Part 24

37 7 10
                                    

Double up?

***

Musik berdentum kencang. Hiruk-pikuk orang-orang berdansa dibawah lampu kerlap-kerlip, menghempaskan pikiran seharian yang lelah berkerja juga mengalihkan agar tidak stres berat. Ya, begitu lah keadaan club malam terbesar dan paling terkenal di London selalu ramai kapan pun dan dalam kondisi bagaimana pun karena sudah terbiasa melepaskan penat mereka pergi ke club.

Terlihat dua sejoli sedang bermesraan. Mereka adalah Clara dan Alex ditemani dengan segelas wine.

Ponsel Alex bergetar, ia melihat di layar ponselnya. Seseorang menelpon nya.

"Sayang, aku angkat telpon dulu." Ucap Alex melepaskan rangkulan Clara di pundaknya.

"Siapa yang telpon kamu?" Tanya Clara curiga.

"Temenku, kamu tunggu disini sebentar. Nanti kita langsung ke apartement ku." Jawab Alex lalu meninggalkan Clara.

Setelah sampai di toilet, Alex mengangkat telpon tersebut.

"Akhirnya kau angkat telpon ku juga. Kukira kau sudah mati."

"Astaga kak, jangan bicara seperti itu. Aku sedang---"

"Bersenang-senang sama cewek jalang itu, iya?!"

"Kak, Clara itu pacarku. Bukan cewek jalang seperti yang kakak bilang barusan. Kakak sendiri kenapa menelponku tengah malem begini?"

"Yayaya, terserah kau saja. Aku menelponmu mau tanya gimana hubungan kau dan dia? Apa ada kemajuan? Aku tidak mau gagal kali ini."

"Masih biasa kak, kakak tenang saja rencana kita akan berhasil kali ini. Percaya sama aku kak, kita bakal berhasil."

"Baiklah kalau begitu. Aku pegang kata-katamu. Awas saja kali ini sampai gagal. Aku akan membunuhmu. Aku tutup telponnya. Dan kau, jangan terlalu sering tidur bersamanya. Aku tidak ingin memiliki keponakan dari seorang jalang."

Panggilan pun terputus. Alex meremas ponselnya,mendengus kesal. Kali ini rencananya tidak boleh gagal.

***

Sedangkan di negara berbeda.Tepat nya di Morocco. Hamish sedari tadi tidak nyaman. Entahlah, hati dan pikirannya berkelana kemana saja. Keadaan mama nya di Belanda pun baik-baik saja. Tapi, mengapa Hamish masih cemas? Apakah Aleena? Ah, ya Aleena. Sejak hari itu Aleena tidak bisa dihubungi. Olive pun mendadak bisu setiap Hamish bertanya dimana Aleena berada.

"Astaghfirullah, ya Allah. Dimana pun Aleena berada, tolong jaga dirinya dari marak-bahaya." Ucap Hamish di dalam hatinya mencoba memejamkan matanya.

"Kau belum tidur? Ada apa? Nampak nya kau terlihat murung sejak datang kesini." Tanya Ebrahim,teman timnas Morocco.

"Hm,entahlah hatiku sedikit tidak nyaman." Sahut Hamish.

"Tentang wanita? Ah, akhirnya seorang Hamish naksir wanita." Ucap Ebrahim.

"Ya, begitu lah."

"Sudah jangan dibawa pusing. Dibuat enjoy aja. Jodoh nggak bakal kemana."

"Tapi dia berbeda, Ebrahim. Dia---"

"Ya, aku tau tipe wanita seperti apa yang kau sukai. Sudahlah, dibawa enjoy aja. Lebih baik kau istirahat. Ingat, besok kita tanding, bung!"

"Hah, yasudah."

***

Pagi harinya. Clara terbangun dari tidurnya. Clara melirik ke arah samping nya ada Alex yang tertidur nyenyak. Clara pun mencoba membangunkan kekasih nya itu dengan mencium pipi Alex.

"Bangun sayang, hari sudah pagi. Aku akan buatkan kamu sarapan." Ucap Clara pada Alex yang belum sepenuhnya sadar.

"Hm, sarapan? Bagaimana kalau sarapan nya kamu saja?" Tanya Alex memeluk erat tubuh Clara.

"Oh, c'mon baby! Pagi ini aku ada pemotretan. Aku nggak mau telat gara-gara ngeladenin kamu ya."

"Ya sudah, kamu duluan sana mandi. Aku masih mau tidur."

"Sayang,"

Mendengar panggilan sayang dari Clara, Alex pun bangun dari tidurnya. Alex tidak ingin mereka meributkan hal sepele. Lagipula hari ini ia juga ada jam kuliah. Astaga, bisa-bisanya Alex lupa.

***

Bertepatan dengan itu, Olive datang ke Zo'e Café. Subuh tadi Olive mendapat telepon dari Carol memberitahu bahwa Zo'e Café terkena serangan teror.

Benar saja, kondisi Zo'e Café kini berantakan. Kaca-kaca pecah dan ada kata-kata pengancam yang Olive tidak paham apa yang dimaksud oleh peneror itu.

"Ya Tuhan, bagaimana ini bisa terjadi Carol? Gue harus bilang apa ke Zoe kalo cafe nya kena teror begini?" Tanya Olive pada Carol dengan panik.

"Aku juga tidak tau kronologi nya seperti apa. Tadi malam aku mendapat telepon kata nya Zo'e Café terkena teror. Aku lihat cctv namun sepertinya ini memang sudah di rencanakan. Cctv tiba-tiba rusak."

"Terus kita harus gimana? Gue nggak mau bikin Zoe kepikiran disana. Duh, siapa si yang teror segala. Kekanakkan banget sumpah. Kalo berani muncul sekarang, hadapi orang nya langsung. Jangan kayak gini beraninya teror-teror aja ngerugiin orang lain, huh!"

"Sudah, jangan bicara seperti itu. Mungkin saja mereka salah sasaran." Ucap Carol menenangkan Olive.

"Nggak mungkin salah sasaran, Carol. Lo liat dong tuh ada tulisan 'Aleena segera mati' berarti kan itu orang punya dendam sama Aleena."

"Ya sudah kamu tenang dulu. Aku juga daritadi bingung, gimana bilang ke Zoe kalo Café nya kena teror. Aku tau Zoe disana lagi mencari ketenangan, maka dari itu, bagaimana jika kita saja yang membereskan masalah ini. Maksudku kita minta kerja sama polisi agar memantau pelaku teror tersebut?"

"Ah, ya ide bagus itu. Awas aja kalo sampe ke tangkep gue rebus itu orang. Beraninya teror-teror sahabat gue. Childish banget euw!"

"Ya sudah kita lapor ke polisi sekarang. Semoga kita tau siapa dalang dibalik semua ini."

***

Hari ini Hamish sedang latihan pagi hari bersama timnas Morocco. Hamish dkk akan mengadakan pertandingan persahabatan antara Morocco vs Brazil.

Yeah, semalaman Hamish tidak bisa tertidur nyenyak. Dirinya benar-benar gelisah dan tidak berselera untuk melakukan aktivitas apapun. Namun, Hamish harus profesional dengan tim nya. Sebisa mungkin Hamish akan melupakan sejenak kegundahan di hatinya.

Hamish pun duduk di pinggir lapangan. Sedangkan teman-teman nya sudah mulai latihan. Coach Aziz selaku pelatih timnas Morocco mendekati Hamish, ia duduk di samping Hamish.

"Kau kenapa bung? Aku perhatikan sejak sampai kesini kau terlihat sangat murung. Ibumu sehat kan?" Tanya Aziz pada Hamish.

"Alhamdulillah, Mamaku sehat di sana. Aku hanya, entahlah diriku pun juga bingung dengan perasaan ini." Jawab Hamish.

"Kau sedang dekat dengan seorang wanita, hm?" Tanya Aziz dengan penuh selidik.

"Ah, hm..., sudahlah aku ingin latihan saja." Sahut Hamish mengalihkan pembahasan.

"Yasudah kalau kau belum mau cerita padaku. Aku do'a kan semoga kau dan dia berjodoh." Ucap Aziz sambil merangkul Hamish.

***

Sedangkan di lain tempat, seorang wanita tersenyum puas. Rencana pertama nya berhasil.

"Kita tunggu saja, Aleena. Kamu akan kehilangan semuanya dan kamu akan merasakan hal apa yang aku rasakan selama ini." Ucap wanita itu sambil meremuk lembar foto Aleena.

Sedangkan wanita itu tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sejak tadi mendengarkan semua ucapannya.

_________________________________________________

Wah kira-kira siapa ya yang berani neror Zoe's Cafe? Ayo tebak gais!

Spam Next yuk...

Thank u❤❤❤

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now