🐍-22) Unwanted Additions

170 51 0
                                    

"Mya-HAH! Kita berhasil! Kau melihatnya?! Itulah yang Kalian dapatkan, Dasar brengsek!!" Grim melompat-lompat kegirangan melihat Jade dan Floyd yang menghabisi kedua murid Scarabia itu sehingga mereka berlari terbirit-birit.

"Maaf menganggu kesenanganmu tetapi Aku khawatir kami harus menagih kalian berdua untuk biaya perbaikan meja dan kursi yang rusak dalam perkelahian itu.
Belum lagi tarif tenaga kerja kami sendiri, karena kami terseret ke dalam urusan ini." Azul menghancurkan seketika menghancurkan suasana.

"Myah?! Kau menagih kami?!"

"Kalau ujung-ujungnya kau menyuruh kami membayar kenapa kau tidak membiarkanku berkelahi sendiri?" Lupi menatap pria itu datar "Tentu saja itu tidak mencerminkan tata krama yang baik dari seorang anak kecil"

"Kita hanya beda satu tahun"

"Pertama kita terseret ke dalam pertikaian Scarabia, sekarang ini..." Grim menghela nafasnya lelah "...Maaf, apa? Pertikaian Scarabia?" Azul meminta penjelasan untuk perkataan Grim, Dan Lupi menceritakan semuanya. Dari awal bertemu dengan Jamil didapur sekolah sampai dipaksa berlatih oleh Kalim di gurun.

✦ ·  ·  ·  · ──── ·  · ·  · ✦

"Aku tidak percaya Kalim bertingkah seperti itu.." Azul bergumam tak percaya, Tentu saja ini reaksi normal, Karena hanya beberapa hari ini saja Kalim bertingkah seperti tiran.

"Wakil ketua asrama Jamil berusaha keras untuk menghadapinya. Dia pria yang baik, yang cukup langka di sekolah ini. Aku merasa agak buruk untuknya." Ucap Grim, yang membuat suasana hening sejenak. "Azul, Kau sekelas dengan Jamil bukan?" Jade melirik kearah Azul yang sedang terdiam.

"Ya. Grim mungkin benar ketika mengatakan bahwa Jamil adalah orang langka di sekolah ini. Dia... pendiam dan tenang, bisa dibilang begitu. Dia hampir tidak pernah mengemukakan pendapatnya sendiri." Opini Azul terhadap Jamil. "Ya. Aku satu Klub dengan Sea Snake, dan dia bermain seperti orang baik-baik. Aku tidak pernah memperhatikan asrama lain sejak awal, jadi aki tidak tahu dia adalah wakil ketua asrama Scarabia." Ucap Floyd.

"Dan sekarang kita tahu dia kesulitan menghadapi kelakuan pengurus rumahnya. Hm... Sepertinya aku harus membantu mereka." Azul tersenyum. Semua orang di ruangan itu tau bahwa ada maksud lain dari perkataannya. "Apa yang kau rencanakan?" Lupi menatap dingin pria itu.

"Kau mencurigai ku lagi? heh kasar sekali ya. Padahal kau sendiri yang memaksaku untuk merenungkan keserakahanku. Karena itu aku mau berubah Ke depan, Aku telah memutuskan untuk berkontribusi pada sekolah secara keseluruhan, untuk menghormati semangat kebajikan Penyihir Laut. Sekarang Scarabia menghadapi krisis dan teman sekelas saya sendiri membutuhkan bantuan... Aku tidak bisa mengabaikan mereka pada saat mereka membutuhkan." Azul menyeringai

"Oooh?"

"Oh-ho..." Si kembar leech pun mengetahui maksud jahat ketua asramanya.

"Lagipula - Aku bosan makan malam kalkun yang sama di samping wajah yang sama setiap tahun. Mengapa kita tidak mengunjungi Scarabia besok?"

"Kita? Ah aku mau pulang-" Belum sempat Lupi melangkah, Floyd dan Jade sudah memegang kedua tangannya. "Kau mau kemana Shrimpy??" "Tidak baik, Meninggalkan suatu tempat tanpa izin dari pemilik tempat tersebut" Lupi hanya terdiam, Merinding melihat tatapan kedua belut moray tersebut.

"Tidak sopan mengunjungi dengan tangan kosong, tentu saja. Jade. Floyd. Jangan lupa untuk membungkus hadiah" Azul tersenyum penuh arti, Yang dibalas anggukan oleh kedua bawahannya.

"Iya pak"

"Nah nah, Ayo sekarang kita menuju ke kamar... heh heh heh..." Jade menggendong Lupi membawakan kesebuah ruangan, Yang diikuti oleh Floyd dibelakang "K-kak... aku bisa berjalan sendiri..."

Twisted Wonderland: EphemeralOnde as histórias ganham vida. Descobre agora