09

5.8K 474 53
                                    

˚ ALREGA ˚

Di sebuah rumah besar yang megah dan mewah, seorang wanita setengah baya sedang sibuk di dapur bersama kepala pelayannya.

Wanita itu adalah Rosa Adelia, istri dari Levin. Ia sedang menyiapkan makan siang bersama bi Sarti dan dua pelayan lainnya. Rosa tidak tau jika sang suami pulang lebih awal hari ini begitu juga dengan anak-anaknya yang juga pulang lebih awal hari ini.

Di halaman depan terlihat Bimo sedang mengumpulkan anak buahnya, sejujurnya ia bingung mengapa sang majikan menyuruhnya untuk mengumpulkan semua anak buahnya serta Levin juga pulang lebih awal. Padahal hari ini ia mengatakan bahwa ia akan pulang larut malam karena ada pertemuan dengan kolega bisnisnya dari Jepang.

Beberapa menit kemudian sebuah mobil mewah berwarna hitam yang di kendarai Levin pun tiba. Setelah memarkirkan mobilnya, Levin keluar dari mobil tersebut dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Bimo dan semua anak buahnya menunduk memberi salam, namun yang di beri salam hanya diam dan melenggang masuk ke dalam rumah.

“Apa yang terjadi?”

“Tidak biasanya tuan seperti ini.”

“Iya, apa tuan sedang ada masalah?”

“Entahlah, apa tuan muda Alrega membuat masalah lagi?”

Semua pria berseragam hitam-hitam yang berkumpul di sana melontarkan berbagai pertanyaan satu sama lain, karena mereka merasa ada yang aneh dengan sang majikan. Tidak biasanya Levin pulang dari kantor dengan ekspresi yang dingin, tangan terkepal dan rahang yang mengeras seperti sedang menahan emosi.

“Kalian tetap disini, saya akan menemui tuan terlebih dahulu.”

Bimo bergegas menyusul Levin.
Saat Levin memasuki rumah, semua pelayan menunduk hormat padanya namun tidak di hiraukan. Levin tetap berjalan menaiki tangga menuju ruang kerjanya.

“Nyonya. tuan sudah pulang,” ucap salah seorang pelayan yang bernama Hana kepada Rosa.

“Tumben sekali mas Levin pulang jam segini,” gumam Rosa.

“Tapi nyonya, sepertinya ada sesuatu yang membuat tuan pulang lebih awal.”

“Apa maksudmu Han?” Rosa menoleh ke arah Hana.

“Saya kurang tau nyonya. Tapi sepertinya tuan pulang dalam keadaan emosi,” sahut Hana.

“Baiklah, kamu bantu bibi di sini menyiapkan makan siang. Saya akan temui suami saya dulu,” ucap Rosa.

“Baik nyonya.”

“Apa tuan pergi ke ruang kerjanya?”

“Benar nyonya, tuan langsung menuju ruang kerjanya dan di ikuti pak Bimo.”

“Baiklah, kamu siapkan juga teh hangat untuk tuan.” Rosa segera menuju ruang kerja suaminya.

“Apa ada sesuatu yang terjadi?” gumam Rosa seraya menaiki tangga menuju ruang kerja Levin.

Braakk

Saat Rosa sudah berada di depan pintu ruangan Levin dan akan memutar knop pintu ruangan tersebut, terdengar suara hentakan meja dari dalam sana yang membuatnya berjengit kaget.

Dari cara Levin berbicara dengan penuh penekanan dan terkesan dingin, Rosa paham bahwa saat ini suaminya dalam kondisi emosi dan pasti ada sesuatu yang serius membuatnya semarah ini.

“Apa anak-anak membuat masalah lagi?” Rosa bertanya pada dirinya sendiri.

“Tapi, jika mereka membuat ayahnya marah sudah pasti mereka juga ikut bersama Levin pulang ke rumah.” Lanjutnya.

AlReGa [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang