🐉-77) Fated Leave

131 20 0
                                    

"Penyelidikan?" Grim memiringkan kepalanya.

"Hewan ajaib, manusia dari dunia lain, humanoid, manusia, beastkin... Kita semua sangat berbeda, bukan? Dengan kata lain, kita memiliki lebih banyak peluang untuk mendapatkan hasil yang berbeda saat menguji hipotesa yang sama." Jawab Ortho.

"Kupikir di antara kita semua, kita dapat memenuhi "persyaratan khusus" yang diperlukan untuk berhubungan dengan Mickey!"

Deuce mengangguk "Ya, kedengarannya masuk akal."

"Kakak selalu mengatakan itu, dengan Kau mereproduksi sebuah fenomena, penting bagi kami untuk melakukan pengujian dan penghapusan teori yang tersedia secara teratur. Untuk memaksimalkan peluang kita melakukan kontak, kita masing-masing akan bergiliran ke Asrama Ramshackle. Bagimana?" Ortho memberi usulan.

"Kedengarannya benar-benar sesuai keinginanku—"

"Aku ikut!" Deuce berseru dengan bersemangat memotong ucapan Ace "Ayo bekerja keras untuk membantu Lupi menemukan jalan pulang!" Tambahnya.

Grim mengangguk "Ya! Beberapa menit dengan Ortho dan kita sudah mendapat petunjuk! Tidak seperti Kepala Sekolah tertentu yang terus membuat alasan untuk bermalas-malasan..."

"Aku juga akan membantu! Oh, tapi... Bagaimana cara agar Senior Vil untuk membiarkan aku keluar dari pintu?" Epel bertanya "Katakan saja bahwa Kita sedang melakukan sesi belajar." Balas Ace.

"Hei, aku tidak mengatakan aku ikut." Jack berujar.

"Boo~ Jackie, maksudmu... Apa maksudmu Kau tidak ingin membantu Lupi menemukan jalan pulang?" Ace menyuraki Jack.

Jack tersentak "B-bukan itu yang ku maksud... Aku berolahraga setiap pagi, jadi aku selalu tidur jam 10 malam. Aku ragu aku bisa begadang dan menunggu Mickey."

"Itu bukan masalah? Lupi hanya akan membangunkanmu." Balas Grim.

"Itu bagus! Biarkan Jack mengambil shift akhir pekan agar dia bisa begadang." Seru Ortho.

"Hei, aku masih di sini! Berolahraga tidak tahu liburan!"

Epel tertawa "Ahaha... Ortho bisa sedikit memaksa ya..."

"Hm... Alangkah baiknya jika kami memiliki fae untuk membantu penyelidikan kami... Apakah kamu punya teman fae, Kak Lupi?" Iris kuning Ortho berbalik melihat Lupi.

Lupi diam sejenak, memikirkan "Aku tidak punya teman... Oh aku punya seseorang."

"Aku tidak tahu apa dia ingin membant—"

"AKU KUAT MELAWANNYA!!!" Teriakan yang lantang terdengar, memotong perkataan Lupi sekaligus membuat seluruh murid kelas satu disana menjadi terkejut.

"Ada apa dengan keributan itu?" Tanya Jack.

"Aduh dia lagi." Lupi memutar matanya malas melihat pria yang berteriak itu.

"Tenang, Sebek. Kami sedang makan." Malleus yang berada didepannya mengingatkannya.

"Ya, benar. Plus, keputusanku sudah bulat." Lilia berujar.

Raut sedih terpampang jelas diwajah Sebek "T-tapi... Bagaimana? Tidak kusangka Tuan Lilia akan... Kekuatanmu berkurang, jadi Kah harus meninggalkan sekolah!?!?!"

"Jangan ribut. Kekuatanku semakin lemah setiap tahun. Itu dimulai jauh sebelum kalian berdua lahir. Waktuku telah tiba, itu saja." Jawab Lilia kepada Sebek. Malleus hanya diam tanpa merespon apa-apa.

"Itukah sebabnya Kau berlari ke sekolah pagi ini?" Tanya Silver.

Lilia mengangguk "Ya. Aku malu, tapi aku tidak bisa menggunakan sihir untuk berteleportasi lagi. Aku juga berpikir kekuatanku akan bertahan lama sampai lulus. Itu terjadi lebih cepat dari yang aku perkirakan."

Twisted Wonderland: EphemeralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang