part 63

76 3 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Keesokan harinya.

Aleena dan Hamish sedang bersiap-siap untuk kembali ke London. Mereka akan menemui Alana yang sudah sadar dan setelah itu Hamish akan kembali berlatih di klub bola nya. Aleena juga harus mengejar gelar sarjana nya dalam waktu dekat.

Suasana rumah Hamish kembali sendu. Sudah beberapa kali Aicha menahan Aleena agar tetap dirumah nya. Sedangkan Hamish, Aicha mengizinkan nya untuk kembali ke London.

"Ma, nanti kita kesini lagi. Jam kereta nya dua jam lagi berangkat." ucap Hamish pada Mama nya yang sedaritadi menahan Aleena.

Ya, mereka akan menggunakan kereta untuk kembali ke London. Hamish memilih perjalanan darat karena ingin lebih lama dengan Aleena. Namun, lagi-lagi Mama nya menahan Aleena agar tidak jadi kembali.

"Mama tidak bicara padamu, Hamish. Mama bicara pada Aleena. Lagipula kalau kalian ketinggalan kereta ya berarti Aleena menginap satu malam lagi disini." Balas Aicha tanpa menatap Hamish.

"Bi, apa yang dikatakan Hamish itu benar. Nanti kami kesini lagi kok. Aleena minta maaf jika membuat Bibi kerepotan dan terimakasih sudah mengundang Aleena berkunjung ke rumah Bibi." ucap Aleena.

"Kau tidak sama sekali merepotkan, Aleena. Kedatangan mu memang sudah Bibi nantikan selama ini, nak. Hamish itu selalu punya cara buat nggak datengin kamu ke rumah. Banyak sekali alasan yang ia buat." Ucap Aicha membuat Hamish memutar matanya malas. Bukannya banyak alasan, toh memang dulu Hamish belum menemukan dambaan hatinya. Clara? Oh, bisa-bisa mama nya akan mengamuk jika Hamish membawa Clara kesini.

"Iya, Aleena. Kita belum pergi jalan-jalan bersama. Huh, aturan kau minimal satu bulan disini. Biar saja Hamish yang balik ke London sendiri." Celetuk Humaira.

"Betul itu. Sudah kubilang apa, kau harus segera menikahkan Aleena. Biar Aleena tinggal disini saja." ucap Hasan menimpalinya.

"Jika pun kami menikah, Aleena tetap ikut aku. Bukan tinggal disini." sahut Hamish dengan kesal.

"Sudah, sudah. Jangan ribut lagi. Nanti kalau Hamish sudah siap, kami akan menemui keluarga mu, nak." ucap Aicha mengelus kepala Aleena yang terbalut kerudung.

"Assalamu'alaikum, Elzam pulang! Paman Hamish, lihat lah. Aku pulang bersama Paman Jeremy." ucap Elzam yang baru saja pulang dari sekolah dan di belakang nya ada Jeremy yang sedang tersenyum lebar.

"Siang, semuanya." sapa Jeremy.

"Ngapain lo kesini, Jer? Segala bawa koper? Mau pindahan?"tanya Hamish, pasalnya Jeremy membawa koper besar.

"Mau nginep disini lah. Eh, ada nona Aleena juga." jawab Jeremy, melempar senyuman kepada Aleena.

"Lo telat. Kita mau balik ke London. Pulang lagi gih." ucap Hamish.

"Hamish... Beri Jeremy istirahat dulu. Kau mau minum apa, nak?" tanya Aicha.

"Aduh, Bibi kesayanganku baik banget. Aku jadi semakin cinta nih." Canda Jeremy

"Jer,"

"Paman Jeremy, ayo kita main PS! Aunty Aleena, pulang nya nanti aja. Elzam kan baru pulang sekolah, masa aunty mau pergi lagi." ucap Elzam memotong ucapan Hamish.

"Sayang, maafin aunty ya. Aunty harus pulang. Soalnya kakak nya aunty lagi sakit. Nanti kalau aunty ada waktu kosong, aunty main kesini lagi kok." ucap Aleena.

"Yah, yaudah deh. Tapi aunty janji ya, bakal kesini lagi." ucap Elzam.

"Iya sayang." ucap Aleena, lalu mengecup pipi tembam Elzam.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Sep 29, 2023 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Twenty Two From LondonOnde histórias criam vida. Descubra agora