Part 35

23 7 6
                                    

Malam hari nya. Kini Aleena, Olive, dan Alicia sedang menikmati makan malam. Sore tadi, Aleena telah sampai di apartement nya yang hanya ada Alicia dan Nanny nya. Sedangkan Alana sedang keluar dari pagi hingga malam belum kunjung pulang.

"Aunty Zoe, pergi nya lama banget. Alicia kesepian, mama selalu pergi dan pulang larut malam." Ucap Alicia.

"Maaf ya sayang, aunty sedang ada urusan kuliah." Sahut Aleena.

"Hm, tapi jangan pergi jauh lagi ya aunty. Kalo aunty mau pergi lagi harus ajak Cia ya?" Ucap Alicia.

"Iya, besok kita jalan-jalan sama aunty Olive juga," Ucap Aleena.

Berbarengan dengan itu, pintu apartement terbuka. Alana dengan ekspresi datar nya menghampiri mereka bertiga.

"Ku kira kau tidak akan pulang lagi," Sindir Alana membuat Aleena melirik ke arah Olive agar membawa pergi Alicia.

"Alicia sayang, kita nonton film yuk. Aunty Olive punya koleksi film kartun terbaru lho." Ucap Olive.

"Benarkah?" Tanya Alicia.

"Iya sayang, gih sana nonton filmnya. Nanti aunty Zoe menyusul." Sahut Aleena.

"Baiklah. Mama, Alicia mau nonton film dulu ya sama aunty Olive." Ucap Alicia pada Alana yang dibalas dengan dehaman saja.

Setelah memastikan Olive dan Alicia masuk ke kamar, Aleena menatap kakaknya.

"Jadi, kau kemana satu bulan ini?" Tanya Alana menyelidik.

"Aku hanya berkunjung kerumah Nenek Ayse, kak." Jawab Aleena.

"Selama itu?"

"Kak, mereka juga keluarga kita. Kenapa kakak kelihatan tidak suka? Kalau kakak lupa, Nenek Ayse adalah Ibu dari Papa kandung kita. Nggak seharusnya kakak lupain begitu saja,"

"Dengan apa yang mereka telah perbuat ke kita? Dengar, Aleena. Kau lupa waktu mereka tahu Mama menikah lagi, mereka bahkan tidak mau menganggap kita keluarga nya. Dan sekarang kau tiba-tiba berkunjung kesana? Harga dirimu dimana, Aleena?"

"Kak, nggak seharusnya kakak ungkit itu lagi. Biarkan itu menjadi masalalu. Bagaimana pun mereka tetap keluarga kita juga. Kakak lupa, kalau Mama selalu ngajarin kita agar tidak membenci orang lain? Harusnya kakak lebih paham karena kakak yang lahir duluan dan pastinya kakak sudah kenal mereka terlebih dahulu daripada aku." Ucap Aleena lalu bangkit dari duduk nya dan meninggalkan Alana.

Sedangkan Alana menatap tajam Aleena yang masuk ke dalam kamarnya dan mendengus kasar, "karena aku bukan bagian dari keluarga kalian." Desis Alana yang tentu nya tidak ada yang mendengar nya.

***

Di lain tempat, tepat nya dirumah sakit dimana Jeremy di rawat. Hamish dan juga Jeno sedang menatap Jeremy yang baru saja di pasang infus ulang setelah melewati drama penolakan dan bahkan Jeremy sempat kabur dari rumah sakit.

"Ck, saya udah sembuh sus. Kenapa di infus lagi si? Liat tuh, temen-temen saya pada ngejek saya." Ucap Jeremy.

"Kondisi anda belum stabil dan dokter menyarankan agar anda tetap di infus ulang. Jika besok hasil anda bagus semua, maka anda diperbolehkan pulang." Ujar perawat.

"Tau lo Jer, segala kabur. Mau kemana si emang nya?" Tanya Jeno.

"Bosen gue disini. Tempat nya bikin gue mual." Sahut Jeremy.

"Nah, sudah selesai. Jangan coba-coba di copot paksa seperti tadi ya. Kalau begitu saya permisi." Pamit perawat lalu keluar dari ruangan Jeremy.

"Dengerin Jer, jangan coba-coba kabur. Kesehatan lo nomer satu." Ucap Hamish.

"Iya, Ziy." Sahut Jeremy.

"Cih, dibilangin Hamish aja 'Iya, Ziy'. Coba gue yang bilangin dikata bacot." Gerutu Jeno.

"Lagian lo emang bacot. Ngomong mulu kerjaannya." Ucap Jeremy tak kalah sewotnya.

"Udah, jangan berantem. Mending lo istirahat Jer." Ucap Hamish melerai mereka.

"Gue nggak bisa tidur kalo disini, Ziy." Sahut Jeremy.

"Heleh, manja!" Ucap Jeno.

"Sirik aja lo! Oh, ya Ziy. Gimana pedekate nya? Lancar kan? Dia baik kan? Nggak kayak Clara kan?" Tanya Jeremy.

"Sembarangan lo kalo ngomong. Yang ini beda ya enggak kayak tetangga." Sahut Jeno.

Hamish tersenyum misterius. Menatap keduanya. Lalu menghela nafasnya.

"Alhamdulillah, lancar." Ucap Hamish membuat keduanya senang.

"Bagus, jadi kapan kenalin ke gue nya, Ziy?" Tanya Jeremy membuat Jeno melotot. Jeremy beneran minta di sleding sepertinya.

"Nanti, tunggu waktunya." Sahut Hamish.

"Ziy, jangan mau ngenalin ke Jeremy. Nanti di tikung." Protes Jeno.

"Sorry, nih ya. Di kamus hidup gue nggak ada tuh tikung menikung antar teman apalagi sampe nyimpen dendam." Ucap Jeremy.

"Terus maksud lo apa minta kenalin dia ke lo, kalo bukan mau ditikung?" tanya Jeno.

"Hadeh, makanya lo jangan negatif thingking dulu Bang Jeno. Yakali gue jahat ama temen sendiri. Nggak mungkin lah. Gue cuma mau kenal dia yang nanti nya bakal jadi pendamping hidup Hamish. Lagian umur nggak ada yang tau. Siapa tau pas Hamish nikah nanti gue nggak ada gimana? Rugi dong gue nggak bisa kenal pendamping hidup nya Hamish." Ucap Jeremy membuat keadaan hening. Baik Hamish dan Jeno mencerna setiap ucapan yang Jeremy berikan barusan.

"Ya nanti, gue kenalin ke kalian. Dan gue pastiin kita bertiga bakal terus bersama selamanya. Nggak ada yang pergi duluan." ucap Hamish.

"Gila lo Jer. Gara-gara lo ngomong barusan hati gue sakit. Gue juga nggak mau salah satu dari kita pergi duluan. Nggak boleh pokoknya." Ucap Jeno.

"Ck, lebay deh kalian. Sini-sini peluk Jeremy dulu." ucap Jeremy merentang kan tangannya.

***

Pagi hari menyinari kota London. Aleena sudah siap untuk berangkat ke kampus bersama Olive tentunya. Kini, Aleena dan Olive sedang berada di meja makan. Menikmati sarapan mereka. Sedangkan Alana, ia sedang sibuk membuat sarapan untuk Alicia.

"MAMA! TOLONG..." Teriakan Alicia membuat ketiga nya buru-buru menghampiri Alicia yang masih ada di dalam kamar nya.

Alana langsung memeluk Alicia yang sudah terisak dalam pelukan mama nya.

"Ada apa sayang?" Tanya Alana pada Alicia.

Olive melebarkan matanya saat ia melihat sebuah kotak yang terbuka berisi bangkai tikus yang penuh dengan darah dan ada secarik kertas yang berisi DIE.

"Zoe, liat ini!" Seru Olive membuat Aleena dan Alana menengok ke arah Olive.

Aleena yang melihat itu menutup mulutnya dengan tangan nya. Tubuh nya bergetar saat melihat isakan Alicia dan bangkai tikus tersebut. Siapa yang tega melakukan ini semua?

"Astaghfirullah," Lirih Aleena.

"Tolong buang, Livie. Jangan sampai Alicia melihat nya lagi." Ucap Aleena.

"Alicia takut, Ma. Kenapa tikus nya mati disitu," Ucap Alicia dengan tubuh yang masih bergetar hebat.

"Udah sayang, tikus nya udah dibuang sama aunty Olive. Jangan takut lagi ya," Ucap Alana menenangkan putri nya.

"Kak, ajak Alicia keluar dari kamar. Aku ingin beresin ini dulu." Ucap Aleena.

"Ayo sayang, kita sarapan dulu ya. Kamu nggak usah takut lagi, oke?" Ucap Alana sambil menggendong Alicia lalu keluar dari kamar Aleena.

Setelah Alana dan Alicia keluar dari kamar nya, Aleena pun segera membersihkan bercak darah yang berceceran di lantai.

"Ya Allah, lindungi lah keluarga ku dari bahaya serta jauhkan kami dari orang-orang jahat." Ucap Aleena.

_________________________________________________

Wah siapa nih yang kirim teror? Jahat banget ya😠

Spam Next yuk👉

Thank u time gais😍❤

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now