Aleena kini berada di perpustakaan, membaca beberapa jurnal untuk referensi jurnal yang akan ia buat.
Tidak hadir selama satu bulan, Aleena merasa tertinggal sangat jauh. Walaupun Aleena melihat video pembelajaran yang di uggah di chanel youtube universitas, rasanya berbeda ketika di jelaskan secara langsung.
Selama satu bulan ini, Aleena mengirim tugasnya secara online kepada Dosennya. Sebelum mengambil langkah yang ia tempuh sekarang, Aleena sempat berdiskusi kepada Dosen yang mengajarnya. Apakah Aleena bisa melakukan pembelajaran secara online? Apa boleh Aleena mengirim tugas secara online? Dosennya sempat bertanya apa yang akan dilakukan Aleena selama satu bulan kemudian Aleena menjelaskan maksud keinginan hatinya untuk memperdalam agama Islam. Dan tanpa Aleena sangka Dosennya mengizinkan Aleena, dengan syarat Aleena harus tepat waktu mengumpulkan tugasnya. Bukan syarat yang sulit, Aleena menyanggupi itu.
Aleena menghela napasnya lelah, duduk di hadapan layar laptop yang menyala dan di temani tumpukkan buku yang tebal. Aleena menutup buku tebal yang sedang ia pegang, dan melepas kacamatanya. Matanya terasa panas menatap tulisan dan layar laptop.
Suara notifikasi ponsel berbunyi, Aleena mengambil ponselnya dan membaca pesan yang baru saja masuk.
Ah... ternyata Hamish, Aleena segera membalas pesan tersebut.
Setelah membalas pesan dari Hamish. Aleena menunggu kembali balasan dari Hamish.
Notifikasi pesan berbunyi, Aleena segera membuka pesan tersebut.
YOU ARE READING
Twenty Two From London
Romance"Ada apa? Kau dimarahi ibumu ya?" Tanya gadis kecil itu kepada Hamish. "Pergilah, aku ingin sendiri!" Bentak Hamish mengusirnya. Gadis itu tersenyum lalu memeluk Hamish. Ia lalu berkata. "jangan menyerah ya! Aku kehilangan semua orang didalam hidup...