Part 20 [18+]

85 7 20
                                    

Langkah kaki pemuda tersebut menyusuri koridor apartement, langkah kakinya akan membawa dirinya ke salah satu unit di Flower Apartement.

Dengan langkah pelan namun tepat, ia berjalan dengan tenang. Memiliki Postur tubuh yang sempurna menjadikan dirinya sebagai idaman para wanita. Memiliki tatapan mata yang tajam, hidung mancung, alis tebal, serta bulu mata yang lentik menambah kesan sempurna pemuda tersebut.

"Sedang apa?" Tanya pemuda tersebut kepada seorang wanita yang sedang berdiri di depan pintu apartement nomor 22.

Wanita tersebut menoleh, wajahnya yang semula tegang kini mulai tenang, "hah, untunglah kau datang."

Pemuda tersebut melangkahkan kakinya cepat, dan ia menatap wanita tersebut seakan bertanya apa yang terjadi. Pemuda tersebut melirik apartement bernomor 22, ia langsung menarik tangan wanita tersebut untuk kembali kedalam apartement yang ber nomor 28.

***

Kosong. Aleena bingung, bukankah tadi bel apartementnya berbunyi? kenapa sekarang tidak ada orang di depan pintu apartement, apakah ada hantu? Bulu kuduk Aleena berdiri ketika memikirkan yang menekan bel apartementnya hantu.

Aleena segera menutup pintu apartementnya kembali, dan berjalan menuju Alana. Aleena memikirkan ucapan sang kakak. Siapa yang akan di kenalkan kepadanya? tidak lelah kah kakaknya mencampuri hidupnya? Aleena tahu, Alana pasti menginginkan pasangan yang baik untuk Aleena tapi tidak dengan perjodohan, Aleena akan menunggu waktu yang tepat untuk bertemu pasangannya. Aleena berfikir tidak perlu terburu-buru untuk mencari pasangan, nanti akan tiba saatnya pasanganmu menghampiri dirimu.

"Kakak akan mengenalkanku kepada siapa?" Tanya Aleena ketika sampai di meja makan.

"Ha-" Ucap Alana terpotong ketika panggilan melengking dari Alicia.

"Mama," Panggil Alicia dari dalam kamar Aleena.

"Anak itu," Desis Alana, setelah itu dia meninggalkan meja makan dan menghampiri Alicia.

Aleena menekan tombol telpon pada nomor di ponselnya.

"Halo," Sapa Aleena.

"Hm... Siapa?" Jawab dari sebrang telpon.

"Ck, bangun nggak lo!" Ucap Aleena meninggi ketika mendengar jawaban dari orang di sebrang telfon.

"Ah masih pagi juga, Zoe." Ucap Olive malas.

"Lo nggak berangkat ibadah? Ini hari minggu," Ucap Aleena mengingatkan Olive.

"Oh My Ghost, gue lupa." Sahut Olive dari sebrang telpon.

"Kebiasaan, lo tidur dimana?" Tanya Aleena penasaran.

"My honey." Sahut Olive.

"Cih," Decih Aleena sinis.

Terdengar suara gelak tawa di sebrang telfon.

"Lo nggak mau ikut gue, Zoe?" Tanya Olive.

"Gue?" Ucap Aleena.

"Nyusul nanti," Lanjut Aleena.

"Di parkiran!" Jawab Olive ketus.

"Itu lo tau," Ucap Aleena tertawa mendengar ucapan Olive.

"Zoe, gue selalu dukung apa yang lo lakuin, selagi itu yang terbaik buat lo. Jangan pernah merasa sendiri," Ucap Olive.

"Semua agama baik, Zoe. Setiap agama selalu mengajarkan kebaikan, sesuai kata gue tadi gue bakal ada sama lo. Ikuti apa kata hati lo, jangan dipaksa, lo punya hak untuk memilih." Lanjut Olive.

Twenty Two From LondonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang