part 61

26 3 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Ruang ICU sangat sunyi. Hanya terdengar suara mesin EKG yang memekakkan telinga. Andreas dengan setia nya menunggu sang istri tercinta nya yang tak kunjung sadar.

Terhitung sudah tiga hari Alana enggan untuk membuka matanya. Entahlah, sepertinya Alana senang di alam sana.

Andreas mengelus punggung tangan Alana. Memberikan sentuhan agar Alana segera sadar.

"Sayang, ayo bangun. Alicia sudah menunggumu dan daddy mu ingin bertemu dengan mu." ucap Andreas, lalu ia mengecup kening Alana.

Beberapa detik berikut nya jari-jari Alana bergerak pelan. Perlahan matanya terbuka.

"Sayang." ucap Andreas saat melihat ada pergerakan dari Alana sambil berusaha memencet tombol agar dokter dan perawat segera ke ruangan Alana.

Alana melirik ke sekitarnya. Dimana kah ia sekarang berada? Bukan kah ia baru saja bertemu mommy dan daddy nya?

Tak perlu menunggu lama, tim Dokter dan perawat pun datang menghampiri Alana. Andreas memundurkan dirinya, memberikan ruang untuk dokter dan perawat yang akan memeriksa keadaan Alana.

"Kondisi nyonya Alana kembali stabil. Nyonya Alana sudah bisa dipindahkan ke ruang inap biasa." ucap Dokter Kimberly pada Andreas.

"Terimakasih Dok." ucap Andreas.

Setelah itu, Alana dipindahkan ke ruang inap VVIP. Tubuh nya masih agak kaku lantaran ia berbaring selama tiga hari. Dan juga bagian dada nya sangat terasa nyeri.

"Sayang, ada yang ingin bertemu dengan mu." ucap Andreas, lalu pintu ruang inap Alana terbuka menampilkan Andrew dan Maria yang menghampiri Alana.

"Puteriku." ucap Andrew segera memeluk Alana yang masih bergeming.

"Kau siapa?" lirih Alana dengan suara parau nya.

"Aku Andrew, daddy kandungmu. Maafkan daddy. Selama ini daddy berusaha mencarimu, sayang." ucap Andrew.

"Kau daddy kandungku?" tanya Alana.

"Iya sayang. Aku daddy kandungmu dan Alex adik kembarmu. Dia yang sudah mendonorkan darah nya untukmu, sayang." jelas Andrew.

Alana terdiam sejenak. Alex mendonorkan darah untuknya? Berarti rencana jahat mereka terbongkar? Air mata Alana mengalir begitu saja. Ia akui, ia menyesal karna sudah sangat jahat kepada Aleena. Benar kata mommy dan daddy nya. Ia terlalu jahat hanya karena iri hati terhadap Aleena.

"Sayang, kamu kenapa menangis?" tanya Andreas yang melihat Alana tiba-tiba menangis.

"Aleena, mana? Aku ingin bertemu dengannya." jawab Alana.

"Aleena belum datang. Sebentar aku telepon dulu ya." ucap Andreas lalu ia keluar dari ruangan Alana.

"Dad," panggil Alana.

"Iya, Nak? Kau masih ada yang sakit? Sebentar ya, daddy panggilkan Dokter." ucap Andrew dengan raut wajahnya yang panik.

"Enggak, Dad. Aku baik-baik saja. Aku hanya merasa mimpi bahwa kau adalah daddy kandungku. Mommy ku,"ucap Alana sambil melirik ke arah Maria.

"Mommy mu sudah meninggal dan Maria ini adalah mommy tirimu." ucap Andrew.

"Aku boleh lihat wajah mommy ku?" tanya Alana.

"Mommy mu sangat cantik sepertimu, Alana. Lihat lah, kalian sangat mirip sekali," ucap Maria sambil memperlihatkan foto Rose selaku mommy kandung Alana bersama Maria.

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now