Part 30

36 6 4
                                    

Keesokan hari nya. Semua kembali ke aktivitas masing-masing. Hamish pun kembali latihan bersama tim klub nya. Dan kini Hamish sedang berada di taman saat ia bersama Aleena.

Tadi, setelah latihan telah usai Hamish tiba-tiba berhenti di taman. Memori nya kembali berputar saat dimana ia bersama dengan Aleena merayakan hari lahir dirinya.

Hamish tersenyum tipis mengingat momen itu. Hampir satu bulan Aleena tidak ada kabar setelah mengirim pesan karena Aleena akan di jodohkan oleh orang lain. Hamish pun sudah pasrah akan kehendak-Nya kedepan nya nanti.

"Pa, aku lelah,"

"Bisakah Papa membawaku bersamamu untuk bahagia bersama? Aku lelah, Pa. Aku lelah tanpa sosok dirimu yang menggenggam erat tangan kecilku," ucap Hamish dalam ke kosongan nya.

"Jika bukan karenanya, aku tidak akan bisa bertahan." ucap Hamish tersenyum mengingat akan hari itu.

"Dia adalah Aleena, Pa. Gadis kecil yang telah menghiburku 20 tahun yang lalu. Aku menemukan nya kembali. Tapi, kami berbeda." ucap Hamish lagi seakan ada orang yang mendengar curhatan nya dengan suara pelan dan bergetar.

Yeah, setelah beberapa momen Hamish bertemu dengan Aleena baik yang tidak sengaja dan di sengaja. Hamish diam-diam mencari tahu asal-usul Aleena, sebab Hamish pun mulai merasa nyaman sama seperti mereka bertemu waktu kecil. Zoé kecilnya kembali. Entah memang ini takdir Allah atau tidak, tetapi Hamish tetap bersyukur karena mereka di pertemukan kembali. Namun, karena perbedaan mereka membuat Hamish berpikir dua kali. Antara lanjut atau berhenti. Dan Hamish memilih untuk serahkan semua kepada Allah sang Pencipta.

Ponsel Hamish bergetar. Menampilkan nama kontak "My World" memenuhi layar ponselnya.

"Assalamu'alaikum, Ma." sapa Hamish setelah panggilan terhubung.

"Wa'alaikumussalam... Hamish apa kabar, Nak? Bagaimana kemarin pertandingan nya? Lancar kan?"

"Alhamdulillah lancar dan Hamish baik-baik aja disini. Mama kabarnya gimana disana? Maaf Hamish belum bisa pulang."

"Alhamdulillah mama juga baik. Gapapa, kalau Hamish sibuk disana Mama maklumi asal jangan lalaikan kewajiban kamu sebagai Muslim dan makannya teratur ya Nak."

"Iya Ma, Mama juga harus jaga kesehatan,"

"Iya, Nak. Hamish lagi dimana sekarang?"

"Hamish lagi di taman, Ma."

"Taman? Sendiri atau,"

"Sendiri, Ma."

"Yasudah kalau sendiri. Mama cuma kangen suara Hamish saja. Maka nya Mama telpon kamu dan alhamdulillah kamu baik-baik aja."

"Iya Ma, Mama tenang aja disana. Hamish disini baik-baik aja. Mama jangan banyak pikiran, nanti Hamish akan pulang dalam waktu dekat ini,"

"Baiklah kalau begitu. Mama tunggu kamu sekalian bawa calon menantu Mama ya,"

"Ma, jangan mulai deh,"

"Mama hanya bercanda, Nak. Tapi lebih bagus lagi kalau Hamish pulang bawa calon menantu Mama."

"Iya nanti Hamish bawain. Mama mau berapa memang nya?"

"Cukup satu. Yang sayang sama Hamish juga harus yang seiman ya, Nak."

Mendengar ucapan Mama nya, Hamish mengatupkan bibir nya rapat-rapat. Mana mungkin ia dan Aleena bisa bersama. Lagi-lagi Hamish pun dihinggapi keraguan.

"Halo, Nak? Kamu baik-baik aja kan? Disana nggak ada apa-apa kan, Nak?"

Hamish pun menghela nafasnya

Twenty Two From LondonWhere stories live. Discover now