosca dengan aksen hitam itu tersenyum sumringah mendengar jawaban Lupi.

"Mrgyah! Aku kalah lagi! Kamu tak kenal lelah, Azul." Grim mendengus kesal. "Itu menjadikan 5-0." Azul tersenyum senang kemudian melirik permainan Jamil dan Floyd "Sementara itu, Jamil... 2-3, begitu."

"Hm? Oh ya. Sudah lama sejak aku terakhir bermain. Di masa lalu, Kalim akan menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari membuatku bermain dengannya, bersikeras untuk terus bermain sampai dia memenangkan permainan. Meskipun keterampilannya lumayan." Jamil menjelaskan.

"Begitu? Itu menjelaskan semuanya..." Azul merespon dengan suara kecil. Walau begitu telinga Jamil tetap bisa mendengar ucapannya.

"... Jadi, Kau dan Kalim pada dasarnya tumbuh bersama, benar?" Lupi akhirnya membuka dialog sebelum Jamil curiga. "Ya. Omong-omong, kalian bertiga Octavinelle sudah berteman sejak kecil, kan?" Jamil tanya balik.

"Ahhh! benar. Kami sudah menjadi teman sekelas sejak kami masuk sekolah dasar... Tapi secara pribadi, aku hampir tidak tahu Azul ada sampai sebelum kami mulai sekolah menengah. Jadi aku tidak akan menyebut kami teman masa kecil." Ucap Floyd.

"Jadi intinya, kalian bertiga setara di mata masing-masing." Jamil menyimpulnya "Aku selalu setia pada keluarga Asim. Dan itu sepertinya tidak akan pernah berubah" Senyum Jamil memudar setelah mengatakan itu, Begitu juga dengan Azul.

"Oh, hai, teman-teman. Apakah Kalian masih bermain game?" Suara Kalim membuat Jamil terkejut. "Apa ini? Ooh, Mancala! Itu membawaku kembali. Aku biasa memainkannya berjam-jam dengan Jamil." Kalim tersenyum dan melihat papan itu.

Dengan panik Jamil menatap pria itu "Aku pikir kau tidur, Kalim. Kenapa kau..." Jamil membersihkan tenggorokannya, memastikan ia tak salah berucap "Aku sudah bilang jangan berkeliaran sendiri. Bagaimana jika seseorang menculikmu?"

"Kamu sangat khawatir, Jamil. Santai. Jade telah bersamaku sepanjang waktu" Jawab Kalim yang lagi-lagi membuat Jamil membulatkan matanya "JADE?!"

Tak lama kemudian, Pria yang mereka bicarakan muncul dengan santainya kehadapan mereka, untuk sekedar menyapa. "Kalim sangat murah hati. Dia mengajariku banyak hal." Pria itu tersenyum penuh arti.

"Jawab aku. Apa yang kamu lakukan pada Kalim?" Suara Jamil berubah serius menatap pria itu "Apa yang aku... lakukan? Aku hanya melakukan percakapan yang menyenangkan dengannya." Jawab Jade 'bingung'.

Kejadian ini membuat Jamil menggigit bibir bawahnya "Gh...!"

"Kita pergi Kalim." Jamil memegang tangan Kalim dan menatapnya serius "Huh kenapa..?" Kalim memiringkan kepalanya "Kembali ke kamarmu, Sekarang!!!" Jamil membentak.

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now