Part 22

100 10 13
                                    

Hamish menatap tajam dari dalam mobil, pandangannya memicing. Ia sedang melihat dua wanita yang ada di depan halte bus, tidak jauh dari tempatnya berada sekarang.

Benar. Wanita yang memakai mantel berwarna peach adalah Aleena.

Dan yang satunya? Matanya kembali memicing. Jika dilihat dari postur tubuh dan cara wanita itu berinteraksi, sepertinya ia mengenalnya juga. Benar saja, wanita yang sedang bersama Aleena itu adalah 'Clara si tukang selingkuh'.

Sedang apa mereka?

Clara terlihat pergi bersamaan dengan datangnya bus.

Ketika Hamish hendak menancap pedal gas nya kembali, Aleena masuk ke dalam bus tersebut.

"Ah sial! Aku kalah cepat." Hamish memutar otaknya, "menurut informasi dari Olive tadi, Aleena ada kelas siang hari ini, jadi aku akan menunggu di depan kampusnya saja."

Mobilnya kembali melaju menembus udara hangat kota London.

***

Aleena berdiri di depan kampusnya dengan pandangan tertuju pada laki-laki yang baru saja melewatinya.

"Kenapa dia? Dia tidak melihatku ya? Padahal ketika ia sudah berjalan di dekatku, aku sudah bersiap untuk menolaknya jika ia mengajakku untuk pulang bersama." Aleena berbicara sambil terus memperhatikan laki-laki itu.

Laki-laki itu berjalan dengan pendangan sesekali tertuju pada ponsel yang dipegangnya.

"Dasar wanita jalang! Awas kau ya!"

Laki laki itu membentak ponselnya kemudian masuk ke dalam mobil.

Aleena mendengarnya, ia terlihat bingung.

"Apa katanya? Wanita ja..." Ia tidak melanjutkan kalimatnya, "ah sudahlah, bukan urusanku juga kan?"

Ketika Aleena berbalik, di depannya
sudah berdiri seorang laki-laki yang sedang tersenyum padanya.

"Hai,"

"Hamish? Sedang apa kau disini?"

"Ah, kebetulan sekali kita bertemu."

Pandangan Aleena menyelidik, 'kebetulan bagaimana? Apa dia sekarang kuliah disini? Ah! Yang benar saja!'

"Kau mengikutiku ya?"

Hamish tersenyum tanpa menjawab.

"Tidak menjawab berarti iya. Jadi, pekerjaan sampinganmu sekarang adalah mengikutiku?"

"Tebakanmu tidak salah," Hamish mengalihkan pandangannya ke depan, "tadi itu siapa? Um, maksudku laki-laki itu."

"Itu kak Alex. Aku hanya heran saja dengan sikapnya. Entah ia tidak melihatku atau apa, kau lihat sendiri kan? Dia berlalu begitu saja tadi."

"Jadi kau mau dia apa? Pulang bersama? Atau apa?"

"Bukan begitu. Ah sudahlah, kau malah menuduhku!"

Ketika Aleena mulai berjalan, Hamish menahannya.

"Aku hanya bercanda. Maaf," Ia terkekeh pelan, lalu merogoh sesuatu pada saku mantelnya. Sebuah tiket.

"Aku telah membelinya sebelum kesini."

"London Eye?" Kening Aleena berkerut.

"Yeahh."

"Aku tidak bisa."

"Why? Aku sudah membelinya."

"Aku...aku mempunyai Acrophobia." Aleena menjawab singkat lalu menunduk.

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now