Part 21

71 9 5
                                    

Pagi ini Hamish sudah ada di tempat latihan. Ia dan teman-teman klub nya akan mengadakan pertandingan pekan nanti.

Hamish dan temannya yang bernama Delvin sedang melakukan latihan menendang atau shooting lalu mengoper atau passing.

Setelah hampir satu jam latihan, Hamish dan teman-temannya pun istirahat. Hamish menenggak air mineral lalu mengguyur kepala nya dengan air mineral tersebut. Lalu, Hamish melangkahkan kaki nya ke tempat loker tempat dimana tas dan ponsel miliknya yang ia simpan di sana.

Hamish mengecek ponsel nya. Tidak ada pesan dari siapapun. Padahal Hamish berharap ada pesan dari seseorang yang sudah Hamish rindukan.

"Serius banget natap ponsel nya. Nunggu kabar dari Clara?" Tanya Delvin duduk di sebelah Hamish sambil melirik ke arah ponsel milik Hamish.

Hamish mendengus. Telinga nya seakan-akan menolak jika ada yang membahas Clara.

"Serius gue, lo masih berhubungan sama itu cewek?" Tanya Delvin lagi.

"Ck,enggak lah bodoh!" Decak Hamish.

"Bagus. Emang tuh cewek simpanan om-om anjir. Tapi ngomong-ngomong, lo udah pernah nyobain dong?" Tanya Delvin sambil menaik turunkan alisnya menggoda Hamish.

"Lo bahas dia lagi, siap-siap nih!" Ucap Hamish sambil mengepalkan tangannya seperti ingin meninju Delvin. Sedangkan Delvin tertawa meledek.

***

Sedangkan Aleena kini sedang berada di British Museum yang terletak di Great Russel St, London. Museum ini berisi aneka pameran mengenai sejarah, seni, budaya yang ada di dunia, termasuk sejarah Islam.

Aleena menatap ruang 34 dimana ruangan tersebut adalah area dunia Islam yang dimulai dari abad ke-7 sampai saat ini. Isi koleksinya adalah budaya dari masyarakat yang tinggal di area atau negara yang kental dengan agama Islam.

Pameran yang ada di sini mulai dari sejarah kepercayaan Islam, seni, kaligrafi, dan sains Islam. Beberapa benda seperti lampu masjid, keramik dengan dekorasi kaligrafi dan kerajinan besi juga tersedia di sini.

Aleena masuk ke ruang 34 itu. Hati nya tiba-tiba bergetar saat melihat kaligrafi Al-qur'an. Ya Tuhan, ada apa ini? Mengapa hatiku bergetar saat melihat tulisan ini? batin Aleena sambil matanya berkaca-kaca.

"Permisi nona, apakah kau baik-baik saja?" tanya seorang ibu separuh baya pada Aleena.

Aleena mengerjapkan matanya. Tersenyum manis pada ibu paruh baya itu.

"Aku baik-baik saja kok, Bi." Jawab Aleena.

Namun, ibu paruh baya itu melirik ke arah kalung yang dipakai oleh Aleena. Aleena pun turut ikut melirik kearah ibu paruh baya itu. Ah, ya ampun Aleena lupa dengan kalung yang ia pakai. Pasti ibu paruh baya itu berpikiran aneh terhadap dirinya.

Ibu paruh baya itu pun tersenyum tulus pada Aleena sambil mengelus lembut rambut Aleena.

"Kau sedang belajar tentang Islam ya, nak?" Tanya ibu paruh baya itu.

"Hm, entahlah sebenarnya aku bingung Bi. Ayahku dahulu seorang Muslim sedangkan Ibuku seorang Nasrani. Kami hidup bersama namun berbeda. Sejak kecil Ayahku selalu menanamkan Agama yang ia anut. Namun, hanya sebentar. Saat usia lima tahun Ayahku meninggal dan beberapa tahun kemudian Ibuku menikah lagi. Aku hidup dilingkungan Nasrani,namun hatiku tidak nyaman. Aku bingung harus bagaimana, maka dari itu aku sedang belajar." Jelas Aleena.

"Semoga Allah segera memberikan hidayah kepadamu, Nak. Kalau kau mau, kau bisa datang ke Masjid Brick Lane Jamme. Disana ada komunitas untuk yang baru belajar Islam. Banyak anak sebaya kau yang belajar Islam. Jangan malu, datanglah kesana." Ucap Ibu paruh baya itu.

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now