💀-59) The Crystal Titans

68 18 0
                                    

"Aku akan melakukan apa saja! Tolong selamatkan aku!" Peneliti itu berteriak, semakin panik akibat tubuhnya yang semakin ditarik kedalam air oleh kandang yang mengikat kakinya.

"Dia terlalu sibuk panik, dia tidak mendengarkan kita sama sekali." Leona berujar.

"Kita datang ke sini untuk menyelamatkannya juga... Seseorang harus berusaha dan tetap tenang setiap saat. Kunci atau tidak, tidak diragukan lagi ada Phantom yang mengintai di dalam." Balas Jamil kepada Leona "Mari kita panaskan omong kosong itu dan cari kuncinya."

Leona dan Jamil mencari kunci itu beberapa saat, sampai suara gemercing terdengar oleh mereka berdua "Itu kuncinya! Kita datang ke kandang yang tepat. Aku akan pergi dan membebaskannya sekarang!" Seru Jamil.

"Tolong, cepat! Aku tidak bisa menahan... lebih lama lagi!" Peneliti itu kembali berteriak panik.

"Harap tenang! Aku tidak bisa mendapatkanmu jika Kau meronta-ronta! Aku di sini untuk membantumu—"

"Tunggu." Leona memotong ucapan Jamil kemudian berjalan kearah peneliti itu "Hei, coba berdiri."

Peneliti itu mengikuti perintah Leona dan berdiri.

Jamil terdiam melihat itu "Hei..."

"Airnya bahkan tak setinggi dada—!" Jamil berteriak frustasi.

Peneliti itu dengan canggung menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal "Kukira aku tidak menyadarinya karena saya terlalu panik..."

Leona memutar matanya "STYX. adalah sekelompok orang bodoh, ya.x

"Seorang siswa baru saja memanggilku bodoh, sepertinya aku membiarkan rasa takut menguasaiku... Maaf." Jawab Peneliti itu dengan canggung.

Leona dengab ogah-ogahan mengangguk "Ya, tentu. Cepat berikan ID-mu agar kita bisa keluar dari sini. Kau memilikinya, bukan?"

"Ah, ya... Aku hanya akan menahan Kalian jika aku ikut dengan Kalian... Maaf, tapi tolong bantu kami melindungi pulau—tidak, dunia!" Peneliti itu memberikan IDnya kemudian membungkuk 90°.

"Kita tidak bisa menjamin kesuksesan, tapi kami akan melakukan yang terbaik.

✦ ·  ·  · ──── ·  ·  · ✦

Leona dan Jamil keluar dari Asylum itu, dan sudah berada ditingkat enam menara yang seharusnya hanggar berisi tombak petir untuk melawan titan berada disini.

"Hei." Leona memecah keheningan diantara mereka berdua "Ya? Keluhan lain?" Jamil menjawab.

"Tidak." Leona menggelengkan kepalanya kemudian bergumam sendiri "Terlalu dingin..."

"Huh? Bukankah kita sudah menetapkan bahwa semakin dalam kita akan semakin dingin?" Tanya Jamil yang heran "Tidak, ini berbeda. Angin semakin kencang. Ada yang mencurigakan di sini." Balas Leona.

Jamil memiringkan kepalanya masih heran "Ada apa?"

Sebelum Leona menjawab pertanyaan Jamil, tanah tiba-tiba saja bergetar dan hembusan udara yang bercampur es menerpa mereka berdua layaknya badai salju.

Suara geraman dan erangan pun terdengar dari ujung tangga.

"Angin semakin kencang...Ada juga lolongan parau...." Leona berfikir, sampai iris emeraldnya membulat sempurna melihat titan dengan tubuh serba biru dengan gumpalan es yang mirip seperti kristal disekitarnya "Hati-hati!"

"Ini sangat kuat! Apakah ini Phantom Titans Crystal!?" Seru Jamil melihat monster itu yang berjalan perlahan kearah mereka.

Titan itu mengaum "DIMANA KAMU—?!?! JUPITEEEEEERRRRR—!!! AKAN MENGUBAHMU MENJADI ES!!!"

Twisted Wonderland: EphemeralWhere stories live. Discover now