12

5.9K 446 69
                                    

•••••

"Kalian sudah mengerti semuanya?" ucap Bimo kepada semua anak buahnya. Bimo mengumpulkan semua bodyguard yang bekerja di keluarga Alatas. Ia menjelaskan apa yang di perintahkan oleh Levin untuk memperketat penjagaan rumah serta Alrega.

"Mengerti pak," sahut semua orang yang berkumpul disana.

"Tapi kalian harus ingat, jika mengawasi dan menjaga tuan muda jangan sampai membuat mereka terganggu karena mereka bisa saja memberontak dan jangan sampai mereka curiga dengan tindakan kalian," ucap Bimo.

"Baik pak Bimo, kami menegerti. Kami tidak akan membuat tuan muda merasa terganggu terhadap keberadaan kami saat mengawasi mereka," ucap salah satu anak buah Bimo dan di angguki oleh anak buahnya yang lain.

Drrttt... Drrttt...

"Itu saja yang saya sampaikan ke kalian. Sekarang kalian bisa bertugas sesuai yang saya perintahkan," ucap Bimo lalu meninggalkan anak buahnya kemudian mengangkat panggilan masuk di ponselnya.

"Den Alex?" gumannya. Saat melihat siapa yang menelponnya Bimo terlihat bingung, karena tidak biasanya Alex menelpon pada jam pelajaran masih berlangsung.

"Hallo." Tidak ada sahutan dari seberang telepon.

"Den Alex?" Bimo terus berbicara dan berharap mendapat sahutan dari seberang telepon namun tetap sama, tidak ada sahutan. Yang terdengar hanya suara bising seperti orang berkelahi.

Dahi Bimo mengernyit. "Apa tuan muda terlibat tawuran lagi?" pikirnya.

"Kami dihadang oleh orang tak dikenal dan kami butuh bantuan." Suara Alex membuyarkan lamunan Bimo.

"GPS udah gue aktifin." Alex memutuskan panggilan setelah mengucapkan kalimat terakhirnya. Bimo langsung melacak keberadaan Alex, setelah menemukan lokasi tersebut Bimo segera mengumpulkan anak buahnya untuk menuju lokasi dimana Alex berada.

***

Ditengah padatnya lalu lintas kota Jakarta, sebuah mobil mewah berwarna putih melaju dengan kecepatan sedang dan sesekali menambah kecepatannya saat jalanan terlihat sepi diikuti dua mobil hitam di belakangnya.

Di dalam mobil putih seorang wanita tengah gelisah dalam dekapan suaminya, hatinya berdebar kencang memikirkan putra-putranya yang kini tengah dalam bahaya. Rosa dan Levin, merekalah yang ada didalam mobil putih tersebut dan Bimo yang berada di balik kemudi.

Setelah Bimo mendapat telfon dari Alex, ia langsung melaporkan hal tersebut kepada Levin yang sedang berada di ruang tamu bersama Rosa. Kemudian mereka bergegas menuju tempat dimana Alrega berada.

Saat Bimo memberitahu Levin bahwa putra-putranya di hadang oleh sekelompok orang tak dikenal, Levin sangat marah dan ia tau siapa dalang dibalik semua ini. Di tengah kemarahan Levin, Rosa yang berada di sampingnya sudah berurai air mata. Ia takut jika terjadi sesuatu pada ketiga putra tersayangnya.

Ketika Levin akan pergi bersama Bimo dan anak buahnya untuk mencari Alrega, Rosa meminta untuk ikut dengan mereka. Awalnya Levin melarang Rosa untuk ikut namun Rosa tetap bersikeras ingin ikut dan akhirnya Levin memperbolehkannya ikut dengan pengawalan lebih ketat.

"Mas, anak-anak," lirih Rosa yang masih dalam dekapan Levin. Levin yang sedari tadi diam dengan rahang mengeras karena emosi menjadi semakin bertambah mendengar suara lirih sang istri.

"Kamu tenang saja, mereka terlalu tangguh untuk di ajak bermain oleh manusia-manusia keparat seperti mereka. Kamu tau itu kan?" sahut Levin.

Walaupun Levin berkata demikian namun rasa khawatir tetap menggerogoti hatinya. Musuhnya sangat licik dan Alrega tidak tau akan hal itu.

AlReGa [END]√Where stories live. Discover now