part 62

29 3 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Aleena dan Hamish kini telah tiba di rumah keluarga besar Ziyev. Mereka di antar oleh orang suruhan Olive. Aicha telah menunggu anaknya di depan pintu dengan raut wajah cemas. Tadi, saat di telepon Hamish dan ia mengatakan bahwa dirinya dan Aleena mengalami kecelakaan Aicha sempat pingsan, karena kondisi badan Aicha yang juga kurang sehat.

"Masya Allah, Alhamdullilah. Kalian kembali dengan selamat." Aicha memeluk Hamish dan Aleena bersamaan. Pelukan hangat yang Aicha berikan membuat hati Aleena berdesir. Sudah lama sekali Aleena tidak merasakan pelukan seperti ini.

"Alhamdullilah, Ma. Ada orang baik yang menolong kita." Hamish melepas pelukan sang ibu, dan matanya menatap ke arah Greg, dan Leon.

Aicha mengikuti arah pandang Hamish, Aicha tersenyum tulus kepada Greg dan Leon. Menghampiri Greg dan Leon untuk mengucapkan terima kasih karena telah membantu anaknya.

"Terima kasih, Nak. Telah membantu anak saya. Jika tidak ada kalian anak saya belum kembali ke rumah." Air mata Aicha mengalir. Greg dan Leon yang melihat hatinya tersentuh. Siapa yang tidak tersentuh melihat air mata seorang ibu.

"Ayolah, jangan keluar dulu dong! harus stay cool." Ucap Leon dalam hati.

"Sudah tugas kami menolong dan menjaga Aleena dan Hamish, Nyonya Ziyev." Ucap Greg sopan.

Aicha menatap Greg bingung. Namun Aicha tak ambil pusing ucapan Greg. Bagaimana pun ia harus berterima kasih kepada dua orang di depannya ini. Aicha membungkukkan badannya sebagai tanda terima kasih.

Leon yang melihat itu langsung menghentikan perbuatan Aicha, "tidak Nyonya. Anda tidak perlu seperti itu kepada kami."

"Tapi..."

"Biar saya yang melakukan itu, Nyonya." Leon membungkukkan badannya di depan Aicha. Aicha yang melihat itu tersenyum haru.

"Boleh saya memeluk kalian? sebagai tanda terima kasih." Tanya Aicha dan dijawab anggukan kepala oleh Greg dan Leon.

Aicha memeluk Greg dan Leon. Orang yang sedang berada dalam dekapannya merupakan orang berjasa dalam hidup anaknya. Setiap kita berbuat baik pasti kita akan mendapatkan kebaikan yang kita tanam.

Aicha melepas pelukannya. Menyuruh Greg dan Leon untuk masuk kedalam. Awalnya Greg dan Leon menolak namun ketika mendengar Aicha menawarkan makan malam, perut mereka bersorak senang. Sampai akhirnya mereka mengikuti langkah Aicha.

****

"Wow, mereka telah berkumpul menjadi keluarga yang bahagia. Terlihat seperti keluarga cemara bukan?" Celetuk Olive melihat foto yang ada di tangannya.

Romeo yang baru saja dari dapur menatap benda yang ada di tangan Olive, "apa itu?" Tanya Romeo penasaran.

Olive menyodorkan salah satu foto kepada Romeo. Romeo menerima foto tersebut, meneliti siapa saja yang berada di dalam foto tersebut. Rupanya yang berada di dalam foto tersebut keluarga Alana.

"Andreas telah menyatukan Alana dengan keluarganya."

"Apa Andreas tidak marah kepada Alana? Perbuatan yang Alana lakuin kepada adiknya dan Andreas tetap seperti itu? Sungguh sangat tidak terduga." Olive berbicara dengan nada dramatis.

"Lalu? Kau meminta Andreas bereaksi seperti apa?" Tanya Romeo penasaran.

"Di bunuh kek! Atau nggak di buang di sungai Amazon!" Olive menjawab pertanyaan Romeo ketus.

"Itu kalau Andreas kemasukan jiwamu sayang." Romeo tertawa mendengar jawaban Olive.

"Di kira gue setan apa?!" Nada ketus Olive membuat tawa Romeo semakin keras.

"Mana mungkin ada setan secantik dirimu."

"Stttt berisik sekali dirimu, kalau Alicia bangun bagaimana?!" Olive berkacak pinggang dan meninggalkan Romeo yang masih asik tertawa.

****

"Hamish telah memberi tahu jika Aleena akan kembali besok." Andreas memberi tahu Alana, pasalnya sedari tadi Alana selalu mencari Aleena.

"Obatnya diminum dulu." Andreas menyodorkan piring kecil yang berisi obat, Alana menerima itu dan langsung meminum obatnya. Bagaimanapun Alana harus sembuh.

"Alana,"

Alana yang mendengar itu, menatap Andreas lekat. Jika Andreas memanggil namanya, pasti ada suatu hal yang salah dari dirinya.

"Aku mengetahui semua rencanamu dan kembaranmu. Aku tidak akan bertanya kenapa kau melakukan ini. Tapi aku hanya ingin meminta satu hal kepadamu, bisakah kau melupakan rencanamu? Hapus semua rencanamu. Meminta maaf kepada Aleena, bagaimanapun keluarga Aleena telah merawatmu sampai sekarang, Alana."

"Kau hanya di butakan oleh dendam. Kau ingat pesan papa Suleyman yang selalu kau ingat saat remaja? Kita harus jadi manusia yang bermanfaat untuk orang lain. Kau selalu menjadikan kalimat itu sebagai pegangan hidupmu. Tapi, perbuatan yang kau lakukan kepada Aleena, apa termasuk tindakan bermanfaat?"

"Alana, aku berbicara seperti ini hanya ingin mengembalikanmu ke jalan yang benar. Aku tidak ingin kau tersesat."

Alana menangis, apa yang di katakan oleh Andreas benar. Pesan sang ayah angkat yang selama ini ia jadikan sebagai pedoman kini harus sirna karena kebenciannya kepada Aleena. Dengan berbagai cara Alana lakukan untuk melenyapkan Aleena, apakah masih ada ruang maaf untuk Alana?

"Aku gagal jadi orang baik." Alana menangis tersendu. Tangisan Alana menyayat hati Andreas. Andreas langsung memeluk Alana erat. Mengelus rambut hitam Alana dengan lembut memberikan ketenangan bagi Alana.

"Tidak, kau telah menjadi orang baik bagi Alicia. Kau ibu yang baik bagi Alicia. Kau telah menjadi istri dan pendengar yang baik bagi diriku. Hanya saja kau gagal menjadi kakak yang baik untuk adikmu, Alana."

"Kasih tahu kepadaku, bagaimana caranya agar Aleena bisa memaafkanku. Aku terlalu jahat padanya." Tangisan Alana tidak berhenti, ia terus menangis meratapi kebodohan yang telah ia lakukan. Entah apa yang ia alami semasa koma hingga ia mendapatkan pencerahan hati.

"Kau bisa mengakui semua perbuatanmu. Alana, mungkin bagi semua orang kau orang jahat. But, trust me. Aleena tidak akan pernah menganggapmu jahat, dia sangat sayang kepadamu. Dia pasti marah kepadamu, tapi dia akan dengan mudah memaafkanmu."

"Kau mau mengakhiri semua perbuatanmu yang berniat melenyapkan Aleena?" Tanya Andreas kepada Alana. Alana menganggukan kepalanya sebagai jawaban, mulutnya tidak mampu berbicara hanya isakan tangis yang keluar dari bibirnya.

"Minta maaflah kepadanya. Dan kembali menjadi orang baik."

Alana menatap netra Andreas lekat. Mata itu, tidak pernah berubah. Pandangan yang menyiratkan cinta selalu Andreas berikan padanya, dan ketika mengetahui semua perbuatan dirinya padangan Andreas kepadanya tidak pernah berubah.

"Kau tidak membenci ku, Andreas?"

"Tidak. Rasa cintaku lebih besar dari rasa kecewaku kepadamu."

"Terima kasih." Alana memeluk Andreas erat, menumpahkan air matanya di pundak Andreas.

"Sama-sama. Tetap menjadi orang baik, jangan pernah merasa lelah menjadi orang baik. Bersyukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita lebih baik daripada merampas hak milik orang lain."

Andreas mengusap bahu Alana, memberikan ketenangan kepada Alana. Bagaimanapun Alana istrinya, jika Alana telah keluar dari kebaikan maka Andreas lah yang harus menuntun Alana menuju jalan kebaikan kembali.

____________________________________________________________________________

Spam komen dan vote sebanyak-banyaknya ya!!!

Met malem mingguuuuu🤙🤙🤙

Terimakasih😍😍😍

Twenty Two From LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang