Part 34

30 6 4
                                    

Istanbul, Turki. Pukul 08.00.

Di kediaman keluarga Seçkiner pagi ini sangat kacau dengan rengekkan dari Sofia. Anak ini tidak ada lelahnya untuk terus merengek menginginkan kuda poni asli.

Hamish dan Aleena sedang berpamitan kepada seluruh anggota keluarga. Aleena akan kembali ke London, untuk melanjutkan kuliah dan bisnisnya di sana. Bertepatan dengan itu, Hamish akan bertanding 2 hari lagi.

"Paman Hamish, kau telah menginap di rumah Nenek selama 3 hari. Aku meminta imbalan," Ucap Sofia kepada Hamish.

"Sofia, tidak baik berbicara seperti itu." Ucap Seyda tak enak hati akan ucapan anaknya. Ya Allah Sofia mengikut gen siapa? lancang sekali. Batin Seyda.

Hamish tersenyum mendengar ucapan Sofia. Selama 3 hari Hamish berada di sini, Sofia selalu berbicara seperti itu kepadanya.

"Paman," Rengek Sofia sambil menghentakkan kakinya lucu.

Hamish berjongkok menyamakan tinggi badannya dengan Sofia, "mau kuda poni?" Tanya Hamish sambil tersenyum manis.

Sofia menganggukkan kepalanya dengan wajah berbinar, "bukan boneka, tapi kuda poni sungguhan." Ucap Sofia.

"Kalau begitu, Kau mau ikut dengan aunty dan paman?" Tanya Hamish.

"Ke London?" Tanya Sofia, dan dibalas anggukkan kepala oleh Hamish, "paman mempunyai teman yang memiliki kuda poni." Ucap Hamish.

Aleena mengernyitkan alis bingung, siapa yang di maksud Hamish, "siapa yang kau maksud?" Bisik Aleena.

Hamish tersenyum, "Olive." Ucap Hamish tanpa dosa. Aleena yang mendengar ucapan Hamish terkejut. Wah, Hamish sepertinya mencari masalah dengan Olive. Batin Aleena.

***

London Heathrow Airport, Pukul 12.15.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam 50 menit. Kini, Aleena dan Hamish telah tiba di London. Di mana, kota ini yang menjadi saksi bisu di antara dua manusia tersebut saling mengenal antara satu sama lain.

Bagi Aleena, bertemu Hamish seperti menemukan bintang yang bersinar di antara ribuan bintang. Di antara banyaknya laki-laki yang mendekati Aleena, Aleena hanya tertarik kepada Hamish. Aleena rasa, jatuh cinta kepada Hamish tidak akan pernah berubah, bahkan sudah dua puluh tahun berlalu Aleena jatuh cinta kepada Hamish.

Bagi Hamish, bertemu dengan Aleena seperti menemukan kepingan puzzle yang telah lama hilang. Setelah sekian lama Hamish mencari sosok gadis kecil yang memberikannya semangat untuk melanjutkan hidupnya, akhirnya Hamish menemukannya.

Dan sekarang, di antara mereka berdua tidak ada penghalang lagi. Mereka berdua telah sama, tinggal menunggu tali pernikahan mengikat mereka berdua.

Setelah selesai dari antrean pengambilan bagasi, Aleena dan Hamish berjalan menuju tempat penjemputan. Mereka menuju terminal 3 stand 19.

"Aku akan menghubungi Olive untuk menjemput kita." Ucap Aleena lembut.

"Tidak perlu, kita gunakan bus bersama saja. Waktu sudah memasuki shalat dhuhur, kita shalat dulu." Jawab Hamish dan ia tidak lupa mengingatkan Aleena tentang kewajibannya. Bagaimana pun Aleena baru saja memeluk agama islam, Aleena masih perlu bimbingan. Hamish bersedia jika Aleena menginginkannya.

Aleena mengangguk, "kalau begitu, kita akan ke mana?" Tanya Aleena.

"Heathrow Jamia Masjid." Sahut Hamish.

Bus yang mereka tunggu akhirnya datang. Mereka berdua langsung memasuki bus dan mencari tempat duduk. Suasana bus tidak terlalu ramai orang, hanya ada sepuluh orang yang menaiki bus tersebut.

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now