Part 25

47 6 15
                                    

Oke, double up up lagi gais! Semangat bacanya🤗

***

"Mama!" Teriak Alicia.

Alana yang mendengar teriakan sang anak langsung memutar tubuhnya menghadap Alicia. Alana memincingkan matanya tajam, Alicia yang mendapat tatapan tajam dari sang ibu hanya diam sambil menundukkan kepalanya.

"Apa yang kau lakukan Alicia?!" Bentak Alana. Bukankah seharusnya Alicia sudah tertidur? Jam menunjukkan pukul 23.30, sudah hampir tengah malam, apa yang di lakukan Alicia?

"Aku hanya ingin mengambil minum, Ma." Ucap Alicia pelan dengar suara bergetar.

Alana menghampiri Alicia, berjongkok di depan sang anak, kemudian memeluk Alicia, "maaf." Ucap Alana.

Alicia yang mendengar sang ibu mengucapkan maaf ia menangis di pelukan sang ibu. Alicia tidak pernah mendengar Alana membentaknya, bahkan sama sekali tidak pernah Alana lakukan tapi, malam ini Alana membentak Alicia. Apa yang ada di pikiran Alana sehingga lepas kontrol kepada Alicia?

"Sudah ambil minumnya?" Tanya Alana pelan sembari melepas pelukan sang anak.

Alicia mengangguk sebagai jawaban, Alana tersenyum kepada Alicia sembari mengusap jejak air mata di pipi sang anak, "kalau begitu, ayo kembali ke kamar." Ucap Alana sembari menggendong Alicia menuju kamar.

Alicia yang berada di gendongan Alana, mencoba mencerna apa yang ia dengar dan ia lihat. Apa yang di lakukan sang Ibu?

***

Dengan langkah kaki yang keras, Jeremy membuka pintu apartemen dengan keras. Tidak ada raut bahagia di wajahnya hanya ada raut marah yang terlihat jelas di mukanya.

Jeremy menghela napasnya, kemudian ia berjalan ke arah kamarnya.

"Akhirnya kau datang juga, kak." Ucap laki-laki tersebut sambil terkekeh.

Tangan Jeremy terkepal kuat, andai bukan sang Ibu yang menyuruhnya menjaga anak bajingan ini, Jeremy tidak akan mau. Jeremy tidak menghiraukan ucapan laki-laki tersebut dan memilih mengabaikan ucapan tersebut.

Namun, dari arah belakang, laki-laki tersebut siap memukul Jeremy. Dengan gerakan gesit, Jeremy dapat dengan mudah menangkis pukulan laki-laki tersebut.

"CUKUP! GUE BUKAN SAMSAK YANG KAPAN AJA BISA LO TINJU, BRENGSEK!" Teriak Jeremy marah.

Jeremy selalu berdoa semoga anak bajingan di depannya ini cepat-cepat mati.

Laki-laki tersebut terkekeh, menatap tajam Jeremy seakan-akan ingin membunuhnya, "tapi, kau ditakdirkan buat jadi samsak, kak." Ucap laki laki tersebut tersenyum sinis.

"GUE SUMPAHIN LO CEPAT MATI, ALEX!" Ucap Jeremy dengan nada tinggi, melepas cekalan tangan Alex, dan berjalan menuju kamarnya.

Sedangkan Alex, laki-laki tersebut tertawa mendengar ucapan Jeremy. Benarkah dirinya akan meninggal? bukannya Jeremy yang akan meninggal di tangannya? Kita lihat saja nanti.

***

Kini, Pagi hari telah menyambut setiap insan di bumi. Alana telah melakukan aktivitas sehari-harinya, bangun lebih awal, menyiapkan makanan pagi untuk Alicia, dan setelah itu ia akan melakukan observasi ke sebuah kebun.

Alana kini sedang berkutat dengan alat dapurnya, menyiapkan makan pagi untuk dirinya dan juga Alicia. Pagi ini, Alana akan membuat Omelate daging, makanan kesukaan Alicia.

Menyiapkan semua bahan-bahan yang akan di perlukan. Setelah semua bahan-bahannya terkumpul, Alana menyuci wortel dan tomat terlebih dahulu. Setelah itu, mengupas kentang dan mencucinya.

Twenty Two From LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang