part 57

17 4 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Jeremy mengedarkan pandangan nya keseluruh isi rumah nya. Tumben sekali rumah nya sepi. Ia mengedikkan bahunya, tak mau ambil pusing Jeremy melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengisi perut nya yang sedaritadi sudah mendemo untuk diberikan asupan makanan.

Sesampainya di dapur, Jeremy segera membuka kulkas. Ia mengambil satu bungkus mie instan dan sebutir telur. Lalu, segera memasaknya. Sambil menunggu matang, Jeremy duduk di bangku pantry. Matanya menyipit. Diatas meja terdapat ponsel milik Alex yang sedaritadi berbunyi. Jeremy pun mengambil ponsel tersebut.

["Tugas yang lo suruh udah gue laksanain"]

Begitulah isi pesan yang tertera di layar ponsel milik Alex yang tidak diketahui siapa pengirimnya karena Alex tak menamai kontak tersebut. Jeremy meletakkan kembali ponsel milik Alex. Mendengus pelan.

"Cih, tugas apaan tuh? Katanya orang pinter. Masa nyuruh-nyuruh orang. Mending gue, otak nggak seberapa tapi kalo masalah tugas gue kerjain sendiri walaupun dapet C." gerutu nya lalu menghampiri mie instan nya yang sedang dimasak itu.

***

Sedangkan di Belanda. Semua sudah siap. Makanan khas Maroko yang berupa kefta tangine, makouda, serta kue briwat sebagai dessert nya dan tak lupa teh mint serta buah tangerine kesukaan Hamish pun berjejer di atas meja makan. Aleena pun turut membantu merapikan hidangan yang akan mereka santap nanti.

"Senang nya dalam hati, kalau beristri dua..." ucap Hasan ketika ia memergoki Hamish yang sedang menatap Aleena dan juga Zaina yang sedang sibuk membantu.

Hamish menoleh ke arah Hasan, mendengus pelan.

"Kau beruntung sekali, memiliki dua wanita sekaligus." ucap nya lagi.

"Kau bicara apa, heh?" tanya Hamish.

"Tidak usah berpura-pura, Bung! Segeralah menikahkan mereka. Aku jamin hidupmu akan aman, tentram, dan sejahtera." ucap Hasan sambil menyengir lebar.

Hamish langsung meninggalkan Hasan. Jika ditimpali pasti akan panjang. Lagipula Hamish hanya akan menikah dengan Aleena. Satu kali dalam hidupnya. Tidak ada dua ataupun tiga.

Hasan yang melihat Hamish meninggalkan nya pun berseru, "kau mau kemana? Aku belum selesai bicara, huh?"

"Ada apa kau berteriak seperti itu, Hasan? Usiamu sudah tidak lucu untuk berteriak seperti tadi." ucap Aicha pada anak sulung nya.

"Aku hanya menyarankan Hamish agar ia segera untuk menikahkan mereka berdua." sahut Hasan dengan enteng nya membuat Aicha menjewer telinga nya dengan kuat membuat Hasan meringis kesakitan.

Zaina dan Aleena yang melihat itu hanya menggelengkan kepala nya. Sepertinya mereka salah masuk keluarga. Keluarga Hamish yang ternyata isinya orang random semua. Hanya saja, Hamish masih jaim untuk mengeluarkan sifat randomnya.

"Aleena." panggil Zaina.

"Ya?"

"Terimakasih dan maaf." ucap Zaina membuat Aleena mengerutkan kening nya.

"Terimakasih karna kau sudah kembali membuat Hamish menemukan sosok yang ia kagumi sejak dulu dan maaf, jika aku menaruh perasaan pada Hamish. Tapi kau tenang saja. Aku berusaha ikhlas jika Hamish bersama dengan mu. Kau mau bersahabat denganku, Aleena?" ucap Zaina.

"Hm, tentu saja. "balas Aleena dengan senyuman nya.

***

"Halo, nona..."

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now