06

7.3K 460 49
                                    

Seberat apapun beban masalah yang kamu hadapi saat ini, percayalah bahwa semua itu tidak pernah melebihi batas kemampuanmu.

-AlReGa-

*****

Di sebuah ruang kelas terlihat seorang anak laki-laki berambut coklat yang tengah asik mendengarkan lagu melalui headphone-nya.

Ia bersandar dengan santai di bangkunya menikmati alunan lagu yang terputar di ponselnya sambil memejamkan mata.

Sejujurnya ini masih sangat pagi dan belum ada satu siswa pun yang datang ke sekolah, hingga beberapa menit kemudian datanglah seorang anak laki-laki berambut hitam dan wajahnya tidak kalah ganteng dengan anak laki-laki yang berada di bangku paling pojok kelas tersebut.

Anak laki-laki yang baru datang tersebut adalah Raka, awalnya Raka terkejut saat memasuki kelas melihat seseorang yang bisa dibilang jarang bahkan mustahil sudah berada di sekolah pagi-pagi seperti ini dan ini juga baru pukul enam pagi.

Namun setelah beberapa saat terdiam Raka mengulas senyum seraya menghampiri anak laki-laki tersebut.

“Woy...” Raka menepuk pundak anak laki-laki tersebut namun tidak mendapat respon.

“Tumben lo dateng sepagi ini Re?” tanya Raka, dan anak laki-laki tersebut adalah Revano teman sebangkunya.

“Alex sama Galih gak bareng?” Raka bertanya lagi walaupun pertanyaannya yang pertama belum dijawab oleh Revano.

“Re...” Raka kembali menepuk pundak Revano karena pertanyaannya tidak di jawab.

“Berisik,” ucap Revano.

“Elah, galak amat.”

“Pening gue,” ucap Revano.

“Lo kenapa?” Raka duduk di sebelah Revano sambil menatapnya lekat.

“Emang gue kenapa?”

“Buset, malah balik nanya ni bocah.”

“Pergi sana, gue pengen sendiri,” ucap Revano.

“Ya udah, gue keluar.” Raka memilih keluar dan menuruti Revano untuk meninggalkannya sendiri, karena percuma saja.

Berdebat dengan Revano tidak ada akhirnya jika salah satu tidak ada yang mengalah.

.......
Setelah Raka keluar Revano memilih posisi tidur dengan menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangan yang terlipat di atas meja sambil mendengarkan musik dari ponselnya.

Semalam Revano tidak bisa tidur sama sekali saat pikirannya kembali teringat dengan ucapan dokter Dava serta sakit itu kembali menyerang tubuhnya.

Pagi ini Revano memilih berangkat ke sekolah sendiri dan lebih pagi dari biasanya.

Hati dan pikirannya kacau dan selalu kacau sehingga dia memilih untuk sendiri, Revano tidak ingin Alex dan Galih khawatir namun cepat atau lambat semua pasti akan terbongkar.

Masalahnya dengan Darwin pun belum selesai sedangkan kondisinya saat ini tidaklah memungkinkan untuk berhadapan dengan Darwin.

Revano ingin menyelesaikan urusannya dengan Darwin tapi tidak dengan melibatkan Alex dan Galih.

Tawaran Drawin untuk bertanding di arena tengkorak memang sangatlah gila, namun keputusan sudah di ambil bahwa Revano menerima tantangan Darwin.

Dan ini bertolak belakang dengan kedua saudaranya. Alex dan Galih menentang keras keputusan Revano, dan jika Revano tetap melakukan balapan di arena tengkorak tersebut maka Alex dan Galih juga akan ikut balapan di arena tersebut walaupun itu sangat berbahaya dan mereka sama sekali tidak paham dengan arena tengkorak.

AlReGa [END]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang