42

2.4K 285 56
                                    

"Dendam tidak akan membawamu kepada kebahagiaan. "

•••
Pagi yang cerah untuk memulai hari yang indah, namun pemuda satu ini tetap saja bermalas-malasan dengan selimut dan bantal gulingnya. Entah sudah berapa puluh kali pintu kamarnya diketuk untuk membangunkannya namun pemuda tersebut justru semakin menarik selimutnya dan mengabaikan teriakan yang memanggil namanya dari luar. Revano selalu saja menjadi yang paling malas untuk bangun pagi dibandingkan saudaranya yang lain.

“Lo kalo mau bolos besok aja, hari ini itu hari terakhir ujian pemantapan!” teriak Alex dari luar.

“Ajirr gue lupa!” mata yang tadinya masih mengantuk langsung terbuka mendengar ucapan Alex. Revano langsung bergegas ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah, sedangkan Alex pergi ke ruang makan sambil tertawa saat mendengar kegaduhan di dalam kamar Revano akibat ulahnya.

Diruang makan, Rosa dan Levin sudah menyelesaikan sarapannya. Sedangkan Galih yang tiba-tiba pulang kemarin malam masih diam dan tidak menghiraukan apapun di sekitarnya termasuk kedua saudaranya.

“Al, dimana Revano?” tanya Levin.

Morning,” ucap Revano yang baru memasuki ruang makan membuat Alex tidak menjawab pertanyaan dari Levin.

“Uhuk..uhuk..”

“Al, minumnya pelan-pelan.” Rosa memberikan tissue kepada Alex.

Morning.. morning.. lo buat gue kesiangan masih bisa santai bilang morning,” ucap Alex kepada Revano kemudian menunduk sambil tertawa.

“Ya sorry, gue lupa kalo masih ada ujian lagi hari ini.”

Son...”

“Yes mom?”

“Kamu kesekolah mau memakai kolor saja?” kalimat Rosa membuat Revano langsung menunduk melihat penampilannya. Melihat penampilan Revano yang memakai seragam sekolah lengkap dengan hoodie hitam, sepatu dan tas selempangnya ditambah kolor spongebob dengan rambut yang sedikit berantakan membuat Galih dan Levin berusaha untuk menahan tawa mereka.

“Hahahhaha...”

Berbeda dengan Alex yang sudah tidak bisa menahan tawanya sejak Revano memasuki ruang makan karena melihat penampilan Revano.

“Spongebob kesiangan!” teriak Alex ketika Revano terburu-buru meninggalkan ruang makan menuju kamarnya untuk memakai celana sekolahnya.

Tawa Alex semakin kencang karena hal tersebut, sedangkan yang lainnya hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat Revano.

Hingga sampai disekolah Alex masih saja menggoda Revano yang membuat Revano kesal kemudian meninggalkannya tertawa sendiri di ruang kelas. Tidak lama datang seorang gadis, gadis itu hanya meliriknya sekilas kemudian pergi ke kantin untuk sarapan.

“An!” panggil Alex ketika gadis itu sudah berada di ambang pintu, gadis itu adalah Anjani.
Anjani berbalik namun dengan ekspresi yang berbeda, tatapan matanya juga berbeda dari biasanya yang ditunjukan kepada Alex.

“Ada hal penting?” ucap Anjani dengan nada ketus.

“Lo kesambet apa pagi-pagi? Jutek amat,” ucap Alex.

“Biasa aja,” sahut Anjani.

“Yaudah sana pergi.” Tanpa menjawab Anjani pergi menuju kantin.

Sans Al, cewek kalo lagi laper emang ngeselin.”

Ujian pemantapan kelas dua belas hari ini sudah berakhir, semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang kerumah masing-masing. Berbeda dengan Alex dan Revano, mereka justru pergi ke rooftop. Tiba di rooftop, Revano merebahkan tubuhnya dengan kepala yang beralaskan tas ransel miliknya. Sedangkan Alex hanya duduk di sebelah Revano.

AlReGa [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang