Part 44

14 6 1
                                    

St. Elizabeth's Hospital.

Suara pintu terbuka membuat Olive menoleh ke arah sumber suara. Pria paruh baya dengan setelan jas putih kebesarannya baru saja keluar dari ruang Unit Gawat Darurat. Olive beranjak dari kursi tunggu, menghampiri Dokter yang baru saja menangani Jeremy.

"Dok, bagaimana keadaan teman saya?" Tanya Olive.

Dokter itu tersenyum kepada Olive, "efek dari terkena benda keras akan membuat orang tidak sadarkan diri selama beberapa saat. Tidak perlu khawatir, dia hanya pingsan." Jelas Dokter Steff kepada Olive.

Olive yang mendengar pejelasan dari Dokter itu menghembuskan napas lega. Setelah menjelaskan keadaan Jeremy, Dokter Steff pergi meninggalkan Olive. Namun, sebelum Dokter Steff pergi, ia berbicara kepada Olive.

"Lebih di jaga lagi pacarnya ya." Ucap Dokter Steff dan setelah itu dia pergi meninggal Olive.

Olive yang mendengar ucapan dari Dokter tersebut mendengus kesal. Apa kata dokter tersebut? Pacar dari Jeremy? Tidak, Olive tidak mau. Batin Olive.

Olive segera mengetik pesan teks kepada Aleena. Aleena bilang, Olive harus memberikan kabar terbaru tentang Jeremy. Setelah selesai mengetik pesan, Olive duduk kembali di kursi tunggu. Olive menyandarkan tubuhnya, merilekskan anggota tubuhnya yang terasa begitu berat. Memejamkan matanya dan menghela napasnya pelan. Untung saja Jeremy hanya pingsan, batin Olive.

***

Aleena yang mendapat pesan dari Olive. Segera menelepon Hamish. Bagaimana pun Hamish harus tahu jika temannya masuk ke rumah sakit. Panggilan pertama Aleena tidak di angkat, Aleena mencoba kembali. Panggilan kedua pun tidak ada jawaban. Aleena mengusap wajahnya gusar.

"Dimana dia?" Ucap Aleena dalam hati.

Aleena mencoba panggilan ketiga, Aleena berharap panggilan kali ini ia menerima jawaban dari Hamish.

"Halo, Leena," Sapa Hamish dari seberang telepon.

"Maaf, tadi aku sedang mengobrol dengan temanku. Ponselku silent, jadi aku tidak mendengar ada telepon darimu." Jelas Hamish.

"Ada apa, Leena?" Tanya Hamish khawatir.

"Aku hanya ingin memberimu kabar bahwa Jeremy masuk rumah sakit." Ucap Aleena memberitahu Hamish.

"What? Ah maksudku kenapa Jeremy bisa masuk rumah sakit?" Tanya Hamish penasaran dari seberang telepon.

"Jeremy menolong Olive yang sedang..." Ucap Aleena menggantung kalimatnya.

Tidak mungkin jika Aleena berbicara hal yang benar kepada Hamish. Olive telah menjelaskan kepadanya alasan kenapa dia tidak segera kembali ke apartemen. Olive bilang ia harus menuntaskan suatu misi, dan tanpa di ketahui Jeremy menolong Olive. Apa Aleena harus berbicara kepada Hamish? Tidak, Tidak... Aleena tidak bisa.

Di seberang sana, Hamish mengerutkan alisnya. Kenapa Aleena tiba-tiba terdiam. Hamish mencoba memanggil Aleena dari teleponnya.

"Aleena?"

"Kenapa kau diam?" Tanya Hamish bingung.

Aleena yang mendengar ucapan Hamish segera menjawab pertanyaan Hamish.

"Ah... tidak apa-apa," Ucap Aleena sambil terkekeh.

"Jadi bagaimana? Kenapa Jeremy bisa sampai terluka karena menolong Olive?" Tanya Hamish penasaran.

"I-itu, Olive kena rampok. Jadi Jeremy menolong Olive yang sedang di rampok. Namun penjahatnya malah memukul kepala Jeremy dengan balok." Jelas Aleena berbohong.

Twenty Two From LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang