Part 47

14 5 2
                                    

Pintu apartement terbuka. Menampakkan Alana yang baru saja datang yang entah dari mana. Terdengar suara ramai di ruang tamu. Alana menghampiri suara tersebut. Mata nya menangkap sosok keluarga yang sudah membuat dirinya seperti sekarang.

Selim menyadari kehadiran Alana pun menghentikan tawanya, diikuti dengan Seyda.

"Hai, Alana? Bagaimana kabar mu? Aku dengar kau sedang mengejar gelar doktor ya? Aku senang, kau mengingatkan ku pada kakek Mustafa yang merupakan seorang dokter. Beliau sangat ambisius, sama seperti mu." ucap Selim.

"Kabarku baik, Paman. Paman dan Bibi kapan sampai?" tanya Alana basa-basi yang nyatanya Alana sebenarnya malas untuk berkomunikasi dengan dua orang yang kini ada di hadapannya.

"Kami baru saja sampai kemarin. Kami kesini mengantarkan Sofia yang rindu pada Aleena."

"Oh, kalau begitu aku pamit untuk membersihkan badan ku ya paman Selim, Bibi Seyda. Seharian di luar membuat tubuh ku kotor dan lelah." ucap Alana.

"Ya, silahkan Alana. Nampak nya kau butuh ekstra istirahat. Kau kelihatan lusuh sekali" sahut Seyda.

"Hm, baiklah. Aku tinggal ke kamar ya Paman, Bibi." pamit Alana.

Sedangkan Aleena mengejar Hamish yang sudah pergi meninggalkan unit apartement Aleena.

Aleena mencoba menelpon Hamish, namun sepertinya Hamish tersinggung atas ucapannya tadi. Telponnya pun tak diangkat oleh Hamish. Aleena harus minta maaf. Yeah, besok pagi ia akan bertemu dengan Hamish. Biarkan saja Hamish merajuk untuk saat ini. Lagipula tadi Hamish bilang ingin menghadiri sebuah pesta temannya kan?

Aleena melangkahkan kakinya masuk ke unit apartement nya. Menghela nafas nya. Mengapa harus Hamish yang merajuk? Huft, buat nambah pikiran Aleena saja.

***

Hamish mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Ponsel nya sedari tadi berdering. Tertera nama Aleena memenuhi layar ponsel miliknya. Hamish hanya melirik. Membiarkan panggilan tersebut tanpa ada niat untuk mengangkat nya. Biar saja, kali ini Hamish akan merajuk. Hamish ingin mencoba, apakah Aleena berhasil kembalikan dirinya seperti semula? Jawabannya pasti, dan Hamish akan tetap berpura-pura merajuk agar Aleena memohon-mohon pada dirinya. Sekali-kali mengerjai Aleena, tidak apa-apa kan?

Ponsel Hamish kembali berdering. Kali ini Hamish berdecak sebal. Dengan malas, Hamish memakai earphone nya lalu mengangkat telpon dari Delvin.

"Lo dimana? Semua udah pada dateng. Tinggal lo aja yang belom muncul." semprot Delvin di sebrang sana.

Hamish melirik jam tangannya. Pukul 10:45.

"Hm, bentar lagi gue sampe."

"Ok, awas aja lo ampe nggak dateng."

Hamish mematikan panggilan nya. Mendengus pelan. Mengapa ia ditakdirkan memiliki teman seperti Delvin? Orang yang tidak sabaran, sama seperti Jeremy. Hah, memikirkan Jeremy, Hamish tak habis pikir. Mengapa ada orang yang suka bolak-balik keluar-masuk rumah sakit?

***

Olive datang membawa banyak jenis snack, Sofia dan Alicia tentunya berbinar bahagia.

"Aunty Olive, ayo kita nonton maraton Kim Taehyung." ajak Sofia.

"Ish, kamu tuh masih kecil Sofia. Masa nonton nya film dewasa!" seru Alicia.

"Siapa yang masih kecil? Usiaku sudah lima tahun, tau!" sahut Sofia yang tak terima jika ia dikata masih kecil.

"Sudah, sudah. Jangan berantem dong, lebih baik kita tidur aja yuk. Udah malem juga, nanti aunty Olive bacakan dongeng untuk kalian." ucap Olive melerai keduanya.

Twenty Two From LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang