Part 38

28 6 1
                                    

Di lain tempat, di ruangan dengan dominasi warna putih dan abu-abu. Ia mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Aleena.

Aleena baik, bahkan terlalu baik. Untuk membenci orang yang membuat kekacauan pun dia ragu, karena mau bagaimana pun Alana adalah saudara dia.

Olive menghela napasnya, "lo terlalu baik buat Alana, Zoe."

***

Alex berdiam diri memikirkan kejadian tadi sore. Bagaimana mungkin bangkai tikus yang ia taruh di kamar Aleena berada di dalam tas Alana? Siapa yang menaruh bangkai tersebut?

"Alex," Panggilan lembut keluar dari mulut Maria.

Alex tidak menoleh, ia tetap berdiam tanpa bergeming dari tempatnya. Maria menghela nafasnya, "sudah malam, lebih baik tidur. Selamat malam." Ucap Maria meninggal Alex.

Alex menyunggingkan senyum sinis, "bakal mimpi buruk, di ucapin selamat malam sama jalang." Ucap Alex sinis.

Tanpa Alex tahu, Maria belum sepenuhnya pergi dari ruang keluarga. Maria mendengar semua ucapan anak sambungnya, tanpa di sangka air mata Maria turun begitu saja dari matanya.

***

Flower Apartemen, Pukul 08.00 Pagi.

Suara gaduh dari unit nomer 22 membuat penghuninya menghela napas lelah. Alicia dan Sofia sedang berebut remot televisi. Tidak ada yang mau mengalah dari mereka berdua.

"Ganti," Rengek Sofia kepada Alicia.

"Tidak mau." Ucap Alicia santai.

Mata Sofia kini memerah, tandanya sebentar lagi akan menangis. Aleena yang melihat kegaduhan yang di akibatkan oleh keponakannya, memijat pelipisnya pelan. Kemudian menghela napas pelan.

"Alicia, Sofia." Ucap Aleena memanggil nama ponakannya.

"Aunty." Ucap Sofia sambil terisak.

Alicia yang melihat Sofia terisak berdecak kesal, "ih, begitu saja menangis. Dasar cengeng!" Ucap Alicia.

"Apa katamu? Aku cengeng?" Ucap Sofia menaikkan suaranya. Mengusap air matanya dengan kasar kemudian menatap Alicia tajam.

Alicia yang di tatap tajam oleh Sofia mengangkat bahu acuh, kemudian Alicia menikmati film kartun kesukaannya.

Aleena mengusap wajahnya kasar. Kemudian ia menggendong Sofia ke ruang tamu. Setelah sampai ruang tamu Aleena mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Setelah menghubungi seseorang, Aleena menatap Sofia yang berada di pangkuannya. Aleena mengusap jejak air mata di pipi Sofia.

Pagi tadi, pukul 06.00 pagi bel apartemennya berbunyi. Ketika Aleena membuka pintu apartemen betapa terkejutnya yang berada di depan pintu apartemennya paman dan bibinya dari keluarga ayahnya. Dan mereka menitipkan Sofia karena mereka ada kegiatan di London selama 3 hari.

"Sudah ya, jangan menangis. Nanti cantiknya hilang." Ucap Aleena tersenyum.

"Nanti Aunty Olive ke sini. Mau naik kuda poni kan?"

Sofia yang mendengar ucapan Aleena wajahnya berbinar dengan senyum merekah di wajahnya, "mau aunty, mau!" Ucap Sofia antusias.

Dari arah belakang, Alicia berjalan dengan santai kemudian duduk di sebelah Aleena, "mau apa?" Tanya Alicia penasaran.

Sofia yang melihat kedatangan Alicia menatap dengan tatapan tidak bersahabat. Aleena tersenyum mendengar ucapan Alicia.

"Mau ke rumah aunty Olive."

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now