💀-49) A State of Inaction

124 26 0
                                    

"Senior Rook..." Dengan lirih Epel memanggil Rook.

"Maaf. Itu hanyalah salah satu penyesalanku. Lebih-lebih lagi… Kami masih tidak tahu apakah campur tanganku akan menyelamatkannya dari Overblot. Kehadiranku di sana untuk membantu menyelamatkannya hanyalah salah satu dari banyak keinginanku. Kemarahan Vil dan rasa sakitnya bukan milik siapa pun kecuali dirinya sendiri. Kita hanya sebagai pengamat." Rook menambahkan kalimatnya yang membuat suasana disana semakin suram.

"Um, jika kamu sangat mengerti, lalu mengapa kamu datang jauh-jauh ke sini?" Tanya Ortho.

"Ini agar aku dapat dengan bangga mengatakan bahwa aku melakukan semua yang aku bisa." Jawab Rook.

"Melakukan semua yang Kau bisa…?" Ortho bergumam kebingungan.

Rook kembali mengangguk "Ya. Aku melakukan ini hanya untuk memenuhi kebijakanku sendiri."

"Kamu adalah orang yang cukup sulit untuk dipahami…"

"Terima kasih telah memberi ku bentuk data yang sangat menarik. Aku harus segera kembali ke Markas Besar. Makan siang dan makan malam dijadwalkan masing-masing pukul 12 siang dan 7 malam, tetapi jika Kalian ingin makan lebih awal, silakan menekan tombol di dekat pintu. Ini akan menghubungkan Kalian ke operator kami. Jika Kalian berbicara ke layar di depan Kalian, asisten virtual akan aktif. Kalian dapat memainkan beberapa game atau bahkan menonton film. Lebih baik daripada bosan, ya?" Ortho memberikan beberapa informasi kepada ketiga siswa Night Raven Collage tersebut.

Epel yang penasaran langsung menyalakan tv yang berada disampingnya "Itu luar biasa! Mereka sudah memiliki film terbaru di sini." Serunya senang.

"Kami mendapat perlakuan khusus, huh..." Lupi bergumam.

"Terima kasih! Terima kasih atas keramahanmu, Ortho kecil." Dengan senyuman Rook berterima kasih kepada Ortho.

Ortho mengangguk "Harap tunggu di sini sampai kami selesai dengan semua tes."

Kemudian Ortho berjalan keluar dari ruangan tersebut. Sampai pintunya tertutup rapat, ia bergumam "Aku melakukan semua yang aku bisa…” Aku ingin tahu apa lagi yang akan dilakukan Ortho untuk Kakak…"

✦ ·  ·  · ──── ·  ·  · ✦

Pintu dari ruangan markas utama dengan otomatis terbuka "Aku kembali, Kakak. Bagaimana hasil tes Subjek F?" Ortho yang baru datang menyapa Idia.

"Kami baru saja menyelesaikan tes simulasi pertempuran. Ugh… Dia ceroboh dalam segala hal." Idia bergumam kesal.

"Maksudku, dia memang cocok dengan binatang ajaib yang terkena terlalu banyak Blot. Semua penelitian dapat memberi tahuku bahwa dia adalah sejenis hibrida ajaib antara beberapa binatang buas dan binatang lain. Dia memiliki kecerdasan dan perasaan yang cukup untuk hidup berdampingan dengan manusia. Sihirnya sangat ceroboh. Dan… Akumulasi Blot-nya mungkin lebih drastis dari kebanyakan." Jelas Idia.

"Mungkin…? Tidak biasa bagimu untuk menjadi begitu tidak yakin. Apa yang Kau maksud dengan itu, Kakak?" Tanya Ortho.

"Setiap kali aku mencoba mengukur akumulasi Blotnya, angkanya menjadi kacau. Aku juga tidak tahu apakah dia berada di level yang sama dengan Phantom. Tepat ketika aku berpikir bahwa dia menunjukkan angka yang berbatasan dengan Zona Merah, grafiknya tiba-tiba turun ke nol. Efek dari ruang penyembuhan sepertinya juga tidak mengubah apapun. Lihat saja dia." Jawab Idia sambil mengubah layar monitornya menjadi kamera cctv yang berada diruangan Grim.

Dari kamera itu, Idia dan Ortho bisa melihat Grim yang sedang tertidur pulas. "Bagaimana dia bisa tidur tanpa masalah? Dia baru saja diculik, kau tahu...? Bukannya aku punya hak untuk menghakimi dia. Aku menemukan beberapa hal lain setelah simulasi pertempuran, tapi… Grim menunjukkan jejak energi magis yang luar biasa." Tambah Idia.

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now