03

7.3K 616 42
                                    

......

Ruangan yang terisi tiga remaja laki-laki ini terasa hening, dua remaja laki-laki menatap satu remaja laki-laki berambut coklat dengan khawatir. Revano, laki-laki berambut coklat itu kini terbaring di tempat tidur dengan damainya.

Satu jam lalu dia membuat kedua saudaranya panik bukan main, saat ingin membawanya ke rumah sakit Revano menolak dan mengatakan dia baik-baik saja hanya kurang istirahat.

Bukan Revano namanya jika tidak membantah, dan akhirnya Alex menuruti kemauannya walaupun terpaksa.

"Apa sih yang terjadi Re?" ucap Alex dalam hati namun matanya tak lepas dari Revano.

"Kenapa lo jadi gini? Pasti ada yang lo sembunyiin dari gue dan Galih," ucapnya lagi dalam hati.

"Apa ini masalah yang besar Re? Sampai-sampai lo sakit kaya gini." Lanjutnya.

"Al," ucap Galih.

"Hhhmm,"

"Apa pikiran lo sama kaya gue?" Alex mengernyitkan alisnya.

"Maksud lo?"

"Revano menyembunyikan sesuatu dari kita," ucap Galih datar.

Alex mengangkat bahunya. "Entahlah Gal, tapi gue ngerasa ada yang gak beres."

"Lo lihat dia sekarang, dia sampe sakit. Apa mungkin masalahnya sangat berat?" Lanjutnya.

"Kita tunggu dia bangun, dan minta penjelasan darinya." sahut Galih dan mendapat anggukan dari Alex.

"Ma.. Mama.." suara itu mengalihkan perhatian Alex dan Galih.

"Re.. Lo kenapa?" ucap Galih khawatir.

"Re.. Bangun man. Jangan kaya gini bego, jangan buat gue khawatir." Lanjutnya.

Revano terus mengigau dan tidurnya gelisah seperti menahan sakit serta keringat dingin membasahi keningnya.

Alex refleks menyentuh dahi Revano, dan betapa terkejutnya dia saat tangan dinginnya menyentuh kening Revano yang panas. "Astaga. Badannya panas banget."

"Gal, kita harus bawa dia ke rumah sakit."

"Lo gila? Tadi ni bocah kan gak mau di bawa ke rumah sakit. Kalo dia ngamuk gimana?"

"Persetan dengan amukan atau sumpah serapah dari ni bocah. Dia sakit man." Alex mencoba membangunkan Revano untuk pergi ke rumah sakit.

"Lo mau ngapain Gal?" tanya Alex saat Galih mengeluarkan ponsel bukan malah membantunya membangunkan Revano.

"Gue mau hubungin Papa."

"Jangan.. jangan beritahu Papa dan Mama." Belum sempat sambungan telpon Galih terhubung, suara purau itu mengalihkan perhatiannya.

"Re.. lo udah bangun?" ucap Alex.

"Jangan beritahu Papa atau Mama dan jangan bawa gue ke rumah sakit," ucap Revano.

"Tapi Re.."

"Jangan paksa gue." Alex mengusap wajahnya kasar.

Selalu seperti ini, Revano selalu membantah meskipun keadaannya tidak baik-baik saja. Alex memutar otaknya, berfikir bagaimana caranya untuk bisa membujuk si keras kepala Revano agar mau pergi ke rumah sakit.

"Pulang atau Rumah sakit?" tawar Alex.

*****

Di kediaman Alatas, seorang pria berjas hitam mendapat amukan dari Tuannya. Pria maskulin yang terkenal dengan ketampanan, kekayaan dan kekuasaannya serta ketegasannya dalam memimpin perusahaan.

AlReGa [END]√Where stories live. Discover now