18

4.5K 349 49
                                    

Sebuah pertemuan yang berawal dari tatap.
Ada perasaan berbeda, tapi perasaan itu masih sebuah misteri.
Tak ingin berharap, tak juga ingin menepis.
Biar saja mengalir seperti air.

♦♦♦

Disebuah lorong sekolah terlihat seorang gadis tengah berjalan dengan penuh semangat menuju kelasnya. Sudah lama ia tidak bertemu teman-temannya di sekolah ini. Karena urusan keluarga ia harus pindah ke bandung sejak kelas sebelas memasuki semester dua. Namun sekarang ia kembali ke Jakarta dan kembali ke sekolahnya dulu, bertemu teman-temannya.

Saat melihat dua orang gadis di depannya, gadis tersebut tersenyum sumringah karena mengenali siapa mereka. Ia berlari ke arah dua orang gadis yang tengah asik bercanda tersebut kemudian merangkul mereka dari belakang.

“Haii...,” ucap gadis tersebut.

Kedua gadis yang di rangkulnya menoleh dengan cepat. “Rizka?!” ucap mereka bersamaan.

“Yaps.. kalian kangen sama gue?” ucap gadis yang bernama Rizka tersebut.

“Kangen banget,” sahut salah satu dari mereka kemudian memeluk gadis yang bernama Rizka tersebut.

“An.. lo gak kangen sama gue?” tanya Rizka.

“Riz, lo kaya gak tau Anjani aja. Dia kan sering sariawan, jadi irit ngomong.”

“Vanessa!” geram gadis yang yang bernama Anjani.

“Kalian ini, gue kangen tau...” Rizka memeluk kedua sahabatnya. Setelah berpelukan dan melepas kangen, mereka bertiga kemudian pergi ke kelas bersama-sama.

“Lo kapan balik sih? Tau-tau udah balik sekolah disini.”

“Gue balik udah seminggu.”

“Ah.. kenapa lo ga kabarin kita sih?”

“Ya, sorry.. gue kan mau kasi kejutan.”

“Gue ga terkejut.. gimana dong?” begitulah obrolan mereka seraya berjalan menuju kelas.

**
Bel istirahat sudah berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin. Begitu juga dengan tiga sahabat yang baru bertemu yaitu Rizka, Vanessa dan Anjani. Setelah sampai di kantin, mereka duduk di kursi paling tengah seraya menunggu pesanan mereka di bawakan oleh ibu kantin.

Di tengah keramaian kantin, terlihat empat pemuda berjalan menuju kantin. Hal tersebut membuat siswa perempuan histeris melihat kedatangan mereka. Semua mata tertuju kepada empat pemuda tersebut di sertai suara bisikan dari para siswa perempuan yang selalu terpesona dengan ketampanan mereka.

Meski terkenal nakal, badboy, dan si pembuat onar. Mereka tetap di kagumi oleh semua siswa perempuan di sekolah tersebut dari adik kelas hingga seangkatan dengan mereka.

Mereka memang si pembuat onar, akan tetapi kejeniusan otak mereka sangatlah diluar ekspektasi. Para guru dan kepala sekolah sampai harus berfikir panjang untuk memberi hukuman kepada mereka. Karena mereka biangnya rusuh, rajanya tawuran, langganan ruang BP dan berbagai hukuman sudah biasa bagi mereka.

Jika siswa lain pasti sudah di drop out sejak dulu, sedangkan mereka tidak. Karena mereka adalah aset berharga bagi sekolah. Mereka sudah banyak mengharumkan nama sekolah dalam berbagai olimpiade. Serta mereka juga putra dari pemilik sekolah tersebut.

Setelah sampai di kantin, mereka memilih bangku paling ujung yang masih kosong karena disana memang tempat mereka dan tidak ada satu pun yang duduk di tempat mereka.

Saat Rizka menoleh ke arah empat pemuda tersebut, secara tidak sengaja matanya bertemu dengan salah satu dari mereka. Beberapa saat ia terpaku dengan mata coklat milik pemuda tersebut, namun sesaat kemudian ia memalingkan wajahnya ke arah lain.

AlReGa [END]√Where stories live. Discover now