part 55

16 3 0
                                    

"Jika chapter terakhir ku adalah mengikhlaskan dirimu, setidaknya aku pernah bahagia bersamamu." -Zaina Chan-Mi.

.
.
.

Andreas membuka map yang diberikan oleh Olive. Saat ini Andreas sedang berada di kantor cabang miliknya di London. Andreas membaca isi dari surat tersebut. Mengerutkan kening nya. Menatap kertas yang ada di hadapannya itu tidak percaya.

Surat tersebut berisi bahwa Alana sedang merencanakan sebuah misi untuk melenyapkan nyawa seseorang. Berkerja sama dengan Alex Harisson. Lagi-lagi Andreas mengerutkan kening nya. Siapa Alexander Harisson?

Di lembar kedua dijelaskan asal usul Alana yang mana ternyata Alana bukan lah anak kandung dari Suleyman dan Lusy. Alana diangkat dari panti asuhan.

Di lembar ketiga, lagi dan lagi Andreas dibuat kaget. Seseorang yang Alana ingin lenyapkan adalah Aleena. Adik angkat nya sendiri. Andreas menggelengkan kepala nya. Tak percaya jika Alana seperti ini.

Andreas membaca lembar berikut nya. Menjelaskan siapa Alexander Harisson, yang ternyata adalah saudara kembar dari Alana. Alex dan Alana adalah saudara kembar yang terpisahkan. Waktu mereka lahir, rekan bisnis papa kandung dari mereka menyulik Alana dan membawa Alana ke panti asuhan. Satu bulan kemudian Alana di angkat oleh Suleyman dan Lusy lantaran mereka belum dikaruniai seorang anak. Selang dua tahun kemudian akhirnya lahirlah Aleena membuat semua nya berubah. Dari yang hanya peduli dengan keberadaan Alana seorang hingga Alana terlupakan dengan hadir nya Aleena ke dunia. Itu lah penyebab mengapa Alana sangat ingin melenyapkan Aleena dari dunia ini. Rasa iri yang sudah menutupi hati nurani nya.

"Andrew Harisson." ucap Andreas sambil melihat sebuah foto keluarga di rumah sakit sambil menggendong dua bayi mungil.

"Aku harus menemui nya. Biar bagaimana pun, Andrew adalah papa kandung Alana. Dan Andrew harus tau keadaan putri nya saat ini." lanjut Andreas sambil memasukkan berkas tersebut ke dalam map.

***

"Jadi, kau ingin bicara apa Hamish?" tanya Zaina.

Saat ini Hamish dan Zaina berada di taman belakang rumah Hamish. Hamish menatap lurus ke arah tanaman bunga milik Mamanya. Tanpa melirik ke arah Zaina yang sedang menunggu apa yang akan Hamish ucapkan kepada dirinya.

"Aku hanya ingin memberitahu mu bahwa jangan berbicara aneh-aneh seperti tadi. Kita hanya sekedar teman, tidak lebih. Dan kau sudah ku anggap sebagai adik. Jangan berharap lebih kepadaku, karena aku telah memiliki seseorang jauh sebelum dirimu ada." ucap Hamish lalu berbalik badan siap meninggalkan Zaina tanpa menunggu jawaban Zaina atas ucapannya. Namun, baru beberapa langkah suara Zaina menghentikan langkah Hamish.

"Bagaimana jika aku memiliki perasaan lebih terhadapmu, Hamish? Mungkin bagimu ini sebuah lelucon, namun kenyataan nya perasaan ku lebih terhadapmu sejak awal kita bertemu." ucap Zaina.

Hamish berbalik. Menatap Zaina.

"Untuk itu aku minta maaf. Aku tidak bisa membalas perasaanmu. Sejak awal kita bertemu aku hanya ingin berterimakasih karena kau telah menyelamatkan Mamaku. Dan aku hanya menganggap mu sebagai seorang adik. Kau masih muda, cantik, dan pintar. Banyak di luar sana laki-laki yang lebih hebat dari diriku. Sekali lagi, aku minta maaf dan terima kasih karena selama ini kau sangat peduli dengan keluarga ku. Untuk soal perasaanmu, aku akan maklumi karena sejatinya seseorang tidak dilarang untuk memiliki perasaan terhadap seseorang. Terimakasih sudah menyimpan perasaan mu terhadap ku. Tapi, ya kau tau aku sudah memiliki seseorang yang sangat aku kagumi sejak dahulu. Hapus air mata mu dan tolong hapus perasaanmu kepada ku. Anggap aku sebagai kakakmu. Aku permisi." ucap Hamish lalu meninggalkan Zaina yang menatap nya dengan air mata yang sudah menggenang di kelopak matanya.

Di dalam sana, tepat di lantai dua dari jendela kamar tamu Aleena menyaksikan perbincangan antara Hamish dan Zaina sejak tadi. Awalnya Aleena ingin membuka jendela, namun yang ia lihat adalah Hamish dan Zaina sedang berbincang. Aleena tidak mendengar apa yang mereka ucapkan. Yang Aleena lihat adalah setelah Hamish berbicara Zaina menangis. Sebenarnya mereka ada hubungan apa?

Pintu kamar terbuka, Elzam kembali masuk ke dalam kamar. Membuat Aleena menoleh ke arah pintu dan segera menutup jendelanya.

"Aunty Aleena sedang apa di jendela?" tanya Elzam mendekati Aleena.

"Aunty lagi pingin menghirup udara segar dari sini, Zam." jawab Aleena.

"Kalau begitu, kita keluar aja aunty. Kita ke taman bunga milik Nenek, disana suasana nya sangat sejuk. Aunty Aleena pasti suka." ajak Elzam.

"Hm, boleh." sahut Aleena.

Setelah itu mereka keluar dari kamar dan menuju taman bunga yang dimaksud oleh Elzam.

***

Andreas menghentikan mobilnya di sebuah rumah mewah. Ia sudah mendapatkan alamat tempat tinggal Andrew dari asistennya.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" tanya petugas keamanan pada Andreas.

"Saya ingin bertemu dengan tuan Andrew Harisson." jawab Andreas.

Petugas keamanan tersebut membuka gerbang rumah milik Andrew. Mobil Andreas memasuki ke dalam perkarangan rumah mewah tersebut.

Andreas keluar dari mobilnya. Berjalan menuju pintu utama yang diantar oleh petugas tadi.

"Mohon tunggu sebentar disini. Saya akan sampaikan ke tuan Andrew bahwa ada orang yang mencari nya." ucap petugas tadi pada Andreas.

"Permisi tuan, nyonya saya mengganggu waktu kalian sebentar." ucap Bryan pada Andrew dan Maria yang sedang santai di ruang keluarga.

"Iya, ada apa Bryan?" tanya Maria.

"Ada yang ingin bertemu dengan tuan." jawab Bryan.

"Siapa?" tanya Andrew.

"Saya tidak tahu tuan. Orang tersebut hanya bilang ingin bertemu dengan tuan Andrew." jelas Bryan.

"Oh, kalau begitu suruh masuk saja Bryan. Tidak apa-apa, kami sedang tidak sibuk." sahut Andrew.

"Baik, kalau begitu saya izin pamit untuk memanggil orang tersebut." ucap Bryan.

Setelah beberapa menit, langkah kaki kembali terdengar membuat Andrew dan Maria menoleh ke arah sumber suara.

"Selamat sore, tuan Andrew dan nyonya."

"Maria." sahut Maria.

"Yeah, selamat sore, tuan Andrew dan nyonya Maria. Perkenalkan saya Andreas. Saya adalah suami dari Alana Zoe Xynerva, puteri kandung anda yang telah hilang dua puluh tujuh tahun yang lalu." ucap Andreas.

"Kau tidak mengarang kan? Dimana puteri ku? Mengapa baru sekarang kau bilang padaku. Puteriku baik-baik saja kan?" tanya Andrew.

"Saya suami sungguhan dari Alana. Kami telah menikah delapan tahun yang lalu dan kami sudah memiliki seorang puteri kecil bernama Alicia. Alana sedang tidak baik-baik saja." ucap Andreas.

"Apa kau bilang? Puteri ku tidak baik-baik saja? Bagaimana bisa puteri ku tidak baik-baik saja, Ha?! Kau sebagai suami nya mengapa tidak becus? Cepat, sekarang katakan dimana puteri ku berada!!!"

"Andrew, kau tenang dulu. Jangan emosi, kasih kesempatan Andreas menjelaskan." ucap Maria menenangkan Andrew.

"Alana koma lantaran tertembak karena berusaha ingin melenyapkan nyawa adik angkat nya. Aku baru saja mengetahui fakta ini. Aku memang pantas di sebut suami tidak becus karena istriku sendiri sejahat itu." ucap Andreas.

"Astaga, ya Tuhan. Antar aku kesana. Aku ingin melihatnya." ucap Andrew.

____________________________________________________________________________

Bagaimana part ini?

Spam komen dan vote sebanyak-banyaknya ya!!!

Terimakasih❤❤❤

Sampai jumpa di part selanjutnya 😍😍😍

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now