13

5.9K 414 54
                                    

Ketika aku berduka. Kau selalu ada memeluk lukaku. Di saat ku butuh teman. Yang mengertiku, bahagiakanku
Telah banyak cerita yang kita lalui. Menangis bersama dan tertawa. Jarak di antara kita tak lagi bermakna. Engkau sahabatku selamanya.
-Tiffany Kenanga, Sahabat-

♦♦♦

Sahabat, aku merindukan masa lalu. Masa lalu yang telah usai, masa lalu yang begitu indah kau bawa pergi bersamamu kemudian meninggalkan sebuah kenyataan pahit yang hingga kini tidak bisa ku terima begitu saja. Aku tahu bahwa ini takdir, semua orang mengatakan hal itu padaku dan aku mulai tersadar bahwa takdir memiliki kuasa penuh akan jalan hidup seseorang termasuk jalan hidupku.

Takdir sudah merenggut seseorang yang sangat berarti dalam hidupku, bukan hanya seseorang melainkan dua orang. Dua orang yang paling berarti yaitu, Mama dan Azka. Setelah mereka kau ambil, aku memang masih memiliki papa tapi tetap saja aku merasa hidupku sudah tenggelam dalam kesepian dan kegelapan hingga pada akhirnya dia datang.

Dia dan kedua saudaranya, si tiga serangkai rajanya jalanan yang tak terkalahkan dan si panglima tempur satu, dua dan tiga dalam peperangan anak sekolahan yang lebih terkenal dengan istilah tawuran. Perlu diketahui, mestinya panglima tempur hanya ada satu yaitu si dingin Revano Leonard, namun ia mengajukan syarat konyol jika ia menjadi si panglima maka ia harus memiliki serep panglima lagi yaitu kedua saudaranya Alex dan Galih sebagai panglima dua dan tiga serta Raka sebagai penasehat.

"Gue mau jadi panglima tapi ada syaratnya," ucap Revano.

"Syarat apa sih Re? Ribet amat lo tinggal bilang iya," ucap Rafli salah seorang temannya.

"Kalo ga mau ya udah." Revano beranjak meninggalkan teman-temannya.

"Apa syarat lo Re?" tanya Raka.

"Ka, lo kalem-kalem gini bisa tawuran?"

"Gue nanya apa syarat yang mau lo ajukan bukan malah nanya balik. Dan pertanyaan lo harus ya gue jawab?" Raka menatap datar Revano.

"Gue cuma nanya doang, eelaahh. Tinggal jawab aja ribet lo," ucap Revano sambil tersenyum miring.

"Lo raguin gue?"

"Udahlah, itu pertanyaan ga penting lo ladenin. Re cepetan bilang apa syarat lo, cacing gue tawuran nih." Galih menepuk perutnya yang terus berbunyi karena lapar.

"Gue butuh serep," ucap Revano datar.

"Serep? Ban serep?" tanya Galih.

"Kalo gue jadi panglima, mereka berdua jadi panglima serep gue."

"Lo gak mabuk kan bro? Lo sehat kan?" Galih menyentuh kening Revano dengan ekspresi yang mampu membuat siapa pun ingin tertawa.

"Konyol," desis Alex.

"Lo kira gue sama Alex ban serep?"

"Gue cuma perlu jawaban iya atau tidak, sebelum gue berubah pikiran."

"Ya.. mereka jadi serep lo," sahut Raka.

"Oh demi apa gue jadi panglima serep?" Galih menepuk dahi dengan kesepakatan konyol saudaranya.

"Terima aja, anggap aja itu pengorbanan demi cacing-cacing lo yang lagi berjuang tu di dalem." Revano menyikut perut Galih sambil tersenyum jahil kemudian berlalu meninggalkannya yang sedang di tertawakan oleh Raka dkk.

AlReGa [END]√Where stories live. Discover now