08

5.4K 445 47
                                    

*****

Setelah Vanesa memberitahukan bahwa Revano pingsan saat menjalani hukuman, Alex dan Galih kini berlari menuju ruang UKS dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Bel masuk telah berbunyi namun Alex dan Galih tidak memperdulikan itu meski mereka tahu bahwa bolos di jam pelajaran fisika dari bu Novi akan mengakibatkan nilai mereka terancam lagi. Yang ada di otak mereka sekarang adalah Revano, karena sejak pagi mereka tidak bersama seperti biasanya.

"Brengsek," ucap Alex sembari berlari.

"Al, lo tenang. Gue rasa tu anak pingsan karena belum sarapan," ucap Galih mencoba menenangkan Alex.

...
Di ruang UKS Raka tetap terdiam dalam posisinya, memandang sendu sang sahabat yang belum juga membuka matanya. Ia terus mengumpat, mengatakan bahwa betapa bodohnya Revano hingga sampai seperti ini. Dan menyalahkan dirinya, mengapa tidak membawa Revano ke rumah sakit saja dan kenapa malah di bawa ke ruang UKS. Revano butuh dokter saat ini, pikirnya.

Braaakkkkk

Saat pikiran Raka melayang kemana-mana, ia dikagetkan oleh suara gebrakan pintu yang di buka secara kasar. Di ambang pintu terlihat dua remaja laki-laki dengan nafas yang tak beraturan akibat berlari.

"Alex... Galih," ucap Raka. Alex dan Galih mendekat ke arah Raka dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Tatapan mereka tajam dan menusuk, namun tatapan mereka berubah saat retina mereka beralih kepada seseorang yang kini tengah berbaring dengan mata terpejam dan wajah pucat.

"Apa yang terjadi?" ucap Alex.
"Dari kapan?" tanya Galih.

"Satu jam yang lalu," sahut Raka. Ucapan Raka sontak membuat pandangan Alex beralih padanya.

"Dia kaya gini sudah dari satu jam yang lalu, tapi lo gak ngasi tau gue?" Alex menatap tajam Raka.

"Gue gak ngasi tau kalian aja kalian sudah tau," ucap Raka santai seolah tidak takut dengan tatapan tajam Alex.

"Vanesa, dia kan yang ngasi tau kalian?" lanjutnya.

"Hmm."

Raka tersenyum kecil. "Sudah gue duga, karena dia yang liat gue gendong Revano ke UKS."

"Kenapa lo yakin tu cewek bakal ngasi tau gue dan Galih soal Revano? Lo tau kan tu cewek songong banget," ucap Galih.

"Gal, gue tau Vanesa. Dia gak bakal diem kalo itu benar-benar perlu dan penting buat dia lakuin, walaupun itu berhubungan dengan kalian."

"Terserah lo, yang jelas gue peringatkan sama lo Ka. Sekali lagi lo gak ngabarin gue dan Galih apapun yang menyangkut Revano, lo akan tau akibatnya." Alex menekankan setiap kalimat yang ia ucapkan, sedangkan Raka hanya tersenyum simpul.

"Gue oke. Kalian jangan salahin Raka." Suara lirih itu mengalihkan perdebatan yang sedari tadi mulai memanas antara tiga remaja laki-laki tersebut.

"Re, lo udah bangun? Apa yang lo rasain sekarang?" ucap Raka.

Berbagai pertanyaan terlontar dari bibirnya, ia senang karena Revano sudah sadar. Dengan mengabaikan Alex dan Galih, Raka lebih mendekat ke arah ranjang Revano.

"Gue gapapa Ka," ucap Revano.

"Lo buat gue jantungan hari ini Re," sahut Raka.

"Lebay lo." Revano tersenyum singkat menanggapi ucapan Raka.

"Re," panggil Alex sembari mendekat ke arahnya.

"Gue oke Al," ucap Revano sembari mencoba untuk duduk dan di bantu oleh Raka.

AlReGa [END]√Where stories live. Discover now