Part 09

67 16 18
                                    

Di dalam apartement yang di dominasi dengan warna putih dan hitam menambah kesan monokrom dalam apartement tersebut.

Meja makan yang telah tersaji berbagai makanan hanya mereka pandang tak minat sedikitpun untuk mencicipinya.

Jeno dan Jeremy. Ya itu mereka. Kini mereka tengah bingung mencari keberadaan Hamish. Jeno mencoba menelpon Hamish, akan tetapi ponsel Hamish tidak dapat menerima panggilan yang artinya ponsel tersebut mati.

“Gimana?” Tanya Jeremy putus asa.

“Nggak bisa terhubung.” Ucap Jeno frustasi.

“HAH!” Ucap mereka berdua sembari merebahkan punggung mereka ke kursi meja makan.

“Terus kita harus cari kemana lagi tuh bocah, Ya Tuhan Hamish.” Ucap Jeremy frustasi, dan dibalas gelengan kepala oleh Jeno.

Mereka berdua terdiam beberapa saat, sampai akhirnya Jeremy membuka suaranya.

“Kenapa kita nggak coba telpon Clara?” Tanya Jeremy kepada Jeno, dan Jeno langsung menegapkan badannya kembali.

“LO GILA ATAU BAGAIMANA, HAH?!” Ucap Jeno teriak.

“Hamish sama Clara udah clear, mereka udah nggak ada hubungan apapun. Hamish bukan tipikal orang yang bakal balikan lagi sama mantan.” Lanjut Jeno.

“Gue tau Jen, tapi apa salahnya kita tanya sama Clara, siapa tahu dia mengetahui dimana keberadaan Hamish.” Ucap Jeremy.

“Jangan...” Ucap Jeno terputus saat mendengar Jeremy menyebutkan nama itu.

“Halo Clara...” Ucap Jeremy menyapa Clara dalam telepon.

“Dasar bocah anjing!” Umpat Jeno yang didengar oleh Jeremy dan hanya dibalas cekikikan kecil oleh Jeremy.

Akhirnya Jeno memakan makanan yang telah tersedia di meja makan dengan kesal, ia mengumpat dalam diam dan hanya menyimak pembicaraan Jeremy dan Clara tanpa berminat sedikitpun menyela.

“Oh gitu ya nona Clara, yaudah makasih ya, semoga harimu senin terus karena udah nyelingkuhin babang Ziyev.” Ucap Jeremy di akhir telpon dan ia langsung memutuskan sambungan telponnya.

“Gimana, ada hasil?” tanya Jeno.

“Nggak ada, nona Clara nggak tahu juga.” Ucap Jeremy kecewa.

“Kan udah gue bilang, percuma lo telpon Clara gak bakal dapet hasil.” Ucap Jeno, entahlah kenapa Jeno menjadi kesal terhadap Clara, mungkin karena Clara tega berselingkuh dari sahabatnya.

“Iya-iya, gue tau gue salah.” Ucap Jeremy mendramatis.

“Gue terus aja yang salah, always gue yang salah!” Lanjut Jeremy sewot.

“Dih, aneh banget lo!” Ucap Jeno bingung melihat kelakuan sahabatnya. Dih siapa yang nyuruh dia telpon Clara? Kan Jeremy sendiri yang mau, emang Jeremy tuh susah dipahami.

Akhirnya mereka berdua menyantap makanaan yang telah tersaji. Baik Jeno maupun Jeremy mereka hanya diam membisu dengan pikiran yang penuh dengan pertanyaan “Dimana Hamish?"

***

Di gedung fakultas bussiness international yang ramai, mahasiswa-mahasiswi yang berlalu-lalang mengejar kelas pagi mereka berjalan cepat menuju kelas. Layana Olive kini ia tengah berlari kecil menuju kelasnya, dia berjalan sendiri karena Aleena mengambil kelas siang.

“Ck, sialan tuh mobil ada acara bocor lagi.” Ucap Olive berdecak kesal mengingat kejadian tadi.

Olive terus berlari kecil agar sampai ke kelasnya, dia harus menuju kelas E dimana letak kelas tersebut berada di lantai lima. Oh shit, seperti nya kebaikan tidak lagi berpihak kepadanya. Sampai ia didepan Lift ia merasakan perutnya bermasalah, pasti ini gara-gara semalam dia makan pedas yang terlalu berlebihan.

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now