Part 17

78 11 8
                                    

Ponsel itu bergetar. Aleena beranjak dari tempat tidur untuk melihatnya.

Nomor tidak dikenal muncul pada layar ponselnya. Siapa ini?

Lalu Aleena membuka pesan tersebut.

["Kau sibuk tidak hari ini?"]
Hamish.

"Hah? Hamish? Dia tahu darimana nomor ku?" tanya Aleena kening nya berkerut.

Aleena mulai mengetik di ponselnya untuk membalasnya.

["Kau benar Hamish? Tau nomerku dari mana?"]

Tiba-tiba muncul pesan baru lagi darinya.

["Kau mau menemaniku belanja?"]

Aleena tersentak. Ada yang janggal disini. Pertama, Hamish menghubunginya tiba-tiba. Lalu, Hamish meminta agar ia ditemani belanja? Atau ini hanya orang yang iseng aja? Apa Olive? Mungkin juga kak Alex?

Aleena lalu menekan tombol hijau berlambang telepon pada akhirnya.

Beberapa detik kemudian terdengar nada terhubung. Ia ragu untuk berbicara.

"Haa-hallo?" ucap Aleena dengan terbata.

"Ya? Bagaimana? Kau bisa?" sahut Hamish dari sebrang telepon.

Jeda beberapa saat.

Aleena terkejut. Setelah jawaban di sebrang sana terdengar, ia menutup mulut dengan kedua tangannya.

Ya Tuhan! Ternyata benar Hamish!

"Hallo?" Hamish kembali berkata.

"Oh yaa Hamish, aku...bisa!" Aleena mengatur nafasnya untuk mengembalikan gugup pada dirinya.

"Tidak sibuk kan?"

"Tidak-tidak, aku luang hari ini."

"Mau ku jemput?"

Astaga! Hamish akan menjemputku?

"Oh hm-ya-b-baa-bagaimanaa ya...?"

"Kau kenapa?"

"TIDAK! Eh maaf, aku...Ah! Yasudah jemput saja. Sudah dulu ya. Aku mau siap-siap. BYE..."

Di tempat berbeda, Hamish mengerutkan keningnya. Lalu tawanya pecah begitu saja.

***

Siang harinya, di pusat perbelanjaan London keduanya berjalan beriringan ketika berada di mall setengah jam kemudian dari waktu mereka berbicara di telepon.

Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut mereka. Keduanya hanya bungkam bergelut dengan fikirannya masing-masing.

Aleena terlihat sangat casual dengan coat panjang berwarna cokelat muda dengan bawahan jeans broken white yang membalut tubuhnya. Rambutnya ia biarkan terurai begitu saja.

Sedangkan Hamish mengenakan jumper dengan dalaman kaos hitam dan celana jeans hitam serta topi yang berwarna senada.

"Tolong pilihkan sesuatu untuk seorang perempuan." Kata Hamish akhirnya.

Aleena terlihat berfikir, apa mungkin untuk pacarnya? Apa dia mengajakku hanya untuk memilihkan sebuah hadiah untuk wanita lain? Aleena mendengus kesal. Ah! Apasih Hamish ini!

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now