22

3.5K 315 29
                                    

♦♦♦

Sebuah mobil BMW putih terparkir sembarang di depan halaman rumah mewah. Pemiliknya baru saja datang dari berkeliling kota Jakarta. Alex baru saja tiba di rumah, karena sudah dua hari Alex dan Galih mencari Revano sambil terus menghubungi nomor ponselnya. Namun sampai sekarang Revano sama sekali tidak ada kabar.

Alex juga memerintahkan Bimo dan juga anak buahnya untuk ikut mencari dimana keberadaan Revano. Sedangkan Rosa, sampai saat ini ia terus menangis karena khawatir dengan Revano.

“Re... kamu dimana nak? Jangan buat mama khawatir seperti ini,” ucap Rosa ditengah tangisannya.

“Seandainya papa kamu disini, dia pasti akan dengan cepat menemukan kamu Re. Tapi mama tidak mau membebani papamu karena saat ini dia sedang fokus mengurus proyeknya di Jepang.”

“Mengapa semua terjadi secara bersamaan seperti ini,” lirih Rosa.

“Mama tenang aja, ada Alex sama Galih disini ma.” ucap seorang pemuda yang tidak lain adalah Alex yang sedang bersandar pada pintu dengan tatapan teduhnya.

Rosa langsung menoleh ke arah Alex. “Al... kemari nak,” ucap Rosa dan Alex pun mendekat kemudian duduk disebelah sang mama.

Alex mengangkat sebelah tangannya kemudian menghapus air mata sang mama dengan ibu jarinya. “Mom... don’t cry.

“Al janji akan segera menemukan dimana Re berada. Al juga sudah mengerahkan Bimo dan semua anak buahnya untuk mencari Revano. Dan papa, biarkan fokus pada proyeknya. Agar pikiran papa ngga terpecah ma,” jelas Alex seraya menatap mata sang mama.

“Mama percaya sama kamu Al, kamu bisa mengurus semuanya. Tapi perasaan mama tidak enak sejak malam itu mengenai Revano.” Buliran bening itu kembali jatuh membasahi pipi Rosa.

Alex langsung memeluk sang mama. “Mama tenang aja, Re pasti baik-baik aja ma. Mama tau kan Re itu seperti apa? Dan untuk Mawar Hitam, Al sendiri yang akan mengurusnya.” Alex lebih menekankan kalimatnya ketika menyebut Mawar Hitam dan ada kilatan emosi yang terpancar di matanya.

No.. kamu cukup mencari dimana Revano saja Al. Jangan lakukan hal lain yang bisa membahayakan diri kamu,” ucap Rosa dengan mengeratkan pelukannya kepada Alex.

Don’t worry mom.. Gak akan ada seseorang pun yang boleh mengganggu mama dengan cara meneror seperti ini.”

Malam itu, ketika Alex dan Galih tiba dirumah. Mereka melihat sebuah mobil hitam yang tidak asing meninggalkan halaman rumahnya. Dan Rosa yang bersimpuh menangis tersedu di depan pintu. Setelah memarkirkan motornya, Alex langsung berlari menghampiri Rosa dan memeluknya.

“Mama kenapa? Siapa tadi yang datang?” Alex melepaskan pelukannya dan memegang bahu sang mama yang bergetar karena menangis. Tidak sengaja matanya melihat sebuah kertas di samping sang mama.

“Al.. mama kenapa?” ucap Galih.

“Gal, ajak mama ke dalam dulu.”

“Oke,” sahut Galih.

“Ayo ma, kita kedalem.” Galih mengajak Rosa masuk ke dalam rumah sedangkan Alex masih diam di depan pintu. Alex mengambil kertas yang ada dilantai, giginya menggertak saat membaca tulisan pada kertas tersebut.

Rosa aku kembali dan permainan akan dimulai dari sekarang. Perkenalan cukup waktu itu dan jedanya juga cukup untuk kamu bisa tertawa bahagia Rosa. Tapi belum saatnya kita bertemu sekarang, tunggu saja waktunya. Putra-putramu sangat manis, apalagi yang bernama Revano.
Mawar Hitam

AlReGa [END]√Where stories live. Discover now